Ohh ! Kelom Geulis Nasibmu Kini, Sovenir Tasikmalaya Tidak Se-Geulis Dulu, Ini Faktanya

- 19 Februari 2022, 16:29 WIB
Kelom Geulis yang menjadi ikon Tasikmalaya terancam hilang
Kelom Geulis yang menjadi ikon Tasikmalaya terancam hilang /Budi S Ombik/Deskjabar/


DESKJABAR - Kelom Geulis identik dengan Tasikmalaya, tak heran Kelom Geulis adalah salah satu barang sovenir dari Tasikmalaya yang banyak diminati dan dinanti.

Kelom Geulis didominasi warna bunga dan corak batik yang dipadu dengan bentuknya yang mengkilap sehingga kelom yang satu ini disebutlah Kelom Geulis.

Kelom Geulis dibuat dari bahan baku kayu gelondongan  dan dipotong potong sehingga membentuk balok dengan ukuran tertentu, kemudian dibentuk kelom.

Baca Juga: 3 DOSA SUAMI Pada Istri dan Anak, Terhalang Masuk Surga, Ini Kata Habib Novel Alaydrus

Kayu yang digunakan beraneka jenis, hanya yang lebih menonjol kualitasnya adalah kayu jenis mahoni.

Setelah dibentuk kelom kemudian dibersihkan hingga benar-benar bersih. Kemudian diberi motif gambar beraneka corak bunga, batik dan lain sebagainya.

Supaya terlihat menarik dan mengkilat diberilah pengkilat dengan menyemprotkan sejenis cairan atau disebut pernis kayu.

Kemudian, setelah semuanya beres dilakukan pengerikan dengan memanfaatkan teriknya sinar matahari.

Baca Juga: INILAH Dosa Lisan atau Ucapan yang Bisa Bawa ke Neraka, Kata Syekh Ali Jaber

Hal itu dikatakan H. Ayo atau H. Ashop pengusaha Kelom Geulis asal KecamatanTamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Kini H Ayo tidak lagi berbinis Kelom Geulis karena pasarnya semakin pudar, dan banyak faktor yang menimbulkan lemahnya penjualan barang sovenir yang satu ini.

" Banyak faktor sebenarnya. Hanya puncaknya disaat diberlakukannya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) akibat Covid-19," tuturnya.

Sebelumnya, Kelom Geulis mengalami kejayaannya di tahun 1990-an hingga dekade tahun 2020.

Baca Juga: PUNYA HUTANG Segunung Ingin SEGERA LUNAS? Baca Doa Pendek Mudah Dihafal Ini, Kata Buya Yahya

Disebutkan sejalan dengan perkembangan ekonomi yang terus meningkat, persaingan barang serupa pun makin merajalela dengan barang impor dari Cina.

"Terlebih setelah masuknya produk serupa yang terbuat dari karet dengan harga murah," tutur H. Ashop.

Dari pengakuannya, ia menghentikan pembuatan kelom Geulis karen biaya produksi dengan daya jual di pasar jauh berbeda.

:Jika dilanjutkan berproduksi, barang yang ada pasti habis terkuras. Jadi lebih memilih berhenti dan alih profesi lain," tuturnya.

Diakuinya, pemasaran Kelom Geulis saat itu dikirm ke Jakarta, Bandung hingga ke luar wilayah disamping membuka gerai toko di wilayah Tamansari, Gobras.

Baca Juga: Hati-hati, Pahami 4 Gejala Tertular Omicron Terbaru 2022 Pada Anak Dan Dewasa, No 3 Sering Dialami

"Harga saat itu bisa tembus diangka Rp120 ribu per pasang di satu corak. Belum corak lain dengan ukuran  berbeda, harganya pun akan lain lagi," ucap H. Ayo.

Saat ini, jelasnya, kondisi itu berubah lebih dari seratus persen dan sangat memprihatinkan. "Ini bukan berarti para perajin hilang namun mereka satu per satu berguguran," tuturnya.

Sentra Kelom Geulis saat masa jaya berada di wilayah Gobras, Tamansari Kota Tasikmalaya. "Dan hingga kini sebutan sentra Kelom Geulis itu masih mekekat," tuturnya.

Ini artinya,  kendati sebagian pengusaha Kelom Geulis sudah menghentikan kegiatan usahanya, namun diantaranya masih ada yang berproduksi.

"Itu pun produksinya bisa dikatakan satu hingga 3 kali produksi dalam hitungan satu bulan," ucapnya.

Setelah lama tidak bergelut di bisnis Kelom Geulis, H. Ashop tidak mengetahui perkembangan terkini ketersediaan Kelom Geulis.

Namun yang pasti masih ada perajin yang membuatnya. "Meski jumlahnya hanya beberapa orang tidak semarak seperti masa kejayaannya," katanya.*** 

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x