TOL Dalam Kota Bandung Mulai Dibangun Tahun 2024, Ini Respon Mengejutkan dari Pakar Transportasi ITB

16 Mei 2024, 12:00 WIB
Rencana pembangunan Tol Dalam Kota Bandung menurut pakar transportasi ITB, bukanlah solusi untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandung. /PR/Armin Abdul Jabbar/

DESKJABAR – Kabar gembira disampaikan Deputi VI Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, yang menyatakan bahwa pembangunan proyek Tol Dalam Kota Bandung bisa dimulai tahun ini atau tepatnya pada Kuartal 3 Tahun 2024.

Tentu ini kabar menggembirakan bagi warga Kota Bandung, sebab wacana pembangunan Tol Dalam Kota Bandung, terutama rute Pasteur hingga Cileunyi, sudah ada sejak sekutar 17 tahun lalu. Namun, justru respon mengejutkan datang dari pakar transportasi ITB.

Baca Juga: KEMENTERIAN AGAMA Minta Masyarakat Cek Ulang Arah Kiblat pada 27 dan 28 Mei, Ada Apa Gerangan?

Seperti diketahui, informasi terbaru terkait pembangunan proyek tol dalam Kota Bandung dikemukakan Susiwijono di Jakarta pada Selasa, 14 Mei 2024. Menurutnya, proyek tol dalam kota Bandung itu masuk dalam program Proyek Strategis Nasional (PSN).

Susiwijono mengemukakan, Tol Dalam Kota Bandung  yang akan dibangun adalah Bandung Urban Intra Toll Road (BIUTR) dan North-South Link (NS Link) . Keduanya masuk dalam dokumen rekapitulasi aturan PSN dimana pembangunan jalan tol dalam Kota Bandung yang mencangkup BIUTR dan NS Link.

Dia mengatakan bahwa tol dalam Kota Bandung ini direkomendasikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono.

Sementara itu, mengutip dari laman kementerian PUPR pada Desember 2023, meyebutkan bahwa proyek Tol Dalam Kota Bandung ,termasuk di antara 6 proyek jalan tol yang akan dilelang pada tahun 2024, selain Tol Getaci dan Tol Akses Patimban, Subang.

Pembangunan BIUTR dan NS Link dinilai merupakan kebutuhan mendesak ditengah semakin padatnya lalu lintas di Kota Bandung. Jumlah kendaraan bermotor terus meningkat, sementara penambahan jalan baru tidak mampu untuk mengimbangi pertumbuhan kendaraan bermotor.

Respon Pakar Transportasi ITB

Rencana pembangunan Tol Dalam Kota Bandung, ternyata menarik perhatian pakar transportasi asal Institut Teknologi Bandung atau ITB, Dr.Aine Kusumawati S.T,M.T. Pakar transportasi dari Kelompok Keahlian Rekayasa Transportasi, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL), ITB itu, memberikan pandangannya.

Mengutip dari laman itb.ac.id yang terbit Maret 2024, Aine memberikan respon mengejutkan terkait rencana pembangunan Tol Dalam Kota Bandung. Menurutnya, Jalan Tol Dalam Kota Bandung tidak akan menyelesaikan masalah kemacetan yang terjadi di Kota Bandung.

Berdasarkan rencana, Tol Dalam Kota Bandung  diharapkan dapat membangun konektivitas transportasi yang kuat dan mengatasi masalah kemacetan di Kota Bandung.

Namun, Dr. Aine mengatakan, proyek itu hanya dapat menjadi solusi jangka pendek, lantaran dalam beberapa tahun kemudian, kapasitas maksimal jalan akan terpenuhi dan permasalahan kemacetan akan muncul kembali.

Baca Juga: SIAP-SIAP! Kartu Prakerja Gelombang 68 Dibuka di Tanggal Ini, Insentif Rp 4,2 Juta Menanti, IniCara Daftarnya

Selain itu, menurutnya, dengan dibangunnya tol pun, kemungkinan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi akan semakin meningkat.

Aine memaparkan, dari komposisi lalu lintas, jalanan di Kota Bandung didominasi kendaraan roda dua. Adapun proyek Tol Dalam Kota Bandung yang akan dibangun, menurutnya, tidak ditujukan bagi pengguna kendaraan roda dua.

Selain itu, meninjau rute yang akan dibangun, tidak semua pengguna kendaraan roda empat akan memanfaatkan tol dalam kota karena keterbatasan rute yang dimiliki. Hal tersebut mengindikasikan bahwa infrastruktur itu hanya akan mengatasi sebagian kecil dari akar permasalahan kemacetan di Kota Bandung.

“Saat jalan tol sudah jadi, bukan berarti dia akan menyelesaikan masalah, karena yang berpindah mungkin tidak banyak. Tapi, bayangkan nanti kalau ada lalu lintas yang di-generated oleh jalan tol tersebut. Orang-orang yang tadinya nggak kepikiran naik mobil mungkin jadi naik mobil,” ujarnya.

Selain itu, menurutnya, pola pergerakan masyarakat pun akan berubah, beban lalu lintas baru di daerah-daerah yang dihubungkan oleh tol akan muncul, dan kapasitas jalan akan tercapai. Pada akhirnya, kemacetan akan timbul kembali.

“Kita tidak bisa terus-menerus menyediakan prasarana untuk mengakomodasi demand yang ada. Demand akan terus meningkat. Kalau demand terus meningkat, berarti kita harus terus membangun jalan baru,” tuturnya.

Transportasi Massal Salah Satu Solusinya

Dr. Aine mengemukakan bahwa solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan kemacetan di Kota Bandung adalah angkutan massal. Kendala yang mungkin dihadapi dalam membangun fasilitas angkutan umum massal adalah biaya dan kondisi eksisting jalanan di Kota Bandung.

Baca Juga: BURUAN, Peluang Mendapatkan Saldo DANA Gratis Rp 4,2 Juta di Program Ini , Simak Cara Menautkannya

Menurutnya, badan jalan yang kecil tidak memungkinkan dibangunnya jalur khusus untuk transportasi umum tipe busway. Selain itu, transportasi umum eksisting seperti angkot dan Trans Metro Bandung (TMB) dinilai kurang efektif untuk dikembangkan karena jaringan jalan Kota Bandung sudah terlalu padat.

Oleh karena itu, kata Aine, dibutuhkan angkutan umum massal yang memiliki jalur sendiri berupa jalur elevated (di atas permukaan tanah) dengan tipe transportasi Light Rail Transit (LRT). Dengan dikembangkannya fasilitas transportasi umum yang layak dan memadai, masyarakat lambat laun akan beralih sepenuhnya ke transportasi umum dan masalah kemacetan di Kota Bandung akan teratasi.

Menurut Dr. Aine, jika proyek tol jadi dibangun, diperlukan feasibility study (studi kelayakan) terbaru yang dapat menunjukkan bahwa benefit yang diberikan oleh tol secara signifikan dapat dirasakan masyarakat Kota Bandung.

Studi kelayakan ini meliputi trase, jumlah lalu lintas yang berpindah menggunakan tol, hingga analisis ekonomi mengenai perbandingan biaya investasi dan manfaat tol.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: itb.ac.id Antara

Tags

Terkini

Terpopuler