Menjelang Munggahan Ramadhan 1442 H/2021, Penjualan Kolang Kaling dari Cikadu, Cianjur Meningkat

12 April 2021, 12:11 WIB
Warga Kecamatan Cikadu, Cianjur mengumpulkan panen buah enau atau buah pohon aren, yaitu kolang kaling, untuk dijual Ramadhan 1442 H/2021 /Dok Abdul, Cikadu, Cianjur/

DESKJABAR – Penjualan cangkaleng atau disebut pula kolang kaling dari salah satu sentra produksi Jawa Barat, yaitu Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur meningkat, sehari menjelang munggahan Ramadhan 1442 H/2021.

Bagi masyarakat Cikadu, suasana Ramadhan merupakan salah satu momen memperoleh perbaikan penghasilan. Sebab, kebutuhan masyarakat atas kolang kaling biasa meningkat untuk ta’jil, dan biasa sampai menjelang Idul Fithri.

Kolang kaling merupakan buah dari pohon aren. Ada pun Kecamatan Cikadu, merupakan salah satu sentra populasi pohon aren, dan produksi gula aren, serta pemasok kolang kaling.

Baca Juga: Munggahan Ramadhan 1442 H/2021, Warga Tak Membeli Banyak Daging Sapi, Khawatir Mubazir

Salah seorang tokoh pemuda perajin gula aren dan pemelihara pohon aren, di Kecamatan Cikadu, Abdul,  kepada DeskJabar, Senin, 12 April 2021, mengatakan, bahwa harga penjualan aren menjadi membaik menjelang Ramadhan 1442 H ini.

Disebutkan, harga yang sampai ke petani atau para pemilik pohon aren menjadi sekitar Rp 13.000-an per kg, sedangkan untuk penjualan blek (kalengan) sekitar Rp 100.000/blek.

Di Kecamatan Cikadu tergolong kawasan yang masih lestari, dimana salah satu ciri kawasan lestari adalah banyaknya pohon-pohon aren.

Kehidupan yang lestari, merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat lokal. Sebab, produk-produk pertanian, termasuk gula aren, kolang-kaling, dsb, menjadi salah satu sumber penghasilan rutin masyarakat.

Kolang kaling. Dok Abdul, Ckadu, Cianjur

Baca Juga: Ida Fauziyah: Pengusaha Tak Mampu Bayar THR Wajib Berdialog dengan Pekerja

Alam lestari

Menurut Abdul, penjualan terasa meningkat, terutama ke pasar-pasar tradisional. Penjualan secara besar umumnya ke Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung dan Pasar Caringin Kota Bandung.

Wakil Ketua I Asosiasi Pedagang Komoditas Agro (APKA) Jawa Barat, Muchlis Anwar, mengatakan, bahwa memelihara pohon-pohon aren memiliki dua manfaat sekaligus, yaitu ekonomis dan memelihara kelestarian lingkungan dan merupakan suatu karunia.

“Usaha agro berbasis pohon aren dan produk-produk turunannya, merupakan salah satu ciri khas Jawa Barat yang masih lestari. Apalagi menjelang Ramadhan, penjualan kolang kaling meningkat, dan menjadi ciri bahwa aspek tradisi dalam bulan puasa sangat terasa,” ujarnya.

Menurut dia, pada daerah-daerah di Jawa Barat yang masih banyak pohon aren, biasanya kehidupan masyarakatnya tenang dengan kehidupan sehari-hari. Namun begitu pohon-pohon arennya dibabat apalagi muncul banyak pendatang, lingkungan setempat kemudian menjadi rusak dan mengganggu kehidupan masyarakat setempat. ***

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Terpopuler