DESKJABAR - Tercatat ada sebanyak 92 jemaah haji asal Jawa Barat meninggal dunia di tanah suci dengan rata-rata usia 60-80 tahunan.
Catatan tersebut dikeluarkan secara resmi oleh Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Barat, data ini terhitung sejak awal pemberangkatan hingga Senin 17 Juli 2023.
Boy Hari Novian selaku, Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kemenag Jabar mengatakan, jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Hal ini juga dikarenakan kuota haji untuk provinsi Jawa Barat mengalami penambahan.
"Bertambah, lebih dari tahun lalu. Wajar karena kuota normal lagi dan rata-rata lebih banyak lansia kan. Tahun lalu hanya 15 orang sekarang sudah 92," ujar Boy Hari Novian.
Boy juga menjelaskan bahwa, jemaah haji yang meninggal dunia berasal dari embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) dan Kertajati (KJT) dengan visa 69 dari JKS dan 23 dari KJT.
Sedangkan untuk penyebab jemaah haji yang meninggal, menurut Boy dikarenakan sakit.
"Sakit jantung dengan total 33 jemaah dan infeksi luas (septic shock) dengan 26 jemaah," lanjutnya.
Boy juga mengungkapkan, Kemenag Jabar sendiri telah melakukan pendampingan pada seluruh jemaah haji.
Tim medis juga sudah bekerja maksimal untuk mendampingi para jemaah saat melangsungkan ibadah di Tanah Suci Mekah.
Sementara itu usia rata-rata jemaah haji yang meninggal dunia yaitu antara 61-70 tahun dan 71-80 tahun.
“Rata-rata usia jemaah yang meninggal dunia 61-70 tahun dan 71-80 tahun,” ucapnya.
Baca Juga: Sebanyak 5.750 Pelari Ikuti Kegiatan BNI-UI Half Marathon 2023
Boy jugq mengatakan, soal jemaah haji asal Majalengka, Suharja (70 tahun) yang hilang kabar dua pekan lebih telah ditemukan dalam kondisi meninggal. Almarhum ditemukan di salah satu rumah sakit di Mina, Arab Saudi.
"Telah ketemu, meninggal ditemukan di rumah sakit Mina. Ditemukan karena gak ada gelang identitas, istrinya yang sudah di Madinah dibawa dulu untuk memastikan. Ditemukan kemarin (Minggu)," katanya. ***