DESKJABAR – Diantara orang-orang yang mengenal Kabupaten Cirebon, biasanya mengenal masakan nasi jamblang dan Pasar Jamblang. Tetapi, banyak orang lupa, bahwa Jamblang sebenarnya adalah nama sungai di Cirebon, yang kemudian digunakan nama masakan dan pasar.
Sungai Jamblang merupakan anak sungai Cimanuk-Cisanggarung yang berada di Kabupaten Cirebon. Lokasi Sungai Jamblang melintasi sembilan kecamatan dengan hulu sungai ada di Kecamatan Dukupuntang, sedangkan hilirnya di Kecamatan Suranenggala.
Sejatinya, Sungai Jamblang melintasi sejumlah kawasan pertanian, pemukiman, dan industri di Kabupaten Cirebon, sehingga memiliki peran strategis.
Hanya saja, belakangan ini kondisi Sungai Jamblang menjadi penuh tumpukan sampah liar, dimana saat kemarau 2024 airnya kering. Ini sebagai dampak bertambahnya jumlah penduduk dan sejumlah aktivitas manusia, sehingga mempengaruhi fungsi Sungai Jamblang.
Baca Juga: Bandara Kertajati Majalengka Gelar Kertajati Hajj Festival 2024, Promosi Wisata Cirebon
Dikeluhkan
Terkait kondisi Sungai Jamblang yang kini jadi tumpukan sampah liar, Penjabat Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, bersama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon, Camat Jamblang, Kuwu Desa Jamblang dan Kuwu Desa Serang, melihat langsung kondisi tumpukan sampah di Sungai Jamblang, pada Sabtu, 22 Juni 2024.
Peninjauan tersebut berkaitan respon Pemkab Cirebon atas adanya laporan keluhan dari masyarakat, soal terjadinya tumpukan sampah di sepanjang aliran Sungai Jamblang.
“Harus dibereskan dan dibersihkan,” ujar Wahyu Mijaya, sambil mengatakan Pemkab Cirebon akan menggunakan alat berat untuk mengeruk sampah di Sungai Jamblang.
Sebagai upaya mengarahkan masyarakat tertib membuang sampah, Pemkab Cirebon berkomunikasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung Kementerian PUPR, untuk menempatkan container sampah di dekat Sungai Jamblang.
“Masyarakat jangan lagi buang sampah sembarangan ke Sungai Jamblang. Bisa membuangnya pada container sudah disediakan,” kata Wahyu Mijaya.
Catatan Jabar Insight mengutip data Koninklijke Bibliotheek Belanda, menyebutkan, Sungai Jamblang telah diperlebar pada tahun 1919. Bahkan dibuat saluran pipa drainase di sepanjang Sungai Jamblang, serta pemindahan jalur suplai air ke Bendungan Jatisawit.
Dengan gambaran tersebut, bisa dibayangkan bahwa pada awal abad ke-20 lalu, Sungai Jamblang kondisi airnya bagus dan bersih. Namun 105 tahun kemudian alias lewat dari seabad, kondisi Sungai Jamblang menjadi penuh tumpukan sampah menjijikan akibat pola hidup masyarakat masa kini. ***