Mie Bakso Khas di Bandung Pakai Tongcai dan Dorokdok, Tetapi Kini Tinggal Sedikit

4 Februari 2023, 18:06 WIB
Jajanan mie bakso di kawasan GOR Saparua Bandung, dahulu khas pakai tongcai dan dorokdok. /Kodar Solihat/DeskJabar.com

DESKJABAR – Kota Bandung, Jawa Barat dikenal sebagai tempat makanan enak, termasuk mie bakso yang pernah dikenal khas karena memakai tongcai dan dorokdok.

Namun, mie bakso khas Bandung kini sudah jarang pakai tongcai dan dorokdok. Hanya segelintir pedagang mie bakso di Bandung yang masih menjual, itu pun pedagang senior.

Mie bakso dijual di Bandung pada masa kini, yang menjadi banyak, adalah mie bakso pakai ceker ayam, tahu, toping bubuk daging ayam, dan jeroan.

Namun para pedagang mie bakso di Bandung pada tahun 1980-an sampai 1990-an, dikenal rata-rata masih pakai tongcai, mulai yang ditanggung maupun dorongan.

 

 Baca Juga: Di Bandung, Banyak Rumah Antik Laris Jadi Tempat Makan dan Instagramable

Apa itu tongcai dan dorokdok ?

Nah, tongcai adalah semacam taburan atau toping pada mie bakso, dengan bentuk mirip potongan-potongan sangat kecil berwarna oranye.

Jika tongcai dimakan, rasanya krenyesss…krenyessss..gurih rasa sayur terasa. Tampilan mie bakso pakai tongcai sangat mengundang selera.

Rata-rata, warga senior Kota Bandung dan sekitarnya, sangat menyukai mie bakso pakai tongcai. Penjualan tongcai pernah banyak di pasar-pasar tradisional, biasanya ada di tukang bumbu.

Tetapi yang pakai dorokdok, tidak semua orang suka. Dorokdok adalah sejenis kerupuk dari bahan kulit sapi.

 Baca Juga: Di Kota Bandung, Kawasan Rumah Antik Menak Zaman Baheula Menjadi Pesona Romantis

Di Bandung, sampai tahun 2020, pernah ada kios mie bakso terkenal bertahan yang pakai tongcai, misalnya di Jalan Sukajadi dan di Ujungberung.

Namun kini penjual mie baksonya tidak menggunakan lagi tongcai, tetapi diganti pakai bubuk daging ayam.

Beberapa pelanggan fanatik mie bakso tersebut bertanya mengapa tidak pakai tongcai lagi ? Sebab, mie bakso pakai tongcai di kios itulah yang menjadi penyebab laris.

Namun pemilik kios mie bakso tersebut tampak hanya menjawab singkat, “Selera konsumen pakai bubuk daging ayam,”

 Baca Juga: Bandung dan Sukabumi Kini Buruan Wisata Minum Teh Hijau Oleh Kalangan Muda

Penjualan tongcai zaman sekarang

Diketahui, tongcai sebenarnya sampai kini masih ada tetapi umumnya dijual secara online. Lain halnya pada pasar-pasar tradisional, umumnya sudah sulit ditemukan.

Ada pengalaman ketika menanyakan tongcai pada beberapa kios pada sejumlah pasar tradisional di Bandung. Beberapa pedagang yang berusia muda malah kebingungan mendengai kata “tongcai”, bahkan ada yang mengetawakan.

Soal mengapa tongcai menjadi jarang digunakan pada mie bakso di Bandung dan sekitarnya, ada obrolan diantara sejumlah pedagang mie bakso senior di Bandung.

 Baca Juga: Pasar Babatan Bandung, Tempat Berburu Alat Rumah Tangga Unik dan Jadul

Kenangan mie bakso di Bandung zaman dahulu

Bahkan, warga senior Kota Bandung mengenang, pada radius kawasan Jalan Belitung sampai Jalan Citarum, dikenal banyaknya tukang mie bakso pakai tongcai dan dorokdok.

Salah seorang pedagang lama mie bakso di sekitaran kawasan GOR Saparua, Oleh menceritakan mengapa mie bakso di Bandung menjadi tidak lagi menggunakan tongcai.

Oleh pun tadinya juga memakai taburan tongcai pada jualan mie baksonya. Namun belakangan ini tidak lagi, karena menurut dia sudah sulit menemukan yang menjual tongcai dp pasar.

 Baca Juga: Wisata Kopi di KBB, Tujuan Asyik di Bandung Barat, Bisa Roasting di Perkebunan

Soal mengapa mie bakso di Bandung kini umumnya tidak pakai tongcai lagi, Oleh hanya menduga-duga banyak penyebabnya. Pada sisi lain, berkembang pula mie bakso pakai tahu, ceker ayam, taburan daging ayam, dsb.

Salah seorang tukang parkir tua di sekitaran GOR Saparua juga mengatakan, bahwa mie bakso pakai tongcai sebenarnya merupakan ikon kenangan kawasan Jalan Belitung, GOR Saparua sampai Jalan Citarum.

Menurut dia, sebenarnya banyak warga Bandung yang mengatakan pernah sekolah di Jalan Belitung, sengaja niat ingin jajan mie bakso pakai tongcai dan dorokdok. ***

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler