JEJAK Perjalanan Proyek Tol Getaci, Diprotes Jabar, Keterlibatan Perusahaan Malaysia, Hingga Perubahan Rute

18 Maret 2023, 07:29 WIB
Lokasi rencana Junction Gedebage yang menghubungkan tol Getaci dengan BIUTR . Proyek ini semula bernama Tol Cigatas dan sempat diprotes Pemprov Jabar /YouTube WPS Channel/

DESKJABAR – Proyek jalan Tol Getaci memiliki sejarah perjalanan yang cukup panjang untuk bisa terwujud pembangunannya. Proyek yang awalnya bernama Tol Cigatas akhirnya berubah sejalan dengan adanya perubahan rute. Pemprov Jabar sendiri pernah mengajukan surat keberatan kepada Kementerian PUPR terkait proyek ini.

Semula rute jalan tol ini adalah Cileunyi-Garut-Tasik atau Tol Cigatas, namun sejalan dengan perubahan proyek, terutama setelah masuk Proyek Strategis Nasional, proyek ini menjadi proyek jalan tol yang akan menjangkau hingga ke Cilacap, Jawa Tengah.

Baca Juga: DAFTAR Desa yang Sudah Menerima UGR Tol Getaci Serta Jumlah Uang Ganti Rugi yang Telah Digelontorkan

Perubahan juga dilakukan dalam hal titik awal tol ini yang semula di Cileunyi dipindah ke kawasan Gedebage, Kota Bandung. Dengan rute Gedebage-Garut-Tasik-Ciamis-Cilacap yang dikenal sebagai Tol Getaci.

Jalan tol ini menjadi penting dan sangat diimpi-impikan masyarakat  dan Pemprov, karena inolah jalan tol pertama yang akan mengarah ke Jabar selatan.

Adapun pemrakarsa proyek tol ini pada awalnya adalah gabungan Jasa Marga dengan perusahaan asal Malaysia. Saat ini, proyek Tol Getaci baru dalam pembebasan lahan, sementara lelang ulang dilakukan antara April atau Mei 2023.

Diprotes Pemprov Jabar

Sekda Jabar saat masih dijabat Iwa Kartika, menyebutkan bahwa studi kelayakan proyek Tol Cigatas sudah dilakukan sejak 2015 dan selesai pada tahun 2016. Namun sayangnya poyek ini tidak masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) pada tahun 2017.

Inilah yang kemudian diprotes oleh Pemprov Jabar yang kemudian diikuti dengan mengirimkan surat keberatan yang ditujukan ke Kementerian PUPR.

Saat itu Iwa mengatakan bahwa pihaknya memaklumi Kementerian PUPR tidak memasukkan proyek Tol Cigatas ke dalam PSN 2017, karena dari 25 jalan tol yang masuk PSN ketika itu rata-rata mereka sudah menyiapkan dokumen, termasuk hasul studi kelayakan cukup lama. Sementara proyek Cigatas studi kelayakan baru selesai pada 2016.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Semifinal Badminton All England 2023 Hari Ini, 2 Ganda Putra Bisa Ciptakan All Indonesia Final

Namun yang menjadi keberatan Pemprov Jabar ketika itu, menurut Kepala Dinas Bina Marga Jabar saat itu yakni Guntoro, karena sebelumnya keputusan  BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol) Kementerian PUPR kepada Pemprov Jabar, yang menjanjikan proyek Cigatas akan mask PSN asal semua dokumen dituntaskan.

Untuk itulah, Pemprov Jabar sudah mentuntaskan semua dokumen yang diperlukan dan sudah dikirim ke Kementerian PUPR pada Agustus  2017 atau sebelum ada penetapan PSN 2017.

Akhirnya proyek Jalan Tol Getaci masuk dalam PSN tahun 2020, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

Ada Keterlibatan Perusahaan Malaysia

Semula pemakarsa proyek adalah gabungan Jasa Marga dengan perusahaan BUMN asal Malaysia yakni UEM Group Berhad. Perusahaan kontruksi asal Malaysia itu, sebelumnya juga yang terlibat dalam pembangunan jalan Tol Cipali atau Tol Cikopo-Palimanan sepanjang 116 kilometer.

UEM Group Berhad termasuk perusahaan jalan tol kelas atas di Malaysia. Mereka sudah membangun jalan tol di Malaysia sepanjang 1.000 kilometer.

Dalam pengembangan usahanya, mereka melebarkan sayap ke luar negeri yakni ke Indonesia dan India. Kedua negara ini dinilai saat itu dengan permintaan pembangunan jalan tol yang cukup tinggi.

