Menurut Fredy, segala sesuatu tidak ada yang tidak mungkin, karena saat belajar mobil itulah tejadinya insiden atau gesekan sehingga membuat kondisi mobil baru itu lecet atau rusak.
Bisa saja kondisi itu apalagi itu mobil baru, membuat ada kemarahan dari pihak Amel, bisa keluarganya atau orangtuanya. Hal itu wajar karena mobil barunya dalam kondisi rusak.
“Apakah kemarahan ini cukup sampai disitu? Apakah kemarahan dari pihak almarhumah sampai disitu kepada orang yang mendampingi Amel saat berlatih mobil? Apakah berlanjut ke hari-hari berikutnya?
Baca Juga: Sejumlah Desa di 2 Kabupaten di Jabar Akan Tinggal Kenangan, Akhir 2023 Tenggelam oleh Bendungan Ini
Demikian pula bagi orang tersebut, apakah orang yang mendampingi almarhumah Amel mau menerima atas kesalahan yang telah dilakukannya sehingga mobil amel rusak?
Namun melihat dari karakter orang tersebut, menurut Fredy, orang tersebut memiliki karakter baik dan mungkin mau menerima kesalahannya.
“Tapi orang yang bersangkutan itu tidak sendirian, dia punya keluarga, bisa punya kakak, adik, atau punya orang tua, atau punya anak. Ada orang terdekat,” ujarnya.
“Tentu sebagai orang terdekat tidak akan terima yang bersangkutan dimarahi, meski dia telah melakukan kesalahan,” paparnya.
Seperti diketahui dalam wawancara di kanal YouTube Heri Susanto yang ditayangkan setahun lalu, Diki pacar almarhumah Amel, memaparkan komunikasinya di hari-hari terakhir Amel.
Diki menceritakan, dirinya baru sadar setelah pacarnya tersebut tewas di kasus Subang 2021, bahwa sebelum kejadian ada semacam firasat.