Sifat masyarakat di Ciamis, Tasikmalaya, dan Garut
Salah seorang tokoh petani di Ciamis yang juga Ketua Asosiasi Agribisnis Cabe Indonesia (AACI) Jawa Barat, Asep Halim, mengatakan, bahwa sepengetahuan dirinya, bahwa warga Priangan Timur, terutama Tasikmalaya, Ciamis, dan Garut, punya sifat “rikrik” dan “gemi”.
“Orang di Priangan Timur itu kalau punya uang, rata-rata gemar menabung dan memutarkan uang pada usaha produktif. Mereka membelanjakan uang jika hanya untuk keperluan penting dan sangat seperlunya,” ujar Asep Halim, pada suatu kesempatan berbincang-bincang soal agribisnis cabe di Ciamis, beberapa waktu lalu.
Asep Halim mencontohkan, di Ciamis, Tasikmalaya, dan Garut masyarakat perdesaan boleh dikatakan hidupnya tenteram. Sebab, mereka punya kebiasaan, jika memperoleh untung besar dari usaha pertanian, kemudian disimpan sebagian.
Baca Juga: Drone Asing Masuk Indonesia ? Air Defence System Buatan Pindad Bandung Siap Merontokkan
Cara investasi para petani
Gambaran serupa dilontarkan salah seorang pengamat bisnis agro di Jawa Barat, Yoga Udayana, yang pernah menjadi tenaga pendamping di Dinas Indag Agro Jawa Barat, bahwa pada dasarnya, masih banyak masyarakat petani di Jawa Barat menyimpan uangnya dengan cara menginvestasikan dengan membeli emas.
Catatan DeskJabar, jika melihat bahwa proyek apa pun, yang tergusur menjadi korban umumnya adalah menggusur lahan-lahan pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
Sudah jelas terjadi alihfungsi lahan hijau yang terus berkurang, walau pun proyek-proyek tersebut disebut-sebut untuk kepentingan umum.
Khusus untuk usaha pertanian, tergusurnya suatu lahan pertanian produktif, secara nyata adalah menggusur mesin uang milik masyarakat perdesaan.
Nah, tinggal bagaimana masyarakat perdesaan kemudian memanfaatkan uang hasil gusuran “mesin uang” mereka. ***