“Eta kunaon lain lalaunan nyundut kuluwungna dalam logat sunda (itu kenapa bukan pelan-pelan nyalakannya),” tanya Iwan
“Lamun lalaunan cos langsung ngabalik kaluhur (kalau pelan-pelan cos langsung ngebalik ke atas) jadi kalau nyalakannya harus sigap dan langsung diinjak oleh kaki maka akan menghasilkan suara keras ke depan,” kata ketua RW setempat.
Kemudian Iwan juga melihat cara memasukan amunisi/ bahan bakarnya menggunakan karbit, “coba ningali coba (coba lihat coba),” ujarnya.
Lalu Iwan bertanya, suara menggelegar dan menimbulkan getaran “ini ga apa-apa dengan kaca rumah?,” dan dijawab oleh salah seorang warga, kadang-kadang ada juga yang retak dan pecah.
“Lalu disambut ketawa Iwan, seraya berkata itu maksudnya,” kata Iwan.
Baca Juga: Inilah Cara Melihat Khodam Pendamping Diri Sendiri, Gampang Sekali dan Tanpa Ritual
Bahan lodong dan kuluwung
Bahan yang digunakan untuk membuat lodong dan meriam kuluwung, bambu (lodong) dipotong sepanjang 1,5 meter dan pada ujungnya diberi lubang sumbu.
Sedangkan pembuatan kuluwung masyarakat biasa menggunakan bahan dari kayu kapuk dengan ukuran sekitar 4 meter, karena kayu tersebut memiliki lubang tengah yang berdiameter cukup lebar, kemudian bagian luarnya diikat kuat menggunakan tali dari bekas ban bekas.