DESKJABAR - Demo Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) di Markas Polda Jawa Barat (Mapolda Jabar), dan berbuntut rusuh memperlihatkan sifat massa yang irasional. Tak berpikir rasional, ibarat mendekati mulut buaya.
Massa demo yang jumlahnya banyak itu sudah tak bisa lagi berpikir rasional, apapun dilakukan demi memaksakan pendapat. Tak peduli akibat anarkis yang ditimbulkannya. Selain itu, penyebabnya mungkin terjadi tekanan individu (internal) maupun tekanan eksternal.
“Demo GMBI dengan merusak fasilitas milik Mapolda Jabar itu bentuk nyata dari irasionalitas massa,” kata dosen Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad, Dr. Aceng Abdullah, MSi, Jumat 28 Januari 2022.
Baca Juga: Viral! Aksi Dua Remaja Pria Menghina dan Menganiaya Wanita Lansia di Pangalengan
Menurut Aceng Abdullah, mana mungkin jika berpikir jernih orang mau merusak fasilitas milik aparat kepolisian.
“Atau melakukan tindakan anarkis di markas polisi yang dengan mudah pelakunya bisa langsung ditangkap dan dijebloskan ke ruang tahanan. Ibaratnya orang langsung mendekati mulut buaya, sama sekali tidak rasional,” papar dosen yang mantan wartawan ini.
Kumpulan orang yang sedang berdemo dalam istilah psikologi komunikasi disebut sebagai kerumunan (crowds).
“Jumlahnya bisa puluhan, ratusan bahkan ribuan orang. Mereka berkumpul pada satu titik secara spontan atau berdasarkan ajakan (yang direncanakan),” tutur Aceng Abdullah.