Menhub mengatakan, pembangunan proyek infrastruktur transportasi publik seperti kereta cepat ini diperlukan untuk mengatasi berbagai permasalahan, salah satunya yaitu masalah kemacetan.
“Kita tahu bahwa cost dari kemacetan itu triliunan. Oleh karena itu bapak Presiden Jokowi memberikan tantangan kepada kami untuk bangun MRT, LRT, kereta cepat, dan transportasi publik lainnya, yang diharapkan bisa mengurangi kerugian yang ditimbulkan akibat kemacetan,” ucap Menhub.
Nantinya dengan beroperasinya kereta cepat pada Juli 2023, Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang memiliki kereta cepat yang berkecepatan hingga 360 km/jam.
Ia juga mengungkapkan, kereta cepat dibangun dengan teknologi yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan menambah pengalaman SDM di bidang perkeretaapian.
Sementara itu untuk pemasangan rel, seperti dikutip dari Instagram keretacepat_id, pemasangan rel yang akan membentang dari Stasiun Tegalluar hingga Stasiun Halim Perdanakusuma (Jakarta) baru mencapai 36,60 persen.
“Sobat Kereta Cepat! Pemasangan rel di jalur KCJB saat ini, sudah mencapai 110,68 kilometer, loh,” tulisnya dalam pstingan di akun Instagram resmi mereka.
“Rel tersebut disambung dengan cara dilas menjadi satu kesatuan. Sebelum dilas, rel tersebut terdiri 10 batang rel terpisah,” tulisnya.
“Setelah penyambungan mencapai 500 meter panjangnya, barulah rel tersebut dipasang. Jumlah keseluruhan batang rel yang perlu disambung adalah 11 ribu batang rel dengan panjang masing-masing 50 meter,” tambahnya.