KISAH NYATA di Gunung Cikuray, Garut, Tentara Berlarian Takut Melihat Penampakan Jin

- 21 Mei 2022, 18:47 WIB
Pemandangan Gunung Cikuray dari Perkebunan Dayeuhmanggung, Cilawu, Garut dan kuburan Eyang Suropanji
Pemandangan Gunung Cikuray dari Perkebunan Dayeuhmanggung, Cilawu, Garut dan kuburan Eyang Suropanji /kolase foto DeskJabar dan buku Tanpa Pamrih, Kupertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945

DESKJABAR – Gunung Cikuray, Garut dikenal banyak kejadian mistik atau horor, baik zaman dahulu kini.

Ada kisah nyata di Gunung Cikuray, Garut, banyak tentara berlarian takut melihat penampakan jin, ketika zaman perang tahun 1948 lalu.

Kejadian horor dialami tentara itu adalah dari TNI, akibat melakukan pemujaan kepada kuburan keramat di Ciharus. Tanpa disangka, muncul penampakan jin sehingga puluhan tentara berlarian ketakutan.

Baca Juga: Pemerhati KASUS SUBANG : Jin Khodam pada Film KKN di DESA PENARI, Begini Sebenarnya Makhluk Itu

Mengapa kisah di Gunung Cikuray ini disebutkan nyata, karena sumbernya adalah memoar Kolonel Purnawirawan TNI, Mohamad Rivai, ketika memimpin pasukan TNI berbasis di Gunung Cikuray, Cilawu, menghadapi pasukan Belanda, Januari 1948.

Kisah kejadian mistis di Gunung Cikuray itu, merupakan salah satu sejarah perang terlupakan zaman yang terjadi di Garut, khususnya di Kecamatan Cilawu.

Dikutip DeskJabar dari memoar Mohamad Rivai berupa buku Tanpa Pamrih, Kupertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, terbitan  tahun 1984, yang disimpan di Perpustakaan Pusat Disjarah TNI-AD di Bandung.

Baca Juga: KKN di Desa Penari, Sosok Mirip Badarawuhi Siluman Ular Pernah Nyasar ke Amerika

Pada Januari 1948, di Gunung Cikuray, ada sebagian anggota pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Batalion (Yon) 32/­Garuda Hitam terlibat praktik klenik alias mistik.

Sejumlah pensiunan TNI yang pernah mengalami kejadian horor di Gunung Cikuray, Garut ketika zaman perang tahun 1948, melakukan napak tilas pada tahun 1983.
Sejumlah pensiunan TNI yang pernah mengalami kejadian horor di Gunung Cikuray, Garut ketika zaman perang tahun 1948, melakukan napak tilas pada tahun 1983. Tanpa Pamrih, Kupertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945

Sejumlah tentara TNI itu beralasan sebagai cara untuk mengalahkan pasukan Belanda di jalur Cilawu, Garut dan untuk menuju Singaparna, Tasikmalaya.

Praktek mistik di Gunung Cikuray yang dilakukan sebagian TNI itu, sebenarnya dilarang keras oleh komandan batalion, yaitu Kapten Rivai tetap karena merupakan sesuatu jalan keliru.

Baca Juga: Bandung, Akibat Punya Hutang Rp 470 Miliar, Pria Menikah Dengan Siluman Ular, Mirip film KKN di Desa Penari ?

Namun, sebagian tentara TNI batalion itu membandel dengan tetap melakukan secara sembunyi-sembunyi. Akibatnya, terjadi kesurupan massal dan nyaris merenggut nyawa diantara mereka.

Kisah ini terjadi beberapa hari menjelang Perjanjian Renville, 17 Januari 1948, dimana di Garut perlawanan pihak Indonesia terhadap Belanda terus dilakukan.

Para tentara TNI mengetahui, Gunung Cikuray dikenal angker serta banyak peristiwa aneh yang tak masuk akal secara ilmiah.

Baca Juga: Di Sumedang, Ada Hantu Janda Cantik Tinggal Bersama Pasangan Suami-Istri di Hutan Dekat Waduk Jatigede

Namun nyatanya, kenang Mohamad Rivai, terjadi dialami 30 orang tentara anggota batalion bersangkutan yang nekad mencoba-coba praktik klenik alias mistik.

Kapten Rivai sudah mengingatkan kepada pasukannya di mana dalam Alquran juz 3 Surat Ali Imran, ditegaskan, dalam agama Islam, umatnya dilarang melakukan mistik, seperti pemujaan kepada kuburan-kuburan tua atau benda-benda sakti untuk meminta sesuatu kepada makhluk halus jin.

Namun, ada sebagian tentara pasukan Batalion 32/Garuda Hitam yang membandel dan nekad melakukan jalan sesat, melakukan pemujaan kepada makam Eyang Suropandji dan sebuah batu besar di Gunung Cikuray.

Baca Juga: Di Gunung Salak, Bogor dan Sukabumi, Banyak Tentara Terjebak Kejadian Horor Gaib

Mencari rotan dan cincin

Apa yang dicari oleh sejumlah tentara Batalion 32 itu, disebutkan, adalah ”rotan wulung” dan sebentuk cincin yang bernama ”cincin wulung”, yang diyakini tersembunyi di makam Eyang Suropandji dan makam istrinya di Gunung Cikuray.

Konon, barang­siapa yang memiliki kedua benda itu, akan menjadi kuat, termasyhur, kebal peluru dan aneka segala bentuk racun, dll.

Beberapa hari menjelang Perjanjian Ren­ville, sebanyak 30 tentara pasukan Yon 32/­Garuda Hitam melakukan pemujaan pada malam Jumat. Setelah komat-kamit membacakan mantera, mereka kemudian kesurupan massal.

Baca Juga: Hantu Rambut Panjang di Rumah, Inilah Jin Setan Dimaksud dan Cara Mengusir, Ustadz Adi Hidayat Menyebutkan

Kapten Rivai yang mendapat laporan atas kelakuan sebagian anak buahnya itu, bergegas ke lokasi dan menyaksikan kejadian mengerikan.

Disebutkan, dalam kesurupan massal di Gunung Cikuray itu, dilakukan upacara pemanggilan arwah dengan diyakini menghadirkan roh Teuku Umar, Imam Bonjol, Diponegoro, dll, untuk ditanyai petunjuk mengalahkan pasukan Belanda.

Pada kejadian lain, sedang hebat-hebatnya 30 orang TNI pelaku mistik itu kesurupan massal, Kapten Rivai langsung menendang betis pimpinan kelompok kesurupan sehingga semuanya menjadi sadar kembali.

Baca Juga: Di Majalengka, Janda Kembang Pilih Tinggal Sendiri di Kuburan, Padahal Penghasilan Rp 25 Juta Per Bulan

Melihat kondisi itu, menurut Rivai, dirinya kemudian marah besar apalagi kegiatan mistik dinilai membahayakan bagi perjuangan pihak Indonesia.

Ia kemudian mengancam akan menembak mati anak buahnya,  jika ada yang melanjutkan praktik mistis atau mistik.

Penampakan

Disebutkan, di antara 30 orang tentara tersebut masih ada pula yang membandel tak mau menuruti larangan klenik, yaitu Letda Achmad Ronotirto.

Baca Juga: KASUS SUBANG, Ahli Metafisika : Handphone Amel Dibuang di Situ Patenggang, Baju Korban Dibakar di Cimahi

Alasannya, ia memperoleh bisikan dari Eyang Suropandji saat sedang di makamnya dan merasa dikelilingi banyak bidadari, tetapi akan dijadikan wadal demi kemenangan atas Belanda.

Singkat cerita, demi menyelamatkan anak buahnya itu, Kapten Rivai akhirnya menuruti saran sang kuncen makam Eyang Suropandji.

Dari semula syaratnya adalah kambing hitam, madat, tetapi akhirnya ha­nya diminta segelas kopi dan lisong (rokok yang tembakaunya dicampur menyan dan kelembak/tumbuhan pewangi).

Baca Juga: Di Subang, Cerita Horor, Pedagang Ketakutan Melihat Hantu Tanpa Kepala di Bawah Pohon Beringin

Diceritakan, malam Jumat, kopi dan lisong itu diletakan dalam sebuah gubuk dekat makam Eyang Suropandji, di mana sang kuncen membaca mantera memanggil yang dimaksud agar mengambil sesajen itu.

Tiba-tiba dinding saung gubuk itu kemudian bergoyang-goyang, lalu muncul dua makhluk berbadan tegap tinggi menyerupai laki-laki dan perempuan. Diyakini itu adalah penampakan jin setan.

Melihat kejadian itu, orang-orang yang sedang dalam gubuk itu (yang dimaksud adalah sejumlah tentara termasuk Kapten Rivai dan sang kuncen), kemudian berlarian berhamburan.

Baca Juga: Cerita Horor di Bandung, Mengapa Hansip, Tukang Bakso, dan Tukang Sate Sering Disatroni Hantu Gentayangan ?

Sedangkan kedua makhluk aneh tersebut mengambil kopi dan lisong yang disesajikan, lalu cepat menghilang.

Sepekan kemudian, Achmad Ronotirto kemudian sadar dan sembuh, di mana sebelumnya tampilannya sudah seperti orang gila.

Kejadian itu, dalam catatan Kapten Rivai, terbukti atas larangan yang ditetapkan Allah SWT dalam Al Qur’an, bahwa umat Islam dilarang ”bersahabat” dengan setan. ***

Editor: Dendi Sundayana


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah