DESKJABAR – Hampir memasuki hari ke 80, pengungkapan pembunuh ibu dan anak di Subang dengan korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustikaratu alias Amel Subang, belum juga terkuak.
Berlarut-larutnya pengungkapan pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang memunculkan banyak analisa netizen soal kemungkinan adanya teori konspirasi. Ada yang beranggapan kemungkinan motif pembunuhan adalah sakit hati.
Motif sakit hati pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut, muncul melihat posisi jenasah yang ditumpuk di bagasi mobil Alphard, milik korban Tuti Suhartini.
Baca Juga: PERINGATAN DINI BMKG Senin 8 November 2021, Berikut Kabupaten/Kota yang Alami Cuaca Ekstrim
Analisa pertama netizen menilai bahwa jenazah Tuti dan Amel yang telah dimandikan diletakkan di bagasi Mobil Aphard dengan cara ditumpuk, karena akan dibuang di suatu tempat.
Alasan lain mengapa dua jenasah tersebut diletakkan di bagasi mobil Alphard milik Tuti, karena ada motif rasa sakit hati pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut, terkait dengan cerita mobil mewah tersebut.
Menurut analisa Anjas melalui kanal Youtube Anjas di Thailand yang ditayangkan pada Minggu, 7 November 2021, menyatakan, kemungkinan bahwa kedua jenasah diletakkan di bagasi mobil karena akan dibuang ke suatu tempat adalah kemungkinan kecil.
Ada beberapa alasan yang didukung fakta dari keterangan para saksi. Menurut Anjas, ada beberapa alasan mengapa kemungkinan rencana membuang kedua jenasah ke suatu tempat kemungkinannya kecil.
Salah satu alasannya adalah, apakah sedemikian lama untuk membersihkan kedua jasad korban hingga membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam.
“Seperti diketahui hasil otopsi pertama menyebutkan Ibu Tuti meninggal sekitar 11.30 WIB dan Amel meninggal sekitar 3.30 WIB. Itu jarak cukup jauh. Setengah 4 pagi itu mau bersihkan jenazah untuk menghilangkan jejak atau barang bukti atau sidik jadi,” ujar Anjas.
“Mungkinkah untuk membersihkan kedua jenazah hingga butuh waktu 2,5 jam. Kalau kita mandi saja, paling hitungannya menit, tidak begitu lama. Tapi mungkin saja untuk menghilangkan sidik jari, tapi tidak sebegitu lama,” ujarnya menambahkan.
Alasan waktu 2,5, menurut Anjas, karena dari keterangan 3 saksi yakni Mang Ajat, Mang S, dan sopir angkot yang melihat mobil Alphard sedang diparkirkan mulai pukul 6 hingga sekitar 6.30 WIB pada 18 Agustus 2021.
Jadi, jarak dari kematian Amel 3.30 WIB pada 18 Agustus 2021 dengan kesaksian Mang Ajat, maka ada jeda waktu sekitar 2,5 jam.
Baca Juga: FF101N59GPA5, Kode Redeem FF 1 Menit yang Lalu, Klaim Grenade Pineapple Fizz, MP5 Blood Red Weapon
Dalam keterangan kepada polisi, Mang Ajat melihat mobil Alphard hitam milik Tuti, sedang diparkirkan sekitar pukul 6.00 WIB. Sementara menurut Mang S dan sopir angkot, laju mereka terhenti mendadak karena terhalang mobil Alphard hitam sedang diparkirkan ke sisi jalan sekitar 6.30 WIB.
Apalagi, menurut kesaksian sopir angkot yang sempat mengumpat kepada sopir Alphard karena tidak bisa bawa mobil.
Kalau dikaitkan dengan kesaksian Mang Ajat pada pukul 6.00, untuk memarkirkan kendaraan hingga butuh waktu sekitar 30 menit. Jadi memang si sopir tidak mahir mengendarai mobil Alphard.
Menurut Anjas, kalau aksi pembunuhan ini memang telah direncanakan, tentu hal-hal yang kecil sekali pun, termasuk siapa yang mengendarai mobil, tentu akan sudah dipersiapkan dan sudah diantisipasi.
Baca Juga: TERBARU Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Ahli Forensik : Ada Luka Mematikan, Sekali Tebas ?
Baca Juga: Ahli Waris Vanessa Angel dan Bibi Andriansyah Tak Dapat Santunan, Simak Penjelasan PT Jasa Raharja
Jadi, menurut Anjas, kemungkinan bahwa kedua jenasah korban pembunuh ibu dan anak di Subang akan dibuang ke suatu tempat, kemungkinannya kecil.
Kemungkinan kedua adalah motif sakit hati. Kemungkinan itu, berdasarkan fakta ditemukan jenazah Tuti dan Amel disimpan di bagasi mobil Alphard dalam posisi ditumpuk.
Dari fakta tersebut, munkginkah tujuan dari si pelaku meletakkan jenasah di bagasi Alphard krn faktor sakit hati, karena umumnya menurut kriminolog bahwa alasan kejahatan pembunuhan biasanya karena alasan hubungan sosial, asmara, atau harta.
“Karena Alphard adalah mobil mewah mungkinkah ada salah satu otak dair pelaku karena merasa kesal kepada korban. Orang ini saking bencinya, menewaskan korban dan meletakkan di dalam barang yang paling di sayangi korban,” papar Anjas.
Posisinya jenazah juga penting, kedua jenasah sangat memprihatinkan dan kedua jenazah bertumpuk di bagasi mobil.
“Itu benar-benar sudah tidak ada lagi respek. Kalau ada yang berpendapat pelaku masih ada rasa sayang dengan memandikan kedua jenasah, menurut saya memandikan jenazah tersebut murni untuk alasan menghilangkan sidik jari,” ujar Anjas.
Sebab, menurut Anjas, kalau memang pelaku masih punya rasa kasih sayang, maka mereka tidak akan menyimpang jenazah tersebut di bagasi dengan cara ditumpuk.
Menurut Anjas, dugaan motif pembunuh ibu dan anak di Subang lebih ke sakit hati, dan kemungkinan ada kaitan ceritanya dengan mobil Alphard tersebut.***