Stasiun Gedebage Bandung, Sejarah Dahulu Pernah Terjadi Kecelakaan Kereta Api

- 17 Mei 2021, 19:35 WIB
Stasiun Gedebage 30 September 1980, tampak stasiunnya di kanan jauh. Dok Werner dan Hansjoerg Brutzer/Flickr
Stasiun Gedebage 30 September 1980, tampak stasiunnya di kanan jauh. Dok Werner dan Hansjoerg Brutzer/Flickr /

DESKJABAR – Diantara para penumpang kereta api lintas Bandung, nama Stasiun Gedebage biasanya sangat dikenal. 

Pada masa kini, Gegebage lebih berfungsi menjadi tempat bongkar muat kontainer atau peti kemas.

Ada pun bangunan Stasiun Gedebage berikut arealnya, yang kita saksikan pada masa kini, sebenarnya sudah merupakan bangunan baru. Bangunan Stasiun Gedebage yang lama masih bertahan sampai tahun 1980-an lalu.

Namun pada zaman dahulu, Stasiun Gedebage berfungsi sebagai angkutan penumpang. Ada sejarah di Stasiun Gedebage, dahulu pernah terjadi kecelakaan kereta api akibat kesalahan sinyal. 

Baca Juga: Stasiun Cimekar Bandung, Dahulu Bernama Ciendog, Pernah Terjadi Kecelakaan Kereta Api yang Mengerikan

Ada catatan sejarah Stasiun Gedebage ini sekita masih zaman dahulu, yaitu kecelakaan kereta api akibat persoalan sinyal. Saat itu, di Stasiun Gedebage sedang transisi peralihan sistem sinyal baru menggantikan yang lama.

Diberitakan Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indië terbitan 18 Maret 1925, telah terjadi kecelakaan kereta api di Stasiun Gedebage.

Diberitakan, kejadian tersebut terjadi akibat masinisnya “tertipu” sinyal di Stasiun Gedebage.

Koresponden suratkabar itu, J Meidt, memberitakan, dalam kecelakaan tersebut, kata berita itu, terdapat korban seorang tewas dan banyak yang luka-luka.

Baca Juga: Stasiun Cimahi, Adalah Stasiun Kereta Api Pertama yang Memiliki WC, SEJARAH JAWA BARAT

Kejadian kecelakaan kereta api bersangkutan terjadi pada siang hari menjelang sore, dengan tujuan ke Tasikmalaya. Saat di Stasiun Gedebage dengan kecepatan 32 km/jam, masinisnya “tertipu” sinyal sehingga meluncurkan ke rel buntu di stasiun tersebut.

Rangkaian kereta api yang terdiri sembilan gerbong tersebut dengan isi banyak penumpang orang Belanda, sudah sulit direm. Akhirnya, rangkaian kereta api itu menghantam baja penghalang di ujung rel buntu, dan lokomotifnya terhempas.

Stasiun Gedebage Bandung tahun 1935/Nationaal Museum van Wereldculturen Belanda
Stasiun Gedebage Bandung tahun 1935/Nationaal Museum van Wereldculturen Belanda

Dari hasil penyelidikan, kemudian diketahui, bahwa kondisi sinyal belum optimal. Sebab, saat itu sedang transisi pergantian sinyal lama ke sinyal modern pada masa itu.

Baca Juga: Stasiun Bandung, Pernah Ada Pasar Darurat Beras, Sering Menjadi Tempat Mengoplos Jatah Beras PNS

Kemudian diketahui, korban yang tewas pada kecelakaan kereta api di Stasiun Gedebage itu, adalah bernama Nalhasim, seorang penyuguh teh di rangkaian kereta api.

Kejadian tewasnya Nalhasim disebutkan mengenaskan. Bermula ketiga akan melompat keluar gerbong, kemudian terhantam dua gerbong yang terhempas, sehingga kepalanya hancur.

Pada masa kini berselang lama kemudian, mantan Humas PT Kereta Api (persero), Endang Suherman, mengenang, dirinya pernah bertugas di Stasiun Gedebage sewaktu tahun 1980-an dahulu masih disinggahi untuk membawa atau menurunkan penumpang.

“Saat itu, entah mengapa, di Stasiun Gedebage belum ada listrik. Jadi kalau malam hari, berjaga dengan penerangan hanya menggunakan lampu petromaks,” kenangnya. ***

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x