BMKG: Topan Surigae Sangat Kuat, Cukup Berdampak Bagi Indonesia Hingga 24 April 2021

- 20 April 2021, 14:37 WIB
BMKG berdasarkan analisis terbaru 20 April 2021 pukul 7.00 WIB, memonitor Topan Surigae sangat kuat dan  cukup berdampak bagi Indonesia.
BMKG berdasarkan analisis terbaru 20 April 2021 pukul 7.00 WIB, memonitor Topan Surigae sangat kuat dan cukup berdampak bagi Indonesia. /Twitter/@InfoHumasBMKG/
 
DESKJABAR - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berdasarkan analisis terbaru tanggal 20 April 2021 pukul 7.00 WIB, memonitor bahwa Topan Surigae sangat kuat dan  cukup berdampak bagi Indonesia.
 
Mengutip dari Twitter, @InfoHumasBMKG, Topan Surigae masih menunjukkan eksistensi di wilayah perairan timur Filipina dengan posisi tepatnya di 15.5° LU, 126.1° BT. Intensitas Typhoon Surigae masih berada pada kategori "Sangat Kuat" dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 95 knot (176 km/jam).
 
Hingga 24 April 2021, Topan Surigae diprediksi masih bertahan di wilayah perairan Samudra Pasifik Barat sebelah timur Filipina dengan intensitas yang semakin melemah. Dampak signifikan cuaca dan gelombang ekstrem dari eksistensi Typhoon Surigae ini terjadi di wilayah Filipina.
 
 
Typhoon Surigae posisinya sangat jauh dari wilayah Indonesia, akan tetapi dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan gelombang di wilayah Indonesia.
 
Dampak tersebut masih dapat terjadi dalam 24 jam ke depan berupa potensi hujan dengan intensitas Sedang-Kuat disertai kilat/petir serta angin kencang di wilayah Laut Sulu dan dan Laut Sulawesi, dengan dampak hujan di wilayah daratan tidak signifikan.
 
Tinggi Gelombang 1.25-2.5 meter berpeluang terjadi di Selat Makassar bag. utara, Laut Sulawesi, Perairan Kep. Sangihe, Perairan selatan Kep. Talaud, Perairan Kep. Sitaro, Perairan Bitung - Likupang, Laut Maluku bagian utara, Perairan barat dan utara Kep.Halmahera
 
Laut Halmahera, Perairan utara Papua Barat hingga Papua, Samudra Pasifik utara Papua Barat hingga Papua. Tinggi *Gelombang 2.5-4.0 meter berpeluang terjadi di Perairan utara Kep.Talaud dan Samudera Pasifik utara Halmahera.
 
 
Termonitor pola siklonal di wilayah Pasifik Barat timurlaut Papua Nugini dan di selatan Merauke, serta pola sirkulasi Eddy pola antisiklonal di utara Papua. Berdasarkan analisis,dua pola siklonal di dkt Papua tsb menunjukkan potensi  rendah untuk menjadi bibit siklon.
 
Eksistensi pola siklonal dan sirkulasi Eddy di wilayah timur Indonesia tersebut berdampak pada pembentukan pola konvergensi dan perlambatan angin yg dpt berkontribusi pada peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia Tengah dan Timur sebelah utara ekuator.
 
BMKG terus melakukan monitoring terhadap perkembangan pola siklonal tersebut untuk mengantisipasi perkembangan yang signifikan dan bisa berdampak pada potensi cuaca ekstrem.
 
 
Untuk sepekan kedepan, potensi hujan intensitas sedang-lebat dapat terjadi di beberapa wilayah lainnya sebagai berikut; Aceh, Sumtar, Sumbar, Riau, Jambi, Banten, Kaltar, Kaltim, Kalteng, Sulteng, Sultar, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
 
BMKG terus melakukan pemantauan perkembangan Siklon Tropis Surigae dan aktifitas dinamika atmosfer lainnya beserta potensi dampak cuaca ekstremnya. 
 
Terkait dengan potensi cuaca ekstrem tersebut, masyarakat dihimbau untuk:
 
 
1. Membatasi melakukan pelayaran di wilayah perairan Papua bagian utara, Maluku Utara, dan Sulawesi utara.
 
2. Menghindari daerah rentan mengalami bencana seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai, dan lainnya.
 
3. Mewaspadai potensi dampak seperti banjir/bandang/banjir pesisir, tanah longsor dan banjir bandang terutama di daerah yang rentan.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Twitter/@InfoHumasBMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x