Berdasarkan catatan sejarah, pada abad ke-5 Jayashingawarman membangun sebuah dusun kecil di tepi sungai Citarum. Dusun tersebut kemudian berkembang pesat menjadi sebuah kerajaan yang diberi nama Tarumanagara.
Baca Juga: Kabar Terkini Tol Getaci: Memiliki Struktur Geologi Rumit Perlu Penanganan Khusus
Terdapat tujuh mata air di kawasan Situ Cisanti sebagai hulu sungai Citarum, yaitu Pangsiraman, Cikahuripan, Cikawedukan, Koleberes, Cihaniwung, Cisandane, dan Cisanti.
Pada tahun 670 Masehi Tarumanegara terpecah menjadi dua kerajaan yakni kerajaan sunda yang berpusat di Bogor, dan kerajaan Galuh yang berpusat di Ciamis, dengan sungai Citarum sebagai perbatasan kedua kerajaan.
Saksi keberadaan Kerajaan Tarumanegara ini salah satunya Candi Batujaya yang berada di Karawang sekitar 500 meter dari aliran Sungai Citarum yang kemudian bercabang menjadi 3 anak sungai yaitu Sungai Bungin, Balukluk, dan Muara Gembong sebelum bermuara ke Laut Jawa. Artefak Danau Bandung Purba
Sungai Citarum mengalir melalui Cekungan Bandung yang dikelilingi oleh gunung berapi dengan ketinggian antara 650 m dan 2.000 m di atas permukaan laut.
Sekitar 105.000 tahun lalu sebagai dampak letusan dahsyat Gunung Sunda yang menutup aliran Sungai Citarum, sehingga airnya menggenangi cekungan dan menyebabkan terbentuknya Danau Bandung Purba
Seiring berjalannya waktu, permukaan air meningkat dan diperkirakan 36.000 tahun yang lalu ketinggiannya pernah mencapai 725 m di atas permukaan laut.
Material letusan Gunung Tangkupanparahu, penerus Gunung Sunda, tumpah ke selatan mendekati lokasi dekat Citarum di kawasan yang sekarang disebut Curug Jompong, yang kini dibuat terowongan Nanjung.