Tahura Djuanda Bandung, Ada Musim Burung Asal Eropa dan Cina Bermunculan, Pertanda Datang Musim Hujan

- 28 Juli 2023, 11:32 WIB
Tahura Djuanda Bandung
Tahura Djuanda Bandung /Instagram @tahuradjuanda.official

DESKJABAR – Tahura Djuanda Bandung, Jawa Barat, memiliki banyak keunikan flora dan fauna, diantaranya migrasi burung-burung asal Eropa dan Cina. Tetapi, hanya pada bulan-bulan tertentu, burung-burung asing tersebut muncul di Tahura Djuanda dimana pengunjung bisa melihatnya.

 

Kabarnya, burung-burung asal Eropa itu terbang melintasi Samuedara Antlantik migrasi musiman. Ada pun Tahura Djuanda Bandung merupakan salah satu tempat favorit para burung asal Eropa dan Cina itu singgah.

Ada pun burung-burung asal Eropa dan Cina yang suka singgah di Tahura Djuanda adalah dari jenis raptor. Tampaknya, lingkungan ekosistem hutan di Tahura Djuanda yang begitu terjaga keasriannya, membuat aneka burung menjadi senang singgah.

Baca Juga: Ular Koros Penghuni Tahura Djuanda Bandung, Ini Sifat Hewan Tersebut

Gambaran umum

Kepala Tahura Djuanda Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, Budiansyah, di Bandung, yang dikonfirmasi DeskJabar, Jumat, 28 Juli 2023, memang ada musim burung-burung asal Eropa dan Cina muncul di Tahura Djuanda. "Biasanya, para burung dimaksud bermunculan di Tahura Djuanda pada bulan Oktober," ujarnya  

Lianda Lubis dan Sungsang Suprapto yang menulis buku “Raptor Tahura Djuanda” yang diterbitkan oleh Yayasan Landas Pundak Raksasa bekerjasama dengan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, memberikan gambaran soal burung-burung raptor asal Eropa yang rutin singgah di Tahura Djuanda.

Disebutkan, raptor adalah sebutan lain dari  komunitas burung pemangsa. Umumnya, raptor memiliki ciri bentuk tubuh yang sangat kuat alias kekar, karena berfungsi untuk menerjang mangsa dengan kecepatan dan akurasi sangat baik.

Burung-burung raptor ke Tahura Djuanda biasanya bermunculan pertengahan Oktober setiap tahunnya. Bermunculannya para burung raptor tersebut, oleh masyarakat sering dijadikan pertanda datang awal musim hujan akhir tahun.

 

Nah, dengan fenomena ramalan BMKG yang sering meleset belakangan ini, boleh jadi masyarakat di Kota Bandung akan lebih percaya melihat datangnya awal musim hujan dengan kedatangan para burung raptor di Tahura Djuanda Bandung.

Jadi, jika ingin melihat datangnya musim hujan pada akhir tahun, masyarakat Kota Bandung tinggal datang saja ke Tahura Djuanda. Jika burung-burung raptor asal Eropa dan Cina sudah bermunculan, boleh pede, musim hujan segera tiba. Tetapi jika burung-burungnya belum nongol, ya sabar saja musim hujan belum akan datang.

Selain singgah, berbagai burung jenis raptor yang bermigrasi ini juga tinggal sementara di Tahura Djuanda. Bahkan, burung-burung dimaksud mencari makan dan berkembangbiak di Tahura Djuanda.

Gambaran fenomena unik soal migrasi burung-burung raptor ini, juga dimuat pada www.erianggorokasih.com/2019/12/menghadiri-bedah-buku-raptortahura.html?fbclid=IwAR38CRerThWOylAOCfeLX3G7GZEX_mQ8MHIvpWQ_DEeHzlhuJV3lPDKwv2M&m=1

Kajian Oxford University

Vincent Nijman dari Oxford Brookes University melalui situs researchgate.net menyebutkan, migrasi empat raptor migran utara (Oriental Honey-buzzard Pernis ptilorhyncus, Chinese Sparrowhawk Accipiter soloensis, Japanese Sparrowhawk A. gularis dan Common Buzzard Buteo buteo) dipelajari di pegunungan Dieng, Jawa Tengah, Indonesia selama September-Oktober 1998.

Populasi bermigrasi melalui Jawa Tengah berasal dari Asia bagian utara dan kemungkinan besar telah melewati semenanjung Thailand-Melayu dan Sumatera sebelum mencapai Jawa Barat dan Jawa Tengah. Proporsi yang tidak diketahui berlanjut ke Bali dan/atau Kepulauan Sunda Kecil.

 

Secara keseluruhan, ada 68 kelompok dengan total 885 individu dihitung lewat. Sebanyak 95 persen individu yang teridentifikasi adalah penerima, dua pertiganya dapat diidentifikasi hingga tingkat spesies.

Baca Juga: Antisipasi Kebakaran Hutan Saat Kemarau Jawa Barat 2023, Dinas Kehutanan dan Perhutani Bekerjasama

Bagian diarahkan dari WSW-SW ke E-ESE, mengikuti keselarasan gunung berapi di Pulau Jawa. Jumlah kelompok paling tinggi pada sore hari; individu tunggal diamati secara signifikan lebih sering pada pagi hari dan kelompok besar (> 25 individu) pada sore hari.

Individu tunggal dan kelompok kecil (lima individu atau kurang) menghabiskan waktu yang jauh lebih sedikit di area tersebut daripada kelompok besar. Hutan pegunungan Dieng juga digunakan sebagai tempat persinggahan dan berburu semalaman.

Perbedaan proporsi kedua spesies Accipiter yang teridentifikasi di lokasi studi Jawa dan Bali menunjukkan rute migrasi tambahan ke jalur yang mengikuti pegunungan Jawa.

Ini mungkin mengikuti tepi timur Paparan Sunda. Pegunungan Dieng memenuhi syarat sebagai Area Burung Penting (IBA) global dengan alasan kongregasi raptor, serta karena keberadaan spesies yang terancam dan terbatas secara global. ***

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah