"Dari keterangan masyarakat yang ada di Garut bencana banjir bandang ini baru pertama kali terjadi. Artinya hutan di hulu sungai sudah rusak," kata Asep.
Saat ini Asep Hidayat bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana terus bergerak mengingatkan masyarakat, pentingnya menjaga dan melestarikan alam ke berbagai wilayah di Indonesia.
Kawasan hutan di Garut kata dia saat ini sudah banyak beralih fungsi menjadi lahan pertanian dan sayuran. Mestinya di kawasan hulu sungai itu ditanami kayu agar tidak terjadi bencana banjir dan longsor.
Kata Asep, pemerintah daerah harus terus belajar, dalam pengendalian bencana alam yang tidak hanya saat sudah terjadi bencana, tetapi bagaimana bencana itu tidak terjadi.
Pemerintah harus melakukan upaya rehabilitasi hutan juga lahan kritis dan mengembalikan kembali lahan yang rusak di sepanjang aliran sungai terutama hulu sungai.
Jika tidak dilakukan kata dia, maka bencana alam baik banjir dan juga longsor akan terus terjadi tiap tahun.
"Artinya tiap tahun pemerintah harus menyiapkan anggaran untuk penanganan bencana. Tapi berani tidak pemerintah menyiapkan anggaran untuk menata lingkungan yang rusak dan dikemudian hari masyarakat tidak merasa khawatir terjadinya bencana," katanya.
Warga yang menjadi korban bencana banjir bandang Garut mendapat kunjungan dari menteri Sosial Tri Rismaharini pada Senin malam.
Mensos Risma dalam kesempatan itu menyatakan ingin membuat lumbung sosial yang berfungsi menyiapkan dan memudahkan penyaluran bantuan kepada warga terdampak bencana alam di Kabupaten Garut, Jawa Barat.