Stop Bullying di Kalangan Pelajar, Sumedang Canangkan Program Pendidikan Berbasis Kasih Sayang

15 Desember 2023, 19:59 WIB
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang Dr. Dian Sukmara saat diwawancarai wartawan usai soft launching 'Pencanangan Gerakan Zero Bullying Pelajar dan Pendidikan Berbasis Kasih Sayang' di Gedung Negara, Jumat, 15 Desember 2023. /deskjabar.com/Rio Kuswandi/

 

DESKJABAR - Kasus kekerasan terus terjadi dan semakin mengkhawatirkan. Bahkan kasus bullying atau perundungan di kalangan anak-anak tingkat TK, SD, SMP hingga SMA terus mengalami peningkatan di setiap daerah, termasuk di Sumedang.

Pemerintah Kabupaten Sumedang berupaya menekan kasus tersebut bagaimana caranya agar tidak terjadi di kemudian di hari.

Baca Juga: Jalur Pendakian Puncak Salak Bogor-Sukabumi dan Kawah Ratu Ditutup Karena Gempa Meningkat

Pj. Bupati Sumedang Herman Suryatman menargetkan zero untuk perundungan di kalangan para pelajar di Sumedang.

Untuk mendukung ini, Pemkab Sumedang melakukan Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang menggelar soft launching 'Pencanangan Gerakan Zero Bullying Pelajar dan Pendidikan Berbasis Kasih Sayang.

Kegiatan digelar di Gedung Negara Sumedang, Jumat, 15 Desember 2023. Selain Pj. Bupati hadir dalam kesempatan itu, Pj. Sekda Sumedang Tuti Ruswati, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang Dian Sukmara, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), para kepala sekolah mulai dari tingkat TK, SD, SMP hingga SMA, Bagian Kesra Setda Sumedang serta sejumlah narasumber yang hadir.

Mereka sepakat untuk mendukung program ini dan membuat Sumedang terbebas dari kasus bullying atau perundungan.

"Target kita kedepan, zero (nol kasus) untuk perundingan atau bullying di masa yang akan datang. Kita mulai sejak hari ini," kata Pj. Bupati.

Pj. Bupati Herman menegaskan hal itu bisa terwujud asal punya tekad yang kuat untuk menyuarakan itu.

"Yang paling penting, yakinkan dalam hati dan fikiran kita bahwa tidak ada lagi bullying atau perundungan, maka itu target itu akan tercapai," kata Herman.

Karenanya, kata dia, segala sesuatu itu tergantung apa yang kita fikirkan. Dari fikiran akan mempengaruhi ucapan, ucapan menjadikan tindakan, tindakan membuat karakter, membentuk kebiasaan, dan menentukan arah kehidupan.

Baca Juga: Jembatan Otista Bogor Segera Diresmikan, Bima Arya : Senin Dibuka Dengan SSA

"Maka, berpikirlah yang baik-baik, termasuk pencanangan zero bullying," ucap Herman.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang Dr. Dian Sukmara mengaku sangat bahagia atas soft launching untuk pencanangan gerakan bullying dan perundungan ini.

Pasalnya, kata dia, seluruh elemen dan sistem yang berkembang di Kabupaten Sumedang sudah terjalin komunikasi dengan baik dan serempak mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan SMK dan semua berkomitmen berkumpul bersama untuk dapat mendesain sebuah sistem pendidikan dalam pengendalian terjadinya bullying dan perundungan.

Ia juga merasa bersyukur karena tentu terbangunnya sistem tersebut sangat penting dilakukan untuk menekan kasus perundungan di kalangan anak-anak.

"Tentu itu sulit dihindari apabila kita tidak memiliki sistem jaringan yang kuat tersistemkan antara satu satuan pendidikan dengan peserta pendidikan yang lain," kata Dian kepada wartawan, Jumat.

Dian juga tidak menampik jika memang berbagai macam kasus perundungan terjadi di kalangan pelajar dan anak-anak di Sumedang. Namun, tidak disebutkan data secara pasti.

"Yang jelas beberapa sudah ditangani dan dibawa ke ranah hukum," kata Dian.

Dian berharap setelah digelarnya soft launching atau pencanangan ini, nanti akan secara bertahap bisa semakin menguatkan satu sama lain selain meniadakan perundungan juga bagaimana pendidikan mampu mencetak generasi-generasi unggul.

Baca Juga: Musik Jazz dunia Era 1980an, Inggris Populerkan Grup Shakatak dan Matt Bianco, Jepang Bangga dengan Casiopea

"Jadi maksudnya bagaimana kita mengemban amanah untuk  mencetak anak-anak yang lebih baik yang lebih produktif dan nyaman dalam di lingkungan pendidikan. Kemudian bagaimana mendesain sebuah sistem pendidikan yang bisa menggerakkan dalam berbagai karakteristik sekolah itu bisa memberikan satu kenyamanan bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang sehingga bisa mencapai kematangan kedewasaannya dan berperan aktif produktif bagi bangsa dan negaranya," bebernya.

Dian menambahkan, tentu ini sejalan dengan wacana Indonesia emas pada tahun 2045 dimana bidang pendidikan harus mampu mencetak generasi unggul di masa yang akan datang, generasi pemimpin bukan generasi kuli.

"Ini juga dalam rangka menyongsong Indonesia emas tahun 2045, sehingga mereka yang sekarang berusia 17 tahun, berusia 23 tahun dengan 20 kedepan mereka akan menjadi pemimpin bangsa. Kalau mereka tidak disiapkan dengan baik melalui berbagai alternatif tentang isu bullying dan perundungannya mau jadi apakah bangsa Moor negara kita," pungkasnya.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Liputan

Tags

Terkini

Terpopuler