KASUS SUBANG TERKINI Hari Ini, Saksi Ini Curiga Pembunuhan Terkait Yayasan, Tidak Melihat Sosok Banpol di TKP

9 Juni 2022, 13:27 WIB
Petugas kepolisian melakukan olah TKP kasus Subang . Ad a saksi yang curiga kasus terkait dana di yayasan. Saksi ini tidak melihat ada banpol di TKP /Dok.DeskJabar.com/

DESKJABAR – Kasus Subang terkini hari ini, ada saksi yang curiga motif pembunuhan yang menewaskan Tuti dan Amel terkait dana di Yayasan Bina Prestasi Nasional.

Saksi ini pula yang ikut pencarian dana BOS untuk sekolah di bawah naungan yayasan, dan saksi ini pula yang ikut mengawasi TKP kasus Subang di Ciseuti pada tanggal 19 Agustus 2021.

Namun, saksi ini tidak melihat ada kedatangan sosok banpol ke TKP kasus Subang di Ciseuti, yang kemudian ramai jadi pembicaraan publik.

Baca Juga: DETEKTOR Kebohongan Jadi Alat Bukti, Saksi D Telah Berbuat Ini, Tudingan Yosef Hidayah di KASUS SUBANG

Kasus Subang yang terjadi 18 Agustus 2021 dinihari, hingga mendekati tepat 10 bulan sejak kejadian, belum ada kabar terkini soal kemajuan pengungkapan kasus.

Selama hampir 10 bulan kasus Subang berjalan, banyak spekulasi yang terjadi terkait motif dibalik kasus yang mengegerkan tersebut.

Ada yang bilang motif pembunuhan ibu dan anak atau yang juga disebut kasus Subang, terkait dengn pengelolaan dana yang besar di yayasan.

Kemudian ada spekulasi keterlibatan orang penting di kasus Subang tersebut yang membuat berbulan-bulan kasus yang menewaskan Tuti dan Amel itu belum juga terungkap.

Kasus Subang juga diwarnai berbagai kejanggalan dan spekulasi adanya framing-framing yang ditujukan kepada orang-orang dekat korban.

Dalam perjalanan pengungkapan kasus Subang juga sempat memunculkan perbincangan bahkan pedebatan tentang sosok banpol yang diduga terkait dengan kasus Subang.

Hal ini berawal dari keterangan saksi Danu bahwa pada tanggal 19 Agustus 2021 atau sehari pasca kejadian kasus Subang bahwa pada hari itu datang sosok banpol ke TKP Ciseuti.

Banpol itu kemudian menyuruh Danu masuk ke rumah TKP Ciseuti dan menyuruh untuk menguras bak. Saat menguras bak mandi itulah Danu menemukan gunting dan cutter di dasar bak.

Baca Juga: Hindari Koper Dibongkar, Jemaah Haji Indonesia Diminta Patuhi Ketentuan Barang Bawaan

Keberadaan banpol bersama Danu masuk TKP kemudian mengundang respon dari PH Yosef yakni Rohman Hidayat. Ketika itu Rohman bahkan meminta kepolisian menahan Danu karena dinilai telah menerobos TKP yang telah diberi garis polisi.

Alasannya, karena apa yang telah dilakukan Danu dikhawatirkan telah merusak atau menghilangkan barang bukti di TKP kasus Subang.

Bahkan Rohman meragukan tentang banpol yang dikatakan Danu. “Selama saya mendampingi klien saya pak Yosef sejak di awal kasus Subang, saat di BAP tidak pernah muncul pembicaraan soal banpol,” tutur Rohman ketika itu.

Bahkan sejak awal Polda Jabar juga membantah tentang adanya sosok banpol di kasus Subang tersebut.

Namun, keberadaan sosok banpol kemudian diperkuat Yoris, yang ketika itu masih bergabung bersama Danu di PH ATS Law Firm.

Yoris mengetahui sosok banpol itu dari foto yang dikirim oleh Danu, dan menyatakan bahwa sosok banpol itu biasa bekerja di kanor Polsek Jalancagak.

Curiga terkait yayasan

Sementara itu mantan bendahara sekolah di bawah naungan Yayasan Bina Prestasi Nasional, curiga bahwa motif dibalik kasus Subang terkait yayasan.

Namun, saksi ini tidak mengemukakan alasan kecurigaan tersebut.

Baca Juga: Jangan Khawatir Tarif Listrik Naik, Lebih Baik Mulai Hemat Energi dari Sekarang, Berikut Itung-itungannya

“Saya mengetahui dari YouTube ada yang menyebut kasus Subang ini terkait yayasan dan dana BOS,” tuturnya.

“Curiga sih,” ujarnya.

Namun saat ditanya siapa orang yang paling terancam di yayasan dengan keberadaan almarhum Amel sebagai sekretaris yayasan dan pengendali uang di yayasan?

Saksi ini menyatakan tidak tahu, karena tidak setiap hari dia datang ke sekolah. Sebab ketika Amel dan ibu Tuti masih hidup, saksi ini masih bertugas sebagai perekrut siswa yang akan masuk ke SMP dan SMK di bawah naungan Yayasan Bina Prestasi Nasional.

Dalam keterangan sebelumnya, saksi ini mengatakan bahwa dia diangkat jadi bendahara di sekolah di bawah yayasan pada September 2021 dan SK pengangkatan baru keluar pada Oktober 2021.

Saksi ini kemudian memaparkan, saat dia menjabat sebagai bendahara, jumlah siswa di SMP dan SMK di bawah naungan yayasan sudah berkurang sekitar 150 siswa pasca terjadinya kasus Subang. Dari sebelumnya jumlah siswa di SMP dan SMK berjumlah total sekitar 400-an, berkurang menjadi di SMP ada 146 siswa dan di SMK ada 153 siswa.

Namun menurutnya, sebagian yang berkurang itu karena mereka kelas 3 dan sudah lulus baik dari SMP maupun dari SMK.

Saksi ini masuk saat Kepala Sekolah dipegang Wahyu, namun sekitar Oktober itu pula, Wahyu mundur dari jabatannya.

 Baca Juga: Ditantang Tanboy Kun, Irfan Hakim Dilarikan Ke Rumah Sakit Setelah Memakan Keripik Pedas

Pada saat sekolah di yayasan belum aktif karena terganggu kasus Subang dan saat itu masih ada pembatasan Covid-19 sehingga kegiatan sekolah belum dimulai, ternyata pencairan Dana Bos masih berlansung.

“Pada Oktober 2021, saya dan Pak Wahyu mencairkan dana bos untuk tahap ketiga tahun 2021,” ujarnya.

Setelah Wahyu mundur dari jabatannya, posisi kepala seolah yang baru digantikan oleh Iwan. Saksi ini dan Iwan inilah yang kemudian mencarikan dana Bos tahap 1 tahun 2022.

Namun pada April 2022, saksi ini menurutnya tanpa alasan yang jelas kemudian dipecat oleh Yoris sebagai Ketua yayasan.

Tak melihat banpol

Saksi ini juga pada tanggal 19 Agustus 2021 berada di hakaman SMAN 1 Jalancagak untuk mengawasi TKP kasus Subang di Ciseuti. Sekolah tersebut tepat di seberang TKP.

Saat itu saksi ini bersama Danu, Wahyu, Opik, dan Kosasih berada di bawah pohon rambutan di halaman sekolah mengawasi TKP.

Namun, saksi ini mengakui tidak melihat kedatangan banpol yang kemudan mengajak dan menyuruh Danu menguras bak di dalam rumah TKP kasus Subang.

Baca Juga: Klasemen Sementara Kualifikasi Piala Asia 2023 Grup A: Yordania Kokoh di Puncak, Timnas Indonesia Kedua

“Saya pulang sekitar jam 8.30 langsung ke rumah. Jadi saya tidak melihat kedatangan banpol ke rumah TKP di Ciseuti,” papar saksi.

Cuma saksi ini melihat Danu membawa motor Aerox milik Yoris yang bermalan di halaman sekolah tersebut.

Semua keterangan saksi ini dipaparkan di kanal YouTube Koin Seribu 77 berjudul “Kenapa Motor Y*ris Nginap di Depan tekape” yang tayang pada 9 Juni 2022.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: YouTube Koin Seribu 77

Tags

Terkini

Terpopuler