Suara Menggelegar dari Meriam Lodong Menarik Perhatian Plt Bupati Bogor, Iwan : Ga Apa-apa dengan Kaca Rumah

15 April 2023, 09:12 WIB
Plt Bupati Bogor, Iwan Setiawan, saat melihat dan mendengarkan penjelasan cara menyalakan meriam Kuluwung dari ketua RW di Desa Sukamulya Kecamatan Sukamakmur, Jumat, 14 April 2023 sore. /Instagram@iwansetiawan.70///


DESKJABAR 
– Tradisi adu meriam kuluwung antar kampung,  berlangsung setahun sekali setiap Bulan Ramadhan, hingga kini masih lestari di Desa Sukamulya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Meriam Kuluwung merupakan sarana hiburan tahunan di Desa Sukamulya Kecamatan Sukamakmur dan sudah menjadi tradisi turun temurun setiap Bulan Ramadhan.

Setiap Bulan Ramadhan tiba meriam kuluwung atau lodong ini ramai dimainkan warga di perkampungan, khususnya di Kabupaten Bogor.

Baca Juga: ADA Masalah Financial Close di Proyek Tol Getaci dan Tol Gilimanuk-Mengwi Bali, INILAH Perbedaan dan Persamaan

Namun seiring dengan perkembangan zaman, tradisi permainan lodong atau kuluwung sudah tidak seramai dulu, dan kini hanya di beberapa desa di Kabupaten Bogor, salah satunya Desa Sukamulya, kecamatan Sukamakmur yang masih mempertahankan perlombaan adu meriam kuluwung.  

Suara kuluwung yang menggelegar, mengundang perhatian Plt Bupati Bogor, Iwan Setiawan, saat melintas di Desa Sukamulya, saat akan melakukan kunjungan Tarawih Keliling (Tarling) untuk singgah melihat dan menyapa warga secara langsung, Jumat, 14 April 2023, sore kemarin.

Plt Bupati Bogor beserta rombongan menepi dan menghampiri warga yang sedang berkumpul, menyalakan meriam Kuluwung, sebagaimana dilihat DeskJabar.com dari tangan video yang diunggan di Instagram@iwansetiawan.70.

Baca Juga: Isbat Nikah 132 Pasutri di Sukamakmur Bogor, Iwan Setiawan: Akta Nikah Memberikan Kepastian Hukum

Dalam tangan video terlihat Plt Bupati Bogor, Iwan Setiawan sambil tertawa dan menutup kedua lubang telinganya, melihat warga menyalakan meriam kuluwung yang suaranya menggelegar.

“Eta kunaon lain lalaunan nyundut kuluwungna dalam logat sunda (itu kenapa bukan pelan-pelan nyalakannya),” tanya Iwan

“Lamun lalaunan cos langsung ngabalik kaluhur (kalau pelan-pelan cos langsung ngebalik ke atas) jadi kalau nyalakannya harus sigap dan langsung diinjak oleh kaki maka akan menghasilkan suara keras ke depan,” kata ketua RW setempat.

Baca Juga: Es Cendol Jelly Pandan, Menu Takjil Buka Puasa yang Segar dan Creamy, Dijamin Ketagihan, Ini Resep nya Bun

Kemudian Iwan juga melihat cara memasukan amunisi/ bahan bakarnya menggunakan karbit, “coba ningali coba (coba lihat coba),” ujarnya.

Lalu Iwan bertanya, suara menggelegar dan menimbulkan getaran “ini ga apa-apa dengan kaca rumah?,” dan dijawab oleh salah seorang warga, kadang-kadang ada juga yang retak dan pecah.

“Lalu disambut ketawa Iwan, seraya berkata itu maksudnya,” kata Iwan.

Baca Juga: Inilah Cara Melihat Khodam Pendamping Diri Sendiri, Gampang Sekali dan Tanpa Ritual

Bahan lodong dan kuluwung

Bahan yang digunakan untuk membuat lodong dan meriam kuluwung, bambu (lodong) dipotong sepanjang 1,5 meter dan pada ujungnya diberi lubang sumbu.

Sedangkan pembuatan kuluwung masyarakat biasa menggunakan bahan dari kayu kapuk dengan ukuran sekitar 4 meter, karena kayu tersebut memiliki lubang tengah yang berdiameter cukup lebar, kemudian bagian luarnya diikat kuat menggunakan tali dari bekas ban bekas.

Baca Juga: Gaya Hidup Halal Semakin Diminati, Syariah Card Diluncurkan

Bahan bakar lodong dan kuluwung

Bahan bakar yang digunakan saat menyalakan lodong adalah menggunakan minyak tanah, dan diberi sumbu berupa sobekan kain, ketika dioperasikan akan menghasilkan bunyi ledakan yang khas.

Sementara bahan bakar untuk meriam kuluwung, adalah menggunakan karbit yang dicampur dengan air, ketika karbit sudah mengeluarkan gas, lalu di ujungnya diberi api menggunakan sebuah tangkai bambu atau kayu kecil, maka akan menghasilkan suara yang menggelegar dan bergetar.***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Instagram@iwansetiawan.70

Tags

Terkini

Terpopuler