Network
DESKJABAR - Sebagian besar wilayah di Jawa Barat termasuk Kota Bandung memasuki Masa Pancaroba atau peralihan antara dua musim, yaitu dari musim hujan ke musim kemarau.
"Masa Pancaroba biasanya disertai dengan fenomena seperti hujan deras dengan durasi singkat, angin kencang, petir, puting beliung, dan hujan butiran es," ucap Koordinator Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Bandung, Rasmid pada acara Bandung Menjawab di Taman Sejarah Kota Bandung, Selasa 20 April 2021.
Rasmid menjelaskan, BMKG memprediksi selama masa pancaroba yang berlangsung hingga Mei 2021, cuaca menjadi tidak menentu. Sebagian wilayah terasa panas dan di sebagian wilayah lainnya hujan deras lebih sering terjadi.
Baca Juga: Korban Siklon Tropis Seroja di NTT Dapat Bantuan Rp3,4 Miliar dari Uni Eropa
Menurut Rasmid, hal ini terjadi karena masih ada sebagian wilayah yang masih memiliki potensi hujan cukup tinggi. Itu disebabkan musim hujan kemarin terbilang cukup ekstrem, yaitu curah air hujan 40 persen lebih tinggi dari biasanya.
Ia menjelaskan, hal itu terjadi lantaran beberapa fenomena bertumpuk di waktu bersamaan. Seperti La Nina yang menyumbang uap air untuk wilayah Indonesia. Ditambah lagi fenomena gangguan iklim atau cuaca di sekitar khatulistiwa.
Untuk mengantisipasi terjadinya bencana di masa pancaroba dan menjelang musim kemarau, Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung selalu siap siaga selama 24 jam dan terus melakukan langkah-langkah mitigasi.
Baca Juga: Wajah Glowing, Flawless, dan Natural Saat Ramadhan 2021, Simak Empat Langkah Ini
"Dalam penanggulangan bencana kami sudah siap, baik dari segi alat maupun SDM. Peralatan kami sudah mumpuni di saat terjadi hujan deras dan angin kencang," kata Kepala Seksi Tanggap Darurat dan Logistik Diskar PB Kota Bandung, Roby Darwan.
Ia mengingatkan, beberapa hal yang perlu diperhatikan warga saat memasuki masa pancaroba. Di antaranya, warga harus mampu mengenali dan menjaga lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
