Peuyeum Sampeu,  Di Zaman Kolonial Sangat Disukai Orang-orang Eropa, SEJARAH JAWA BARAT

- 26 Februari 2021, 18:57 WIB
Membersihkan singkong untuk dibuat peuyeum sampeu, tahun 1915
Membersihkan singkong untuk dibuat peuyeum sampeu, tahun 1915 /KITLV Universiteit Leiden Belanda

Gambaran ini, diantaranya seperti diberitakan, De Indische courant terbitan 12 Oktober 1939, memuat tulisan sejumlah makanan khas orang Sunda, salah satunya adalah peuyeum sampeu.

Dalam berita itu disebutkan, bahwa peuyeum adalah potongan putih singkong yang difermentasi, yang menebarkan ragi yang kuat dan kandungan alkohol. 

Diberitakan pula, bahwa peuyeum sangat enak jika dimasak dengan cara dipanggang. Peuyeum adalah makanan khas Sunda yang sangat bergizi.

Baca Juga: Sumedang Menjadi Percontohan Budidaya Ikan Kancra Torsoro, Pendapatan Pembudidaya Rp 8,7 Juta Per Bulan

Kultur menanam singkong di Tanjungsari, Sumedang tahun 1950, dimana sampai kini dikenal sebagai sentra produksi peuyeum di Ciayunan
Kultur menanam singkong di Tanjungsari, Sumedang tahun 1950, dimana sampai kini dikenal sebagai sentra produksi peuyeum di Ciayunan Tropenmuseum-Nationaal Museum van Wereldculturen Belanda

Zaman perang

Kegemaran makan peuyeum sampeu, rupanya juga masih berlanjut sampai era masa perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1947.

Bahkan, orang-orang Tionghoa pada masa-masa itu ternyata banyak menyukai makan peuyeum sampeu.

Namun diberitakan Algemeen Indisch dagblad terbitan 5 September 1947,  ada dua anak-anak Tionghoa yang kemudian keracunan akibat menyantap peuyeum sampeu. Salah seorang diantaranya kemudian tewas.

Disebutkan, penyebab tewasnya anak tersebut, karena mereka menyantap peuyeum sampeu saat perut kosong.

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah