DESKJABAR - Daerah Tasikmalaya, Jawa Barat sepertinya ditakdirkan untuk terus melahirkan manusia luar bisa yang peduli lingkungan hidup.
Sebut saja Ma Eroh, peraih Kalpataru 1988 dan Pahlawan Lingkungan dari PBB 1989. Kemudian Abdul Rozak dari Cikadu Cisayong.
Kini muncul Abah Harun (92 th) dari Malaganti. Sosok pria berusia hampir sebad ini, saat ini sedang memelopori membuat saluran air dari mata air Curug Cinila di puncak Bukit Galunggung, Desa Sukaharja, Kec. Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya.
Baca Juga: Sepuluh Orang Warga Salopa Tasikmalaya Tertimbun Longsor di Kedalaman 65 Meter Saat Menambang Emas
Baca Juga: Menguak Misteri Batu Melingkar Salawu, Ada Jejak Budaya Nenek Moyang Sunda Pra-Hindu dan Budha
Proses pengerjaan saluran air parit Cinila itu, sebenarnya sudah dirintis oleh Abah Harun konon sejak tahun1965. Sempat berhenti lalu dilanjutkan kembali pada tahun 2004.
Pengerjaan saluran air parit Cinila dilakukan dengan cara mengupas tebing, membuat galian parit. Tak jarang pula harus bergelantungan pada seutas tali melipir jurang yang curam.
Beratnya medan yang harus dilalui, pernah menelan korban Mang Atang, sahabat Abah Harun. Ia meninggal terimbun tanah longsoran saat mengerjakan saluran air parit Cinila ini.
Meski terasa pahit kehilangan sahabat terdekatnya, Bah Harus tetap bertekad, pekerjaan harus terus dilanjutkan. Dengan peralatan sederhana, dari hari ke hari saluran berangsur makin panjang dan kini telah memasuki kawasan Hutan Pinus.
Baca Juga: Misteri Batu Melingkar Salawu, Kini Ditemukan Goa Kuno Sepanjang 30 Meter