Sejak diserahkan kepada Republik Indonesia pada tahun 1951 dan kemudian bernaung di bawah Institut Teknologi Bandung, Observatorium Bosscha menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi: meneliti, mendidik, dan mengabdi pada masyarakat.
Melalui observatorium ini, topik penelitian telah berkembang dari fisika bintang dan Galaksi Bima Sakti, meluas ke topik Tata Surya, ekstragalaksi, dan kosmologi.
Sumbangsih Observatorium Bosscha bagi Astronomi Dunia
Paul Ho dalam sambutannya pada pringatan 100 Tahun Observatorium Bosscha menyampaikan sambutannya berjudul"Bagaimana Indonesia dapat Lebih Terlibat di Jaringan Astronomi."
Pror. Paul Ho menyampaikan betapa pentingnya pengembangan ilmu astronomi. Terlepas dari teknologi, sumber daya manusia adalah faktor yang sangat penting dari pengembangan ilmu astronomi. Paul Ho memastikan para astronomer berbakat untuk mau tinggal dan bekerja di Indonesia maupun Asia harus menjadi prioritas kita.
“Bosscha adalah kebanggaan dan pencapaian dari Asia. Pengoperasian observatorium ini melewati beberapa generasi adalah pencapaian yang luar biasa,” ujarnya.
Diapun memaparkan salah satu pencapaian observatorium ini dalam perkembangan astronomi dunia. Menurutnya, Bosscha turut berkontribusi dalam pengambilan foto event horizon black hole pada 12 Mei 2022.
Observatorium Bosscha yang tergabung di jaringan East Asian Observatories (EAO) dan ITB sebagai koordinator nasional ikut dalam pengumpulan citra radio event horizon.