Sukabumi, Orang Hilang di Pantai, Ada Bahaya Kelautan atau Diseret Nyi Roro Kidul ?

- 24 April 2023, 13:39 WIB
Ada tanda-tanda sedang terjadi bahaya kelautan.
Ada tanda-tanda sedang terjadi bahaya kelautan. /Instagram @kkpgoid

DESKJABAR – Wisata di pantai merupakan salah satu rekreasi masyarakat ketika liburan, termasuk libur Lebaran. Tetapi sering terjadi, ada kabar orang hilang di laut karena terseret ombak.

Di pantai Sukabumi, Jawa Barat dikabarkan ada 17 wisatawan terseret ombak, dimana 5 belum ditemukan, ada 5 orang belum ditemukan. Sebenarnya ada tanda-tanda laut sedang berbahaya, walau sebagian orang masih percaya mitos Nyi Roro Kidul.

Kejadian terseretnya 17 orang di pantai Sukabumi dikutip DeskJabar.com dari Instagram @infojawabarat, pada Minggu 23 April 2023. Kejadiannya di pantai Ombak Putih, pantai Batu Bentang, dan pantai Ujunggenteng.

 

Sampai abad ke-21 ini, masih ada sebagian orang menghubung-hubungkan orang hilang terseret ombak di pantai selatan Pulau Jawa dengan mitos Nyi Roro Kidul. Padahal, sebenarnya ada tanda-tanda kondisi laut sedang berbahaya, yang bisa diperhatikan masyarakat.

Jika mengetahui tanda-tanda tersebut, sebaiknya masyarakat jangan berenang di pantai, termasuk di pantai selatan Pulau Jawa. Sebab, tanda-tanda dimaksud menunjukan kondisi laut sedang berbahaya dan akan muncul ombak besar.

 Baca Juga: Ribuan Wisatawan Padati Objek Wisata Kawasan Global Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Sukabumi, Jabar

Cara mengetahui kondisi laut sedang berbahaya

Cara mengetahui kondisi laut sedang berbahaya atau sedang aman, adalah mengetahui bentuk gelombang laut. Tanda-tanda ini pun bisa dikenal sebelum kita berniat berenang di pantai, jika sedang berbahaya sebaiknya menghindar daripafa digulung atau terseret ombak.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan gambaran bentuk gelombang laut yang terancam menjadi berbahaya. Bentuk yang harus diwaspadai, adalah ketika gelombang laut sedang berbentuk persegi, ini ciri sedang berbahaya.

Melalui Instagram @kkpgoid, disebutkan, gelombang laut berbentuk persegi disebut pula cross sea. Ada pun terbentuknya gelombang laut berbentuk persegi, disebabkan persilangan dua gelombang skala besar secara bersamaan.

Baca Juga: 17 Wisatawan Pantai Pelabuhan Ratu Sukabumi Terseret Ombak, 12 Selamat, 5 Hilang Masih Dalam Pencarian

Jika kondisi laut sedang berbentuk kotak-kotak atau persegi, sebaiknya hindari dan jangan berenang. Sebab, pada kondisi ini arus laut sedang deras dan kuat.

Ada pun penyebab cross sea di laut atau bentuk gelombang laut sedang kotak-kotak, adalah pertemuan dua laut hingga berpotongan satu sama lain. Minimal, ada dua gelombang dengan arah datang yang berbeda, kemudian dibangkitkan oleh gaya angin.

Penyebab lainnya, adalah angin lokal yang sangat kuat. Ini menyebabkan gelombang angin di atas swell.

Baca Juga: Di Kebumen, Misteri Banyak Orang Pindah ke Dasar Laut dan Nyi Roro Kidul Ingin Suami Bule

Jika sebuah kapal melintasi gelombang laut sedang berbentuk persegi, besar kemungkinan mengalami kecelakaan karena terjebak di tengah-tengah gelombang. Para pelaut menjadi kesulitan melakukan navigasi.

Ketika kondisi laut gelombangnya sedang kotak-kotak, sejago apa pun orang berenang, tetap akan kesulitan melaluinya. Bahkan, ketika gelombang laut sedang bentuknya kotak-kotak, bisa menimbulkan gelombang tinggi sampai tiga meter lebih. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Berbagai Sumber Instagram @kkpgoid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x