KASUS SUBANG TERBARU, Kecanggihan Pelaku, Komando Eksekusi Hingga Mengacaukan Barang Bukti

16 Februari 2022, 07:20 WIB
Lokasi pembunuhan ibu dan anak di Subang /Google Maps/

DESKJABAR - Kasus pembunuh ibu dan Anak di Subang Jawa Barat sudah berjalan sekitar enam bulan dan masih menyimpan misteri.

Pihak kepolisian dalam hal ini Polda Jabar masih belum merilis siapa pelaku kasus Subang tersebut.

Dalam Kasus Subang banyak pakar mengatakan tergolong sebagai kasus yang rumit, Kabid Humas Polda Jabar mengatakan tersangka tak bisa sembunyi selamanya.

Polda Jabar berharap masyarakat mempercayakan sepenuhnya kepada tim penyidik dalam kasus pembunuh Subang ini.

Baca Juga: Apakah Benar Roh Akan Pulang ke Rumah Saat BULAN RAMADHAN Tiba? Ustadz Khalid Basalamah Menjawab

Siapakah pelaku, dalang atau otak dan orang yang turut membantu melakukan pembunuhan terhadap ibu dan anak di Subang ini.

Anjas di Thailand menilai kasus pembunuh ibu dan anak di Subang atau kasus Subang, ada banyak kejanggalan sehingga pengungkapan kasus ini makin rumit dan panjang.

"Misalnya dengan waktu kematian. Ini dilakukan dua kali otopsi. Otopsi yang kedua dikatakan hanya dua hal, yaitu koreksi dan penambahan," ucap Anjas di Thailand di kanal YouTubenya.

Dikatakan Anjas, ini membuktikan ada banyak temuan yang sifatnya ilmiah, atau ada sejumlah faktor yang membuat kasus Subang makin alot pembahasannya.

Bahkan Polda Jabar telah menambah kembali jumlah saksi baru dari saksi sebelumnya, hingga mencapai lebih dari 100 saksi.

"Mungkin ini karena ketidakhadiran orang-orang atau tim yang melakukan penyelidikan kasus ini untuk hal ilmiah," ungkap Anjas

Dilansir Deskjabar.com di kanal YouTube Anjas di Thailand, yang berjudul SKENARIO KASUS SUBANG TERBONGKAR SATU PERSATU !! PENYIDIK TIDAK JUJUR ?? yang tayang pada 12 Februari 2022.

Baca Juga: AWAS! Jangan Sampai Melakukan Perbuatan Sia-sia di Bulan Ramadhan, Apa Itu? Ini Kata Ustadz Khalid Basalamah

Anjas menjelaskan 48 jam pertama adalah waktu sangat krusial atau penting.

Kalau di waktu 48 jam pertama, tambahnya, itu yang sifatnya hal-hal mengarah ke alat bukti.

"Misalnya dari hal ilmiah atau hal yang sifatnya barang bukti menuju ke arah alat barang bukti tidak ditangani dengan baik saat proses ini berjalan," ungkap Anjas di Thailand.

"Kok kenapa temuan satu dengan temuan lain tidak sinkron, ada apa sebenarnya," ungkap Anjas

Ada kecurigaan lain karena dari sejumlah tanggapan netizen atau masyarakat ada oknum yang terlibat di sini, di kasus Subang ini.

"Ada sejumlah orang yang mencurigai keterlibatan oknum. Mereka ini tugasnya sengaja mengacaukan pada saat olah TKP," ungkap Anjas.

Selanjutnya tugas oknum tersebut mengacaukan saat otopsi atau hal-hal yang sifatnya menuju ke arah alat bukti untuk dikacaukan.

"Karena dengan berjalannya waktu ketika ada temuan temuan baru yang sifatnya nyata dari para saksi, itu dibuat untuk tidak ada kecocokan," ungkap Anjas

Mungkinkah ini ulah para oknum yang diduga ikut terlibat di kasus Subang. "Ini adalah dugaan yang tersebar di media massa," tambahnya.

Baca Juga: Inilah Perbedaan Omicron dan Flu Biasa, Dokter Spesialis THT, dr Hamida Hayati Faisal Kupas Tuntas

Dan ini, jelasnya, tidak bisa masuk akal karena terlalu banyak hal. "Apakah ini sebuah kebetulan juga framing ataukah ini adalah faktanya," ungkap Anjas.

Dilansir dari kanal YouTube Fredy Sudaryanto Sport dengan judul “Komando ada di TKP / K4sus Jalan Cagak Subang”, yang ditayangkan pada Selasa, 15 Februari 2022.

"Kalau tujuannya hanya menghabisi kedua korban, tentu uang sebesar Rp 30 juta itu akan diambil oleh para pelaku," kata Fredy Sudaryanto

Fredy menambahkan, hal ini seolah ada komando yang menyuruh para eksekutor itu tidak melakukan ini, tidak melakukan itu, termasuk tidak mengambil uang Rp 30 juta yang ada di rumah TKP.

"Kalau murni tujuannya hanya membunuh korban, mengapa uang Rp 30 juta tidak diambil, mengapa hanya HP Amel yang diambil,” ujarnya.

Komandonya bisa dari jarak jauh, jarak dekat, atau tidak menutup kemungkinan komandonya turun langsung ke lapangan.

Baca Juga: PERSIB TERKINI, PARAH! Tidak Bikin Gol, Ini Pengakuan Legenda Persib Soal David da Silva dan Bruno Cantanhede

“Yang tidak mengerti, alat komunikasi apa yang dipakai untuk menyampaikan komandonya tersebut,” ungkap Fredy.

Hal lain yang menjadi alasan ada komando adalah di dalam rumah TKP menurut keterangan Yosef dan Danu yang sempat masuk ke TKP kasus Subang, kondisi acak-acakan.

Fredy menilai, kondisi acak-acakan tersebut memunculkan pertanyaan ada yang mereka cari apa itu berupa dokumen yang dibutuhkan, dan bukan uang Rp 30 juta yang dicari.

"Tapi kalau saya membaca seperti ada komando dan saya yakin ini bukan hanya 1 atau 2 orang pelakunya karena sangat rawan kalau dilakukan oleh satu atau dua orang. Pasti akan memperhatikan bila ada orang lain masuk dan mengetahuinya,” ujar Fredy.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler