Pemkab Bogor Melindungi Usaha Pertanian Padi di Wilayahnya dengan Asuransi

- 17 Juni 2021, 11:18 WIB
Usaha pertanian padi di Jawa Barat
Usaha pertanian padi di Jawa Barat /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR - Pemkab Bogor, Jawa Barat, mendorong usaha pertanian padi di wilayahnya menjadi terlindungi dengan cara mengikutsertakan asuransi padi.

Bahkan, Pemkab Bogor menyediakan anggaran daerah senilai Rp 900 juta, untuk program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) selama tahun 2021.

Bupati Bogor, Ade Yasin, di Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis, 17 Juni 2021, mengatakan, asuransi usaha tani merupakan program sinergi dengan Kementerian Pertanian. Untuk tahun 2021, Pemkab Bogor mengalokasikan dana Rp900 juta untuk 25.000 hektare sawah.

"Manfaat asuransi tani adalah memberikan perlindungan kepada petani, jika terjadi bencana kekeringan. Ketika terjadi gagal panen, petani dapat melakukan klaim untuk mendapatkan dana pengganti," kata Ade Yasin.

Baca Juga: Pengumuman Hasil Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Islam Diumumkan Kamis Siang ini

Disebutkan,  hingga akhir 2020 di wilayahnya terdapat 245 kelompok tani yang mendapatkan program asuransi usaha tani padi dengan total luas lahan 2.020 hektare.

Ade Yasin menyebutkan Pemkab Bogor menargetkan tahun ini bisa menjalankan program serupa terhadap 5.000 hektar lahan pertanian padi. Target dengan angka yang sama juga ia terapkan di 2022 dan 2023.

"Dasar pelaksanaannya melalui Perbup Nomor 30 tahun 2019 tentang tata cara pemberian bantuan premi asuransi usaha tani padi oleh pemerintah Kabupaten Bogor," kata Ade Yasin, dikutip Antara.

Menurutnya, selama 2020 petani di 40 kecamatan Kabupaten Bogor mampu memproduksi padi sebanyak 477.255 ton. Produksi padi tersebut dipanen dari 37.658 hektar lahan dari total 174.369 hektar lahan pertanian di Kabupaten Bogor.

Baca Juga: Budidaya Jamur, Pasarnya Bagus saat Pandemi COVID-19

 

Produksi pangan

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan anggaran Kementerian Pertanian selama ini telah termanfaatkan dengan baik.

Menghadiri rapat Rapat Kerja Komisi IV DPR RI, Syahrul ungkap bahwa realisasi produksi sejumlah komoditas pangan utama pada tahun 2020 mengalami peningkatan, bahkan melampaui target.  

“Capaian produksi padi tahun 2020 mencapai 54,65 juta ton, lebih tinggi 0,09 persen dari produksi tahun 2019,” jelas Syahrul di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, melalui siaran pers Kementerian Pertanian, Rabu sepekan lalu.
 
Beberapa produksi komoditas pangan lainnya seperti jagung, bawang merah, cabai, dan daging sapi/kerbau realisasinya pun melampaui target. Produksi jagung 23,09 juta ton atau 101 persen, produksi bawang merah 1,81 juta ton atau 113 persen, produksi cabai 2,77 juta ton atau 105 persen, dan produksi daging sapi/kerbau mencapai 0,54 juta ton atau 132 persen. 
 
 
Seiring meningkatnya kinerja produksi dan ekspor pangan, Syahrul menyebutkan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional pun turut meningkat, bahkan saat pandemi covid-19. “Selama tahun 2020, hampir seluruh sektor ekonomi Indonesia tumbuh negatif, sebaliknya sektor pertanian mampu tumbuh positif,” ujarnya. 
 
Merujuk data BPS, Syahrul menyebutkan pada Triwulan II 2020, PDB sektor pertanian tumbuh 16,24 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (q-t-q). Pada triwulan III dan IV, PDB pertanian juga tumbuh masing-masing 2,15 persen dan 2,59 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. “Pertanian mampu menjadi penyelamat perburukan resesi ekonomi nasional,” tutur Syahrul. ***
 
 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: ANTARA Kementerian Pertanian


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah