DESKJABAR - Magamendung adalah salah satu corak batik yang ada di Indonesia yang sudah mendunia, bagaimana sejarahnya dan bagaimana filosofinya, simak artikel berikut.
Batik adalah hasil karya bangsa Indonesia yang merupakan perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia. Batik Indonesia dapat berkembang hingga sampai pada suatu tingkatan yang tak ada bandingannya baik dalam desain/motif maupun prosesnya.
Batik adalah salah satu kebudayaan khas Indonesia yang sudah menyebar di masyarakat Indonesia. Hasil karya bangsa Indonesia merupakan perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia.
Baca Juga: 5 Manfaat Kucing dan Hewan Peliharaan Bagi Manusia, Bisa Menurunkan Kolesterol, Benarkah?
Salah satu corak batik Indonesia unik yang sudah sangat dikenal di Indonesia bahkan mancanegara adalah corak Megamendung dari Cirebon
Mega berarti awan atau langit serta mendung yang biasanya akan turun hujan.
Gradasi warna ada dibatik mega mendung sesuai dengan tujuh lapisan yang ada di langit.
Desain motif ini simple dan warna yang kalem , seimbang dengan motif utamanya, awan.
Baca Juga: Rogoh US$220 Miliar Untuk Piala Duia, Ternyata Qatar Masuk Jajaran Negara Terkaya
Baca Juga: Resep Sambal Terasi Khas Lampung, Pedas Segar nya Eundes Banget, Pas Jadi Menu Nobar Piala Dunia
Filosofi dan sejarah batik Megamendung
Munculnya motif mega berasal dari kedatangan orang-orang Tionghoa ke wilayah Cirebon
Cirebon memang merupkan tempat persinggahan para pendatang dari luar negeri di pelabuhan Muara Jati, Cirebon.
Dalam sejarah disebutkan bahwa Sunan Gunung Jati yang menyebarkan agama Islam di Cirebon yang menikahi Putri Ong Tien dari China pada abad 16.
Baca Juga: Inilah Cara Melihat Khodam Pendamping Diri Sendiri, Gampang Sekali dan Tanpa Ritual
Beberapa benda seni yang dibawa dari Cina seperti piring, keramik, guci, dan kain berhiaskan bentuk awan
Dari paham Taoisme bentuk awan melambangkan dunia atas. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna KeTuhanan.
Pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Putri Ong Tien menjadi pintu gerbang masuknya budaya dan tradisi Cina ke keraton Cirebon
Konsep awan ini sangat mempengaruhi di dunia kesenirupaan Islam pada abad 16, yang biasa digunakan sufi untuk mengungkapkan dunia besar atau alam bebas.
Baca Juga: Resep Ayam Bakar Padang Sedep ini Dijamin Membuat Makan Keluarga Anda Makin Berselera, Yuk Dicubo
Baca Juga: Inilah Tanda-tanda (Ciri) Bayi Sedang Diganggu Jin atau Makhluk Halus, Bunda Harus Tahu Ya
Para pembatik Cirebon akhirnya menuangkan karyanya perpaduan budaya lokal dan tradisi Cina kedalam motif batiknya, tapi dengan sentuhan khas Cirebon sehingga ada perbedaan antara motif megamendung dengan Cina
Para pembatik keraton menuangkan budaya dan tradisi Cina ke dalam motif batik yang mereka buat, tetapi dengan sentuhan khas Cirebon, jadi ada perbedaan antara motif megamendung Cirebon dari Cina dan yang dari Cirebon.
“Pernik-pernik Cina yang dibawa putri Ong Tien sebagai persembahan kepada Sunan Gunung Jati dijadikan inspirasi seniman termasuk pembatik” ungkap Made Castra, seorang perupa yang dikutip dari laman resmi Disbudparpora Kabupaten Cirebon.***