Perkebunan Teh di Kabupaten Bandung Ini Tinggal Satu-satunya Milik Eropa di Indonesia

21 Oktober 2023, 09:00 WIB
Pemandangan perkebunan teh Cibuni, di Rancabali, kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung. /Google Maps

DESKJABAR – Jika kita berjalan-jalan ke kawasan perkebunan teh di barat daya Kecamatan Rancabali, kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung, kita akan melihat rumah-rumah dinas perkebunan teh berwarna putih-biru berderet rapi. Itulah kawasan perkebunan teh Cibuni, yang kini merupakan tinggal satu-satunya milik Eropa di Indonesia. 

 

 

Lokasi perkebunan teh Cibuni berada di jalur barat daya Rancabali, kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung  arah perbatasan Cianjur. Kawasan perkebunan teh Cibuni memiliki suasana yang tenang dan rapih, dibandingkan kawasan unit perkebunan teh perusahaan lain di kawasan Rancabali yang kini hiruk pikuk banyak orang karena bisnis agrowisata.

Jika kita membayangkan sejarah, dahulu unit-unit perkebunan yang ada di Indonesia, umumnya dimiliki perusahaan Eropa.  Tetapi jika kita membayangkan unit-unit perkebunan itu masih dikelola perusahaan Eropa pada zaman sekarang, maka perkebunan teh Cibuni yang menjadi contoh.

 Baca Juga: Di Subang, Dua Perkebunan Teh PTPN VIII Kini Kerjasama Operasional Swasta

Gambaran

Perkebunan teh Cibuni pada masa kini diketahui tinggal menjadi satu-satunya perkebunan teh milik Eropa sejak didirikan zaman kolonial Belanda awal abad ke-20 lalu. Sedangkan unit-unit perkebunan lainnya dinasionalisasi menjadi perkebunan negara atau dibeli swasta Indonesia atau warga negara Indonesia sekitar tahun 1955 s.d 1962.

Staf Gabungan Pengusaha Perkebunan (GPP) Jawa Barat-Banten, Dadang Supriatna, menyebutkan, sepengetahuannya, produk teh Cibuni hanya dijual di Eropa. Bahkan diketahui, karena kualitasnya konsisten bagus untuk Eropa, maka untuk produk pada jenis CTC, merupakan yang termahal di Indonesia.

Dadang Supriatna merupakan saksi perjalanan bisnis perkebunan di Jawa Barat sejak tahun 1980-an. Sebab, ia bekerja menjadi staf di GPP Jawa Barat-Banten sejak tahun 1983 sampai kini masih aktif tahun 2023. Ia mengamati perjalanan bisnis perkebunan Indonesia, khususnya Jawa Barat dan Banten.

 

Menurut Dadang Supriatna, perkebunan teh Cibuni memiliki bisnis yang konsisten bagus dengan pasar eksis di Eropa. Begitu pula penanganan tanaman di unit perkebunan teh Cibuni, jika kita melihat di kawasan Rancabali, Ciwidey, tampak selalu bagus kondisinya.

Baca Juga: Perkebunan Teh PTPN VIII Gunung Mas, Bogor, Tempat Orang Menyegarkan Diri dari Polusi Jakarta

Kilasan sejarah

Berdasarkan catatan DeskJabar, perkebunan teh Cibuni dikelola oleh perusahaan PT Melania Indonesia yang merupakan anak perusahaan PT Tolan Tiga dari Group SIPEF milik swasta Belgia. Kantor besar Group SIPEF berupa sebuah kastil bernama Calesberg di Schoten, Belgia, yang indah dengan pekarangan sangat luas.

Walau perkebunan Cibuni dimiliki perusahaan Eropa, tetapi para pimpinan perkebunan tersebut tampak adalah orang-orang Indonesia. Jadi, walau pun milik Belgia, pada masa kini kita tidak bisa menyaksikan para “meneer” Eropa menjadi para tuan di perkebunan, karena zamannya sudah berbeda.

 

Dahulu, pada zaman kolonial Belanda, perkebunan teh Cibuni dimiliki oleh NV Algemeene Belgisch-Javasche Cultuur Maatschappij. SIPEF (selaku induk perkebunan Cibuni), berdiri tahun 1919, dimana ketika itu kantor pusatnya ada di Antwerpen, Belgia dengan awalnya berbisnis karet di Sumatra dan Malaysia.

Tahun 1969, di Medan, berdiri PT Tolan Tiga yang merupakan perusahaan penanaman modal asing selaku induk dari PT Melania Indonesia di Jawa Barat, pengelola perkebunan teh Cibuni. Bahkan kantor pusat SIPEF pernah berada di Kota Medan, Sumatra Utara, pada tahun-tahun tersebut. ***

 

 

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Terpopuler