DESKJABAR- Pemkab Sumedang mengajukan usulan ke Pemprov Jabar agar pihaknya ikut mengelola wisata di Bendungan Sadarwarna yang baru diresmikan Presiden Jokowi pada Desember 2022. Pengelolaan destinasi wisata di tempat tersebut, dimaksudkan untuk menumbuhkan ekonomi warga sekitar yang terdampak bendungan tersebut.
Hal ini sebagai tindak lanjut dari pertemuan Pemkab Sumedang dengan kelompok warga Desa Surian, Kecamatan Surian, yang wilayahnya terdampak proyek Bendungan Sadawarna.
Bahkan untuk pembangunan destinasi wisata Bendungan sadawarna tersebut, pihak Pemkab Sumedang sudah menyiapkan desain rencananya, yang nantinya akan dibahas bersama kelompok warga Surian. Bahkan mereka pun sudah menyiapkan anggarannya.
Destinasi Wisata Bendungan Sadawarna
Mengutip dari laman sumedangkab.go.id, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengemukakan bahwa pihaknya sudah mengusulkan kepada Pemprov Jabar untuk bisa mengelola wisata di Bendungan Sadawarna.
Hal itu dikemukakan Dony Ahmad Munir setelah Pemkab Sumedang bertemu dengan jajaran Kaum Muda Surian (Kamus) dan Jaringan Kerja Ecovillage Jabar di Ruang Cakrabuana Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS), Kamis 6 April 2023.
Pertemuan ini sebagai bentuk keseriusan Pemda Kabupaten Sumedang dalam menindaklanjuti aspirasi masyarakat Surian sebagai warga terdampak Bendungan Sadawarna.
"Di sekitar lokasi bendungan nantinya akan dibangun tempat wisata untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat Surian. Rancangan desain wisatanya sudah ada dan akan didiskusikan dengan perwakilan warga Surian," katanya.
Bupati Dony hmad Munir berharap nantinya bendungan tersebut akan menjadi tempat wisata yang menciptakan lapangan pekerjaan dan benar-benar menggerakkan ekonomi warga sekitar.
"Insyaallah anggarannya sudah ada. Tinggal menunggu waktu. Yang jelas kita ingin fungsional terlebih dahulu. Mohon doanya semuanya lancar," kata Bupati Dony.
Diresmikan Jokowi pada Desember 2022
Bendungan Sadawarna berada di sebagian wilayah Kabupaten Subang dan Sumedang dan telah diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 27 Desember 2022. Bendungan Sadawarna merupakan bendungan ke-33 yang telah diresmikan Jokowi dan dioperasikan sejak 2015, serta termasuk dari 61 bendungan yang ditargetkan selesai hingga 2024 mendatang.
Menurut Jokowi, Bendungan Sadawarna memiliki daya tamping air 70 juta meter kubik dengan luas genangan sekitar 680 hektare. Bendungan ini memiliki manfaat utama untuk mengairi area persawahan seluas 4.280 hektare di Kabupaten Subang dan Indramayu.
"Kita harapkan dengan banyaknya waduk-waduk yang dibangun di Indonesia, produktivitas tanaman pangan, utamanya padi dan hortikultura dan lain-lainnya bisa naik, sehingga ketahanan dan kemandirian pangan kita semakin baik," kata Presiden Jokowi.
Saat itu Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan bahwa Bendungan Sadawarna merupakan bendungan ke-5 di Jawa Barat yang telah selesai dan diresmikan sejak 2014. Dimana sebelumnya telah selesai Bendungan Jatigede di Kabupaten Sumedang, Bendungan Kuningan di Kabupaten Kuningan, Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor.
"Penyumbang surplus beras di Indonesia ranking 1 adalah Kabupaten Indramayu, produksinya hingga 1,3 juta ton per tahun. Adanya Bendungan Sadawarna InsyaaAllah produksinya akan naik hingga 1,8 juta ton per tahun," kata Ridwan Kamil.
Keberadaan Bendungan Sadawarna ini juga menurut Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko juga memiliki manfaat sebagai pengendali banjir Sungai Cipunegara yang mengalir dari Gunung Bukit Tunggul di Pegunungan Bandung Utara dan bermuara ke Laut Jawa, tepatnya di wilayah utara Jawa Barat.
Menurut Dirjen Jarot, Bendungan Sadawarna memiliki kapasitas tampung 70,86 juta m3 dengan panjang bendung kurang lebih 933 meter dan tinggi 40 meter. Titik bendungan diukur dari hulu sungai memiliki jarak sekitar 43 km. Di sisi lain, panjang Sungai Cipunagara 147 km, sehingga dari titik Bendungan Sadawarna dapat mengendalikan banjir sekitar 1/3 DAS Cipunagara.***