Baca Juga: Pondok Pesantren Nurul Hidayah Tahtasama Leuwisadeng Bogor, Dilalap Si Jago Merah Akibat Korsleting Listrik

Namun dalam lelang tahun 2020 atas proyek Tol Getaci, dimenangkan oleh konsorsium yang merupakan gabungan dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. & PT Jasa Sarana-PT Daya Mulia Turangga-Gama Group.

Adapun komposisi kepemilikan sahamnya adalah Jasa Marga 32,5 persen, Daya Mulia Turangga 13,38 persen, Gama Grup 13,38 persen, Jasa Sarana 0,75 persen, Waskita Karya 20 persen, Pembangunan Perumahan 10 persen, dan Wijaya Karya 10 persen.

Sayangnya pada awal tahun 2023, konsorsium ini dinyatakan bubar karena mereka gagal menyerahkan financial close hingga batas waktu yang telah ditentukan.

Akhirnya Kementerian PUPR harus melaksanakan lelang ulang yang akan dilaksanakan April atau Mei 2023.

Akibat konsorsium dinyatakan default dan harus dilaksanakan lelang ulang, maka jadwal pembangunan proyek Tol Getaci pun berubah dan mengalami pemunduran jadwal.

Jadwal semula Tol Getaci sepanjang 206,65 kilometer dengan biaya Rp 56 triliun, akan dibangun dalam 2 tahap, yakni Tahap 1 segmen Gedebage (kota Bandung) hingga Kota Tasikmalaya dibangun tahun 2022 hingga 2024.Sedangkan Tahap 2 segmen Tasikmalaya-Cilacap akan dibangun mulai tahun 2027 dan selesai 2029.

Dengan dilakukannya lelang ulang, pembangunan Tol Getaci ditargetkan akan dimulai awal tahun 2024.

Perubahan Rute

Semula proyek jalan tol yang merupakan tol pertama yang mengarah ke Jabar selatan tersebut bernama Tol Cigatas dengan rute Cileunyi-Garut-Tasikmalaya.

Namun pada perjalannya sejalan dengan perubahan rute, maka namanya pun berubah dari Tol Cigatas menjadi Tol Getaci.

Baca Juga: Ibu dan Anak Asal Cianjur Terjebak di Suriah, Ingin Pulang, Semula Dijanjikan Kerja di Dubai

Direktur Pengembangan Bina Marga, Kementerian PUPR sebelumnya yakni Adrian Priyohutomo memaparkan alasan perubahan rute dari Tol Cigatas menjadi Tol Getaci

Ada dua alasan mengapa akhirnya terjadi perubahan rute dari Cigatas menjadi Getaci.

Alasan pertama, karena rute yang pertama yakni Cileunyi-Garut-Tasikmalaya kondisi kontur medannya yang lebih berat, sehingga perlu penyesuaian.

Alasan kedua  adalah rute proyek tol tersebut diarahkan untuk tidak semua dekat dengan jalan nasional, sehingga pihaknya berencana membawa rute tersebut ke selatan dimana agak lebih menjauh dari posisi jalan nasional.

"Kenapa kita lakukan? Karena untuk pengembangan wilayah selatan agar lebih berkembang lagi, jangan hanya terkonsentrasi di jalan nasional. Itu yang diharapkan oleh oleh Kementerian PekerjaannUmum dan Perumahan Rakyat," tuturnya.

Pada awalnya ada 3 opsi rute yang ditawarkan dengan perkiraan biaya kontruksi mencapai Rp 5,14 triliun untuk rute di wilayah Jawa Barat saja yakni mencapai Banjar.

Adapun ke-3 trase yang diusulkan pada awalnya adalah :

Trase I

Majalaya-Nagreg-Limbangan-Cibatu-Malangbong-Rajapolah-Tasikmalaya-Ciamis-Banjar.

Trase II

Majalaya-Nagreg-Limbangan-Cibatu-Garut Kota-Singaparna-Kota Tasikmalaya-Ciamis-Banjar.

Trase III

Majalaya-Nagreg-Limbangan-Garut-Singaparna-Kota Tasikmalaya-Ciamis-Banjar.

Akhirnya trase yang diputuskan dalam perencanaan yang sudah beredar saat ini adalah trase Gedebage-Majalaya-Nagreg-Kadungora-Banyuresmi-Garut Kota-Singaparna-Kota Tasikmalaya-Ciamis-Pamulihan-Cilacap. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler