SEJARAH JAWA BARAT, Wabah Penyakit Gawat Menjelang Ramadhan Tahun 1934, Vaksinasi tidak Dilakukan Saat Puasa.

- 25 Maret 2021, 18:40 WIB
Pegawai Instituut Pasteur Bandung mempersiapkan vaksin penyakit typhus-kolera, sekitar tahun 1937.
Pegawai Instituut Pasteur Bandung mempersiapkan vaksin penyakit typhus-kolera, sekitar tahun 1937. /Nationaal Museum van Werelculturen Belanda

DESKJABAR – Berita aksi vaksinasi yang dilakukan pemerintah Indonesia yang gencar terkait wabah penyakit Covid-19 pada masa kini di tahun 2021, dimana waktunya menjelang bulan Ramadhan 1442 H.

Pihak Majelis Ulama Indonesia pada masa kini di tahun 2021, menyatakan tak ada masalah jika vaksinasi dilakukan selama ibadah puasa.

Lain halnya pada zaman kolonial Belanda lalu, pihak Majelis Ulama tidak mengizinkan kegiatan vaksinasi dilakukan selama orang-orang Islam sedang ibadah puasa.

Ada salah salah satu sejarah Jawa Barat dimana pada tahun 1930-an mengalami wabah penyakit gawat, yaitu jenis katastropik.

Baca Juga: Begal Jaringan Sumatera Baku Tembak dengan Polisi Tasikmalaya, 2 Kabur 1 Dibekuk

Terhadap hal tersebut, pemerintah Hindia Belanda pun menurutinya. Mereka tidak melakukan vaksinasi penyakit katrastopik selama ibadah puasa pada bulan Ramadhan.

 

Dalam catatan DeskJabar yang dikumpulkan dari sejumlah pemberitaan suratkabar yang tersimpan di Koninklijke Bibliotheek Belanda, terjadinya vaksinasi besar-besaran saat menjelang dan sesudah Ramadhan pernah dilakukan pada tahun 1934 dan 1938-1939.

Pada tahun-tahun itu, di Jawa Barat sedang terjadi wabah bahwa sedang terjadi wabah penyakit gawat dari jenis katastropik menjelang bulan Ramadhan 1355 H/1934.

Ada pun yang termasuk penyakit jenis katastropik yang merupakan penyakit gawat, yaitu gagal ginjal, penyakit jantung, stroke, cirrhosis hepatis, kanker, serta penyakit darah yaitu leukemia dan thallasemia.

Penyakit-penyakit yang termasuk katastropik, merupakan kategori penyakit yang memakan biaya tinggi dalam biaya penyembuhannya. Dan biasanya kemudian menjadi penyebab orang meninggal dunia.

Baca Juga: MENJELANG RAMADHAN 1442 H, Stok dan Pasokan Daging Sapi dan Daging Ayam Sedang Banyak

Diberitakan Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indië terbitan 26 November 1934, pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, gencar melakukan vaksinasi katastropik bagi masyarakat di Jawa Barat.

Vaksinasi sebatas dilakukan selama menjelang bulan Ramadhan. Namun vaksinasi tidak dilakukan saat sedang ibadah puasa.

Diberitakan, di kawasan Bandung, pemberian vaksin diberikan kepada penduduk Kecamatan Banjaran dan Kecamatan Batujajar, yang diberitakan menunjukan kemajuan.

Disebutkan pula dalam berita itu, antara 15.000 dan 20.000 orang telah divaksinasi untuk melawan penyakit katastropik.

Baca Juga: SEJARAH PERSIB, Kehadiran Michael Essien di Persib Menyedot Perhatian Publik Sepakbola Indonesia, Bahkan Asia

Ditargetkan, pada awal puasa, yaitu 6 Desember 1934, vaksinasi pada kedua kecamatan itu akan rampung. Orang-orang yang divaksin kemudian diharuskan melakukan istirahat namun bukan karena berpuasa.

Dalam berita itu juga disebutkan, majelis ulama telah menyatakan bahwa tidak ada keberatan untuk vaksinasi hanya selama menjelang Ramadhan.  

Buatan Bandung

Pihak pemerintah menyatakan, bahwa stok vaksin katastropik yang memadai selalu tersedia, dimana penemunya adalah Prof. Dr. L. Otten, terus bekerja keras dengan persiapan ini.

Dimaklumi, daerah yang terserang wabah lebih diutamakan, rencananya adalah melakukan vaksinasi seluruh Kabupaten Bandung setelah berakhirnya Ramadhan atau selesainya ibadah puasa. 

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Sebanyak 16 Juta Dosis Kembali Didatangkan ke Indonesia

 De Tijd terbitan 24 Agustus 1938 memberitakan, pihak pemerintah melakukan vaksinasi ulang yang dilakukan pada 1 September 1938.

Kantor berita Aneta di Bandung memberitakan, bahwa vaksinasi terhadap wabah penyakit baru dimulai di kawasan Priangan.

Vaksinasi dilakukan di Kecamatan Ujungberung, Cimahi, Cikalong Wetan, Lembang, dan Ciwidey, yang merupakan awal dari vaksinasi ulang sistematis terhadap wabah di seluruh Kabupaten Bandung.

Disebutkan, namun selama bulan Ramadhan dan beberapa hari sebelum dan sesudah puasa, tidak ada vaksinasi yang akan dilakukan.

Diperkirakan sekitar 15.000 orang akan divaksinasi setiap hari, dan vaksinasi ulang berakhir pada 4 Februari 1939.

Baca Juga: Sabu seberat 7,7 Kg Dimusnahkan BNN Jabar, Barang Bukti Januari - Maret 2021

Menjadi catatan menarik, dimana vaksin dan serum buatan Bandung yang diproduksi Instituut Pasteur, pada zaman tersebut sudah terkenal ke manca negara. Ada pun Dr Otten juga bekerja di Instituut Pasteur tersebut.

Diberitakan Christelijk sociaal dagblad voor Nederland De Amsterdammer terbitan 20 Agustus 1937, sedang terjadi wabah penyakit kolera di Hongkong dan menewaskan banyak orang. Untuk mengatasinya, pemerintah kolonial Inggris di Hongkong mendatangkan banyak serum dari Bandung, untuk mengatasi wabah penyakit kolera di Hongkong. (Kodar Solihat/DeskJabar) ***

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x