Di Bandung, Sebagian Warga Pernah Gemar Makan Roti Bulukan, KENANGAN TAHUN 1980-AN

- 24 April 2021, 16:36 WIB
Roti yang masih bagus belum menjadi roti bulukan
Roti yang masih bagus belum menjadi roti bulukan /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Makanan roti kini sudah menjadi salah satu pangan keseharian di masyarakat Indonesia, termasuk di Kota Bandung, Jawa Barat.

Pada awal tahun 1980-an, ada catatan DeskJabar, roti masih termasuk makanan yang “bergengsi” dan termasuk “istimewa”.

Biasanya, masyarakat yang ekonominya bagus, yang sudah terbiasa membeli dan makan roti, sedangkan yang pas-pasan apalagi golongan bawah, bisa makan roti itu merupakan sesuatu yang “wah”.

Namun ada kenangan tahun 1980-an, sebagian warga gemar membeli dan memakan roti bulukan. Roti-roti tak terjual yang sudah berwarna kebiru-biruan tersebut, cukup laris dibeli masyarakat, terutama golongan bawah.

Baca Juga: Di Garut, Bunyi Cerobong Lokomotif Kereta Api Uap Pernah Jadi Tanda Buka Puasa, Kenangan Tahun 1980-an

Ada pun kenangan tahun 1980-an tersebut, diantaranya dahulu terjadi di sekitaran wilayah Bojonagara, Sukajadi, Bandung. Ada beberapa usaha produksi roti, baik berupa pabrik maupun usaha rumahan, yang rata-rata dikenal warga pada masa itu.

Warga Jalan Cipedes Tengah, Idar dan Kurnia, Sabtu, 24 April 2021, mengenang, pada awal tahun 1980-an, cukup banyak masyarakat di sepanjang jalur tersebut yang senang membeli dan memakan roti bulukan.

Untuk mencoba menghindari beracun, roti-roti bulukan tersebut kemudian dikukus, lalu dimakan.

“Ajaibnya, pada masa itu, tak seorang pun yang kemudian tewas akibat keracunan makan roti bulukan,” ujarnya.

Baca Juga: KENANGAN TAHUN 1980-AN, Sahur Ramadhan Sambil Nonton Piala Dunia 1982

Pakan ikan

Mereka mengingat pula, harga roti-roti bulukan tersebut sangat murah. Dijualnya seberapa kita mampu membelinya, misalnya Rp 50, Rp 75, Rp 100, dsb, dapat memperoleh banyak sekali roti bulukan untuk dimakan.

Idar senada Kurnia, mengatakan, kalau mengingat pada zaman itu,  beberapa warga senior Jalan Cipedes Tengah suka senyum-senyum sendiri. Soalnya, kalau zaman sekarang, yang memakan roti diketahui sudah merupakan makanan umum.

Namun, kenangnya, pernah ada pula pemilik usaha produksi roti di dekat Jalan Sindang Sirna-Jalan Setrasari Bandung, wanita Tionghoa, yang perduli akan nasib keselamatan konsumen. Nyonya tersebut melarang orang membeli roti bulukan untuk dimakan.

Baca Juga: KENANGAN TAHUN 1980-an, Ngebreak Radio Komunikasi Pernah Sebagai Alat Pacaran di Udara

“Jangan yang itu, sudah bulukan, bukan untuk makanan manusia, saya tidak akan menjual. Kalau untuk pakan ikan boleh,” kenang Idar, menirukan wanita Tionghoa pemilik usaha roti tersebut.

Namun kemudian, malah semakin banyak peminat roti bulukan. Akhirnya wanita Tionghoa pemilik usaha produksi roti tersebut, sering membagikan gratis roti yang tak terjual, namun masih layak dikonsumsi manusia.

Pada masa-masa itu, penggunaan roti bulukan untuk pakan ikan sudah populer. Selain untuk usaha budidaya ikan mas, juga diantara kalangan para pemancing.

Namun kebiasaan makan roti bulukan berangsur tak lagi dilakukan sejak tahun 1984. Tampaknya, muncul kesadaran masyarakat atas bahaya menkonsumsi makanan basi, termasuk roti bulukan. ***

 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah