MENGOREK KASUS SUBANG, Suasana Ketika Mobil Alphard Dibawa ke Polsek Jalancagak Saat Malam Hari

29 April 2022, 09:53 WIB
Rute jalan dari rumah TKP pembunuhan di Ciseuti ke Polsek Jalancagak, dan mobil Alphard bekas penemuan pembunuhan disimpan di Polsek Jalancagak, Subang. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Kasus Subang menyisakan kenangan ketika mobil Toyota Alphard dimana kedua korban pembunuhan ditemukan, kemudian dibawa ke Polsek Jalancagak.

Upaya mengorek kasus Subang, ada suasana ketika mobil Alphard itu dibawa ke Polsek Jalancagak saat malam hari pasca penemuan dua korban pembunuhan.

Menjelang bulan kesembilan, kasus pembunuhan Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) masih menjadi misteri, setelah penemuan kejadian pada 18 Agustus 2021.

Baca Juga: TERUNGKAP KASUS SUBANG, Ternyata Laporan Pertama Diterima Polisi Bukan Penculikan

Bisa dibayangkan situasi ketika ada tiga orang yang berada dalam mobil Alphard itu ketika dibawa ke Polsek Jalancagak, pada malam hari.

Yang terbayang pula, adalah suasana hati dan ketegangan ketiga orang itu dalam mobil Alphard selama perjalanan pukul 20.30 WIB.

Mungkin saja, dalam hati tiga orang yang berada dalam mobil Alphard itu campur aduk, antara takut dan sedih, terhadap bekas-bekas dua mayat itu tertumpuk pada bagasi di belakang mereka.

Baca Juga: Musim Mudik Lebaran 2022, Pulang Jakarta ke Bandung Bisa Asyik Mengecer Angkutan Umum Via Puncak dan Cianjur

Nah, apakah selama perjalanan saat gelapnya malam, mereka masih berani menoleh ke bagian bagasi di belakang tempat duduk mereka ?

Jarak antara rumah tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan di Ciseuti dengan kantor Polsek Jalancagak, hanya beberapa ratus meter.

Anjas, salah seorang pemerhati kasus Subang, menggambarkan ketika mobil Alphard itu dibawa ke Polsek Jalancagak, disebutkan berdasarkan rekaman wawancara Kades Jalancagak, Indra Zainal dengan dua orang banpol.

Baca Juga: MAU Mudik Lebaran 2022, Wajib Tahu Jadwal Sistem Satu Arah dan Ganjil Genap Tol Jakarta Cikampek

Anjas munculkan versi rekaman wawancara antara Kades Jalancagak, Indra Zainal dengan dua orang banpol tersebut yang diperoleh Oktober 2021.

Anjas mengatakan, bahwa rekaman itu batal diupload oleh Kades Jalancagak Indra Zainal ke YouTube, namun alasannya belum diketahui.

Anjas kemudian meminta izin kepada Indra Zainal, untuk membahas beberapa poin dalam wawancara dengan dua banpol itu.

Baca Juga: Niat Membayar Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri, Anak, Istri, dan Keluarga, Begini Tuntunan dari Baznas

Sesuatu soal suara keterangan Banpol itu muncul pada YouTube Anjas di Thailand, “KUNCI UTAMA KASUS SUBANG BICARA !! Ep. 241”, diunggah 4 Maret 2022.

Anjas munculkan ulasan wawancara Kades dengan dua banpol YouTube Anjas di Thailand

Sebab, kata Anjas, selama ini publik baru mendengar tentang banpol baru dari saksi Danu. Kali ini didengar pula dari versi banpolnya sendiri.

Anjas mencoba konfirmasi soal isu, benarkah Danu diminta masuk ke dalam mobil Alphard hitam itu pada 18 Agustus 2021 malam. Serta, apakah benar diminta oleh dua banpol itu untuk membersihkan TKP pada 19 Agustus 2021.

Baca Juga: INFO MUDIK LEBARAN 2022, Catat Nih Nomor Nomor Telepon Penting Saat Anda Mudik

Anjas kemudian menyebutkan isi soal disebutkan rekaman wawancara Indra Zainal dengan dua banpol itu.

Yang pertama, yaitu seputar isu ada yang menyuruh Danu masuk mobil Alphard hitam, dimana wawancara dilakukan dengan banpol berinisial D alias C.

“Malam hari setelah selesai identifikasi, memang benar Danu itu saya ajak masuk ke dalam mobil Alphard hitam itu,” sebut Anjas yang menurutnya menirukan keterangan D alias C.

Baca Juga: INFO ON WAY MUDIK LEBARAN 2022, Polisi Berlakukan Satu Arah pada Hari Jumat 29 April 2022 mulai Jam 7.00 WIB

Kemudian, disebutkan pula, sekitar pukul 20.30 WIB malam, mobil Alphard hitam itu akan dibawa ke kantor Polsek. Namun tidak ada yang mau membawa mobil dimaksud.

“Karena tidak ada yang mau membawa mobil itu, ya sudahlah saya ambil kuncinya dan membawa. Karena tidak ada teman, makanya membawa Danu, dan duduk di belakang di kiri dan di sebelahnya ada pak Heri, serta disaksikan banyak polisi,” kata  Anjas menirukan rekaman suara itu.

Menurut Anjas, dari wawancara itu, banpol D alias C ini, hanya memastikan tidak benar bahwa yang menyuruh Danu adalah polisi, tetapi oleh banpol bersangkutan sebab tidak ada yang mau.

Baca Juga: Jadwal Badminton Asia Championship 2022 Serta Link Live Streaming: 2 Ganda Putra Akan Bertanding Hari Ini

Anjas menganalisa logika soal itu dan tidak ada tuduhan ke mana-mana karena merupakan ranah penyidik.

Menurut Anjas, dimana ada dua kemungkinan, yaitu karena 18 Agustus 2021 malam masih hari libur, dan masih sedang PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) sehingga tidak banyak orang siap siaga.

“Mungkin karena ketidakprofesionalan individu, mungkin sedang malas. Mungkin juga karena saling ketakutan melihat bekas dua jenazah di mobil itu, sehingga orang saling tunjuk untuk membawa mobil itu ke Polsek Jalancagak,” ujar Anjas.

Jadi, kata Anjas, ini menjelaskan bahwa banpol dimaksud mengatakan lebih inisiatif dirinya karena tidak ada temannya, karena orang-orang lain menolak. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: YouTube Anjas di Thailand

Tags

Terkini

Terpopuler