TERUPDATE Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang, Yosef, Yoris, dan Danu Terancam Gangguan Ini

- 2 Januari 2022, 20:44 WIB
Saksi kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, Yosef,Yoris, dan Danu terancam gangguan ini
Saksi kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, Yosef,Yoris, dan Danu terancam gangguan ini /deskJabar/

DESKJABAR - Hampir lima bulan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang bergulir tanpa tersangka. Ada sebanyak 69 saksi telah diperiksa, termasuk Yoris, Yosef, dan Danu.

Selain sebagai orang yang punya keterkaitan dengan korban pembunuh ibu dan anak di Subang, pemeriksaan dan proses pengungkapan kasus Subang ini yang lama, bisa jadi Yosef, Yoris, dan Danu mengalami gangguan ini.

Sejumlah psikolog menilai Polisi harus jeli dalam pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang. Harus ada perlindungan kepada saksi, ada perlindungan hukum, dan perlindungan psikologis.

Baca Juga: SAKSI SAKSI INILAH yang Akan Dijadikan Kambing Hitam di Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang

Seperi diketahui, Yosef adalah suami dan ayah dari Tuti Suhartini (55) dan Amel (23) yang menjadi korban pembunuh ibu dan anak di Subang yang terjadi pada 18 Agustus 2021.

Sedangkan Yoris adalah anak dan kaka dari korban kasus pembunuhan Subang tersebut. Sementara danu juga memiliki kedekatan dengan kedua korban sebagai kerabat dari keduanya.

Apakah tersangka kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ada hubungan dengan Yosef, Yoris, dan Danu, itu menjadi urusan polisi. Namun karena proses pengungkapan tersangka relatif lama, bisa jadi ketiga orang saksi tersebut mengalami stres.

Kasus pembunuhan Subang, dengan korban ibu Tuti Suhartini dan anaknya Amalia Mustika Ratu sangat menyita perhatian khalayak ramai.

Tidak hanya pihak kepolisian, pengacara para saksi yang memberikan komentar dan muncul di berbagai media. Anjas dosen di Thailand yang juga youtuber pun rajin menggali kasus pembunuhan di Subang.

Baca Juga: Bocoran Kode Redeem FF 3 Januari 2022, Ayo Klaim Kak, Katana Snow Doom, Imperial Rome, Diamond, Garena Gratis

Kasus ini pun bergulir bagai bola liar, mengundang pendapat banyak kalangan. Pemberitaan di media, tak henti-hentinya. Karena memang kasus ini tak kunjung menetapkan tersangka.

Masyarakat menunggu pembuktiannya. Entah sampai kapan, yang jelas dalam kurun waktu hampir lima bulan ini perhatian masyarakat tertuju pada kasus pembunuhan yang mengenaskan ini.

Saksi bisa stres

Yosef, Yoris, dan Danu memang berstatus sebagai saksi di kasus pembunuh ibu dan anak di Subang. Namun lepas dari status mereka, menunggu kejelasan dengan bolak-balik diperiksa yang berwajib bukanlah hal yang ringan.

Bisa jadi mereka mengalami tekanan kejiwaan. Betapa tidak, banyak perhatian masyarakat tertuju kepada mereka, tentu dengan berbagai pendapat maupun prasangka.

Baca Juga: TERBARU ! Kasus Subang, Danu Segera Bekerja di Perusahaan Achmad Taufan, Sebelum Pembunuhan Terungkap ?

Terlepas apakah status mereka akan menjadi tersangka atau tidak, sedikit banyak ada akibat kejiwaan yang ditimbulkan.

“Pasti stres. Jika mereka bukan pelaku pasti stres, apalagi jika pelaku stresnya bertambah. Kehilangan keluarga dekat saja sudah membuat stres, apalagi ini ditambah dengan status mereka sekarang,” kata psikolog Dra. Elia Daryati, M.Si dalam pembicaraannya dengan DeskJabar.com, Minggu 2 Januari 2022.

Menurut Dosen LP3I dan STIA LAN ini, dalam hal ini polisi harus jeli tentang kondisi saksi, apakah dia stres berat. Harus ada perlindungan kepada saksi, ada perlindungan hukum dan perlindungan psikologis.

“Yang penting, tetap menjaga privasi saksi dengan asas praduga tak bersalah,” kata Elia.

Baca Juga: BURSA TRANSFER JANUARI 2022: Theo Hernandez  Diincar Klub-klub Papan Atas, AC Milan Beri Jawaban Begini

Selain itu, diperlukan dukungan atau support system seperti keluarga, akan sangat dibutuhkan para saksi yang sedang menghadapi masalah berat ini.

Senada dengan Elia, psikiater Dr. Teddy Hidayat Sp.KJ menyatakan, kemungkinan para saksi kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, mengalami stres, terlepas mereka bersalah atau tidak. Proses pemeriksaan yang hampir lima bulan pasti menyebabkan stres.

“Kalau sebagai pelakunya mungkin sudah seharusnya untuk menjalaninya, tetapi untuk yang bukan pelakunya ini sangat berat,” tegas Teddy Hidayat.

Jika stres berlanjut menjadi stres akut. Dan kalau peristiwa berjalan dalam waktu yang lama,dan stress berlanjut melebihi tiga bulan atau enam bulan, bisa jadi penderita akan mengalami yang disebut stress pasca trauma.

Baca Juga: Detik-detik Pembunuh Subang Ditangkap, Sejumlah Kejanggalan Sketsa Wajah Pelaku Disorot Para Ahli Kriminologi

Kriteria post traumatic stress disorder atau stres pasca trauma, kata Teddy, seseorang pernah terpapar dengan peristiwa yang traumatik seperti menjadi saksi mata atau berhadapan langsung dengan kejadian yang mengerikan atau mengancam kehidupan.

Misalnya peristiwa pembunuhan atau ditahan dan diperlakukan sebagai tahanan.

Pengalaman traumatik tadi timbul berulang, misalnya adanya bayangan.pikiran atau persepsi yang berkaitan peristiwa traumatik datang berulang menimbulkan penderitaan,” katanya.

Bisa juga berupa gejala menetap peningkatan kewaspadaan, sulit tidur, iritabilitas, sulit konsentrasi, hipervigilance atau respon yang kacau tidak terkendali.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x