KASUS SUBANG MIRIP KASUS MEDAN, Inilah Peran Sosok di Sketsa, Dalangnya Bisa Jadi Orang Dekat

- 13 Januari 2022, 07:19 WIB
Polisi memeriksa bagasi mobil Alphard tempat ditemukan jasad Tuti Suhartini dan Amel di kasus  Subang. Pakar hukum menilai ada kemiripan dengan kasus Medan
Polisi memeriksa bagasi mobil Alphard tempat ditemukan jasad Tuti Suhartini dan Amel di kasus Subang. Pakar hukum menilai ada kemiripan dengan kasus Medan /Instagram Polres Subang/

DESKJABAR – Publik masih penasaran sampai kapan kasus Subang akan berakhir, mengingat kasus pembunuhan sadis ini sudah berlangsung hampir 5 bulan.

Di tengah masa penantian jawaban atas kasus Subang, pakar hukum Pidana DR Heri Gunawan, mencoba memaparkan teori kasus tersebut dengan membadingkan kasus Medan.

Kasus Medan yang terjadi pada 2019 dengan korban seorang hakim, akhirnya bisa terungkap dimana dalang kasus tersebut adalah orang dekat.

Baca Juga: FAKTA KASUS SUBANG, Rohman Hidayat Pernah Tawarkan Yosef Disumpah dengan Al-Quran di Mushola SPBU

DR Heri Gunawan berpendapat bahwa kasus pembunuhan selalu dilatar belakangi oleh asmara, harta, dan selalu ada keterkaitan dengan orang terdekat.

Namun, menurutnya, tentu saja tidak semuanya kasus pembunuhan terjadi seperti itu, tapi kebanyakan seperti itu.

Heri menambahkan, teori orang terdekat dan dilatar belakangi harta atau asmara bisa saja terjadi di kasus manapun termasuk kasus pembunuhan Subang.

Namun, perannya biasanya orang terdekat tidak langsung tapi sebagai otak atau dalang dari kasus pembunuhan.

Dalam wawancara dengan DeskJabar.com, Rabu 12 Januari 2022, DR Heri Gunawan mencoba menganalisa sketsa foto terduga kasus Subang yang dikaitkan dengan teori adanya keterlibatan orang dekat.

Baca Juga: DANU, Saksi Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Segini Penghasilannya Sekarang

Kasus Medan

Pada tahun 2019, di medan terjadi kasus pembunuhan yang viral dan menyedot perhatian publik. Kasus ini adalah pembunuhan terhadap Hakim Pengadilan Negeri Medan (PN Medan) bernama Jamaludin (55).

Jamaludin tewas ditemukan di kebun sawit di Dusun II Namo Bintang, Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru Deli Serdang Medan. Saat ditemukan Jamaludin masih menggunakan baju olahraga, ditemukan sudah tak bernyawa dengan badan penuh luka di mobilnya.

Zuraida Hanum (41), istri Jamaludin melihat jenazah suaminya di rumah sakit bahkan saat itu dia menangis saat mengetahui suaminya tewas dalam kasus pembunuhan.

Polisi berhasil mengungkap kasus Medan tersebut dengan menangkap eksekutornya yakni Jefri Pratama dan Reza. Dari pengakuan mereka kemudian terungkap bahwa dalang kasus tersebut tak lain adalah istri korban yakni Zuraida.

Rupanya motif kasus ini masalah asmara yang membuat hubungan suami istri tidak harmonis.

Baca Juga: Inilah 6 Kisah Mistis Gunung Puntang, Salah Satunya Perwujudan Prabu Siliwangi

Korban Jamaludin dan Zuraida menikah sejak tahun 2011 beranak satu. Seiring perjalanan rumah tangga, Zuraida cemburu, karena suaminya selingkuh dengan perempuan lain.

Merasa sakit hati, Zuraida menjalin hubungan asmara dengan Jefri Pratama (42) sejak tahun 2018. Jefri merupakan sopir dari istrinya.

Amarah memuncak hingga berniat membunuh suaminya. Pembunuhan berencana dirancang dengan matak berbagai pertemuan pun dilakukan.

Diajak Selain Jefri juga Reza (29) untuk ikut dalam rencana pembunuhan, setelah sepakat membunuh Jamaludin.

Kedua eksekutor lalu datang ke rumah Jamaludin dan bersembunyi, Zuraida yang mengatur strategi. Pukul 01.00 WIB dinihari aksi pembunuhan pun dilakukan, Jamaludin yang sedang tidur langsung dieksekusi dengan cara dibekap hingga tak bernapas lagi dan meninggal dunia.

Proses pembunuhan dari awal hingga meninggal sekitar 2 jam, lalu pukul 03.00 WIB. Setelah berdikusi, mayat korban dibuang dan ditinggalkan bersama mobilnya oleh pelaku.

Baca Juga: PERSIB Matangkan Persiapan lawan Bali United, Igbonefo: Semua Pemain Siap Bertanding,SAKSIKAN Live Streaming

Mirip Kasus Subang

Menurut Heri Gunawan, kasus Subang kasusnya mirip mirip dengan kasus Medan, sketsa yang disebar itu adalah eksekutornya. Orang terdekat atau siapapun yang jadi otak pembunuhan tidak akan ditangkap kalau eksekutornya belum ditangkap.

Teori orang terdekat dan dilatar belakangi harta atau asmara bisa saja terjadi di kasus manapun termasuk kasus pembunuhan Subang.

Namun perannya biasanya orang terdekat tidak langsung tapi sebagai otak atau dalang dari kasus pembunuhan.

Dikaitkan dengan sketsa wajah pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang yang disebar Polda Jabar, menurut Heri Gunawan adalah sebagai eksekutornya.

Baca Juga: CATAT! Inilah 4 Doa Nabi Daud yang Mustajab, Salah Satunya Agar Mudah Mendapatkan Jodoh

"Lihat saja pembunuhan kasus hakim Jamaludin di Medan kan orang terdekatnya yakni istri korban tidak melakukan pembunuhan, tapi menyuruh orang lain, tapi dia adalah selaku otak dari pembunuhan tersebut," ujar DR Heri Gunawan.

"Kasus pembunuhan hakim Jamaludin butuh beberapa bulan, meski polisis sudah mencurigai pelakunya adalah orang terdekat yakni istri korban, namun karena eksekutornya belum ditangkap sehingga orang terdekat itu tidak bisa ditangkap, jadi menunggu dulu pelakunya ditangap," ujarnya.

Heri Gunawan pun merasa yakin di kasus Subang ini Polda Jabar masih menunggu untuk menangkap terlebih dahulu eksekutor pembunuhannya. Setelah eksekutor ditangkap baru merembet ke orang terdekat.

"Logika aja kalau orang lain membunuh tanpa ada masalah atau sebab tidak mungkin, apalagi kan sudah jelas dalam Kasus Subang tidak ada unsur perampokan mengingat uang Rp 30 juta aja tidak dibawanya, berarti ada rangkaiannya dari orang terdekat menyuruh orang terjauh (eksekutornya)," ujar Heri Gunawan.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah