Cerita Pilu Petani Milenial Jabar Binaan Ridwan Kamil, Bukan Untung Malah Buntung karena Terlilit Hutang

2 Februari 2023, 16:54 WIB
Ilustrasi program petani milinial jabar/Shutterstock /

DESKJABAR - Petani milenial Jabar menjadi ramai diperbicangkan setelah adanya video viral soal kekecewaan peserta petani milenial yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar).

Petani milenial Jabar yang jadi binaan Ridwan Kamil tersebut merasa ditinggal dan diabaikan oleh Pemprov Jabar.

Bahkan salah seorang petani milenial jabar tersebut mengungkapkan selama mengikuti program ini sejak 2021 lalu, bukannya malah untung malah rugi yang ada.

Mereka juga mengeluhkan kondisinya kini yang terlilit hutang ke bank.

Baca Juga: Selvi Amalia Nuraeni Korban Tabrak Lari Cianjur, Sang Ibu Ungkap Firasat Jelek Disampaikan ke Dedi Mulyadi

Seperti halnya yang dikeluhkan Rizky Anggara dengan akun Twitternya @eesss_ yang merupakan Ketua Petani Milenial Tanaman Hias Gelombang 1.

Dia menceritakan kekecewaan yang sekarang ini sedang dia alami.

"Saya sedikit bercerita terkait dengan apa yang saya terima dan juga yang saya alami di petani milenial tanaman hias gelombang satu ini," kata Rizki saat menceritakan seperti dikutip dari PRFM, Kamis, 2 Februari 2022.

"Jadi yang kami terima selama satu tahun, kalau bicara materil dan sebagainya kami rasa ini tidak sebanding dengan apa yang kami rasakan dengan apa yang kami perjuangkan untuk menaikan citra program petani milenial," jelasnya.

Singkat cerita, program petani milenial ini dibuka pada tahun 2021. Dan pada saat itu ada 9 ribu petani milenial yang mendaftar.

Dari jumlah itu kembali lagi diseleksi kembali menjadi 20 orang pendaftar pertama dengan usia mulai dari 20 hingga 30 tahun. Dan Rizky ditunjuk menjadi Ketua Panitia.

Baca Juga: Dukung Geliat Industri dan Bisnis, PLN Siap Tingkatkan Pasokan dan Keandalan Listrik di Batam

Diceritakan, proses budidaya tanaman hias dimulai sejak bulan Juli 2021. Tanaman hias yang dibudidaya terdiri dari tanaman jenis Scindapsus Lucens, Amydrium Silver dan Homalomena Frog.

Selain Pemprov Jabar sebagai penyelenggara program, kata Rizky, ada CV. Minaqu Indonesia sebagai offtaker sekaligus penyedia indukan tanaman dan PT. Agro Jabar sebagai penjamin peminjaman uang ke bank untuk pengadaan indukan tanaman.

Sebab, biaya penyelenggaraan program itu tak berasal dari APBD tapi melalui KUR ke bank.


Awal Permasalahan

Rizky menjelaskan, awal mula persoalan terjadi pada gelombang pertama yaitu ada di pihak pemasok atau offtaker.

Dijelaskannya, ketika pada awal launching program ini, dia seharusnya menerima indukan sebanyak 300 indukan, namun ternyata tidak sesuai.

"Kemudian, kualitas indukan juga tidak sesuai spesifikasi," katanya.

Selain itu, banyak indukan yang berpenyakit. Indukan ini malah membuat tanaman lain terserang penyakit. Hal ini membuat waktu panen mundur.

Baca Juga: Tol Getaci Kapan Dibangun? Jawaban Menteri PUPR Menggembirakan: Ini Daftar Terbaru Desa Dilalui

Yang lebih parahnya lagi, offtaker juga tidak membayar hasil panen para petani milenial ini.

"Permasalahan utamanya ini di offtaker yang tidak membayar hasil panen kami," sebutnya.

Kemudian, jelas Rizky, meskipun tanaman sudah dipanen dan dikirim ke pemasok, tidak ada uang yang masuk kepada dirinya maupun kepada teman-teman yang mengikuti program petani milenial ini.

"Jadi tanaman sudah masuk tapi uangnya belum, jadi otomatis tidak bisa bayar KUR," ucapnya.

"Pada saat perjalanan program budidaya kami tidak tenang karena banyak informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," katanya.

Dia juga merasakan adanya saling lempar tanggungjawab saat ada masalah pada program petani milenial ini.

KUR pada program ini diajukan atas nama masing-masing peserta.

"Karena KUR ini atas nama kami, atas nama peserta, jadi pihak bank mengejarnya kepada kami meski ada imbauan di awal program dari Pemprov bahwa Bank BJB tidak boleh menagih ke peserta," jelasnya.

Meski begitu, pihak bank tetap ada yang mendatangi rumah peserta hingga membuat peserta terkejut meski hanya untuk konfirmasi saja.

"Memang hanya untuk konfirmasi kejadian, tapi ya pasti kaget rumah didatangi orang bank di mana utang ini disebabkan oleh program pemerintah," jelasnya.

Baca Juga: Resep Nasi Goreng Sederhana, Enak, Praktis dan Murah

Dengan banyaknya masalah yang muncul, Rizky dan teman-temannya peserta program petani milenial justru malah merasa bekerja sendiri pada program pemerintah ini.

"Tapi selama ada permasalahan ya kita seolah-olah berjuang sendiri, tapi waktu kita panen ya paling cepet-cepetan buat dokumentasi," katanya.

Rizky tertarik dengan prorgam ini karena memang memiliki minat pada dunia pertanian terlebih dia juga kuliah di jurusan pertanian.

Selain itu, faktor keluarga juga menjadi salah satu pendorong dia tertarik pada dunia pertanian.

Saat melihat unggahan mengenai program petani milenial di media sosial Ridwan Kamil maka dia pun langsung tertarik terhadap program tersebut.

"Waktu itu sempat Kang Emil membuat postingan instagram akan ada program petani milenial. Nah di situ jelas saya kan punya hobi pertanian tapi tidak punya wadah. Saya pikir program ini bisa menjadi wadah saya menyalurkan hobi yang menghasilkan," jelasnya.

Karena itu dia menaruh harapan besar terhadap program petani milenial.

Akan tetapi, dengan banyaknya masalah yang ada, Rizky berharap Pemprov Jabar bisa segera menyelesaikannya karena banyak dari peserta petani milenial yang dirugikan.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: PRFM

Tags

Terkini

Terpopuler