Di kanal Silvi Hong disebutkan, kala itu Sumy mendapat saran dari Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang, Ajun Komisaris Purwolelono untuk menekuni forensik.
"Ketika mendapat saran itu saya termotivasi karena keahlian forensik belum banyak dimiliki polwan lain,"kata Silvi Hong menirukan ucapan Sumi Hastri di kanal YouTubenya.
Disebutkan, dirinya mengakui bahwa ia adalah polwan pertama yang menjadi dokter forensik.
Sejak saat itu Sumy Hastry bergabung dalam berbagai operasi tim identifikasi korban bencana atau disaster Victim identification Devi Polri.
"Sumy merupakan perempuan pertama dari anggota tim forensik asal Indonesia. Dan tugas pertamanya ialah mengidentifikasi korban bom Bali I pada 2002," kata Silvi Hong.
Ditambahkannya, Sumy Hastry bertekad mendalami bidang tersebut dengan melanjutkan studi kedokteran forensik di Universitas Diponegoro tahun 2002.
"Di tengah proses studinya Sumy mendapat tugas mengidentifikasi korban bom kedutaan besar Australia Jakarta 2004, kecelakaan pesawat Mandala di Medan 2005 dan Bom Bali 2 2005," ucap Silvi Hong.
Bahkan, tambahnya, Sumy terus menjalani pendidikan spesialisnya seperti mengikuti kursus DVD Singapura tahun 2006.