2 JUTA Warga Jalur Gaza Terancam Isolasi Total, Zionis Israel Tutupi Penderitaan Warga Gaza dari Dunia Luar

- 12 Oktober 2023, 06:33 WIB
Warga Palestina meratap saat menguburkan kerabat mereka .
Warga Palestina meratap saat menguburkan kerabat mereka . /Mohammed Salem/Reuters/

DESKJABAR - Lebih dari dua juta penduduk di Jalur Gaza Palestina menghadapi ancaman isolasi total terhadap dunia luar setelah Israel memutus pasokan bahan bakar dan listrik serta mengebom dua perusahaan telekomunikasi utama.

Zionis Israel sepertinya berencana menutup semua informasi tentang penderitaan rakyat di Jalur Gaza ke dunia luar.

Baca Juga: ISRAEL Bantai Gaza dengan Sasaran Rumah Sakit, Mesjid, Sekolah. Menhan Israel Rendahkan Rakyat Palestina

Kekhawatiran tersebut muncul setelah zionis Israel ada Senin 9 Oktober 2023 mengumumkan blokade penuh terhadap Gaza, memotong pasokan bahan bakar dan makanan. Daerah kantong tersebut sejak itu tidak mampu mengimpor pasokan bahan bakar atau menerima bantuan kemanusiaan.

Satu-satunya pembangkit listrik di Gaza mengalami penurunan pasokan listrik rumah tangga delapan hingga empat jam per hari akibat blockade tersebut.

Sejak pemberlakuan blockade tersebut itu, militer zionis Israel terus membombardir Jalur Gaza, menyebabkan kerusakan luas dan memusnahkan seluruh lingkungan. Setidaknya 1,055 warga Palestina dan 1,2oo warga Israel telah terbunuh.

Otoritas energi di Gaza telah memperingatkan bahwa pembangkit listrik tersebut akan segera mati total karena berkurangnya pasokan bahan bakar.

Di sejumlah daerah di wilayah kantong yang diblokade, penduduk telah melaporkan hilangnya sebagian koneksi internet sejak hari Sabtu, sebagai akibat dari kerusakan infrastruktur akibat pemboman Israel yang sedang berlangsung.

Gangguan ini semakin diintensifkan oleh pasukan zionis Israel yang menargetkan markas dua perusahaan telekomunikasi utama di Gaza yakni Paltel dan Jawwal. Hal ini mengakibatkan banyak media yang melaporkan penderitaan warga Palestina, khususnya di Jalur Gaza, mengalami kesulitan untuk mengirimkan beritanya.

Zionis Israel Ancam Bom Truk Pembawa Bantuan

Seperti mengutip dari laan Middle East Eye, Israel pada hari Senin mengumumkan blokade penuh terhadap Gaza, memotong pasokan bahan bakar dan makanan. Daerah kantong tersebut sejak itu tidak mampu mengimpor pasokan bahan bakar atau menerima bantuan kemanusiaan.

Baca Juga: INILAH Alasan Pembebasan Lahan Tol Getaci di Garut Berjalan Lambat, Salah Satunya Banyak Kesalahan Ukur

Truk-truk Mesir yang mengantarkan bantuan ke Jalur Gaza pada hari Selasa terpaksa kembali karena ancaman serangan udara.

Channel 12 Israel mengatakan bahwa seorang pejabat Israel telah memperingatkan Mesir bahwa setiap truk yang membawa bantuan dan mencoba memasuki Jalur Gaza akan menjadi sasaran pemboman.

Jet tempur Israel melakukan beberapa serangan udara di perbatasan Rafah pada hari Senin dan Selasa yang memutuskan hubungan antara Mesir dan Gaza.  Perbatasan ini berfungsi sebagai satu-satunya titik penyeberangan Gaza ke Mesir dan negara-negara ketiga.

Meskipun skala pemboman belum pernah terjadi sebelumnya, warga mengatakan ketakutan mereka terhadap pemadaman listrik bahkan mungkin melebihi ketakutan mereka terhadap pemboman.

“Perasaan bahwa kami tidak sendirian dan bahwa kami dapat mengakses internet dan berbagi informasi terkini di media sosial tentang pembantaian yang dilakukan adalah bentuk pelipur lara bagi kami,” ujar Salma Mohamed, seorang warga Kota Gaza.

Baca Juga: SAKSI Ibu Mimin Pernah Didamprat Penyidik Kasus Subang 2021, Gara-Gara Tidak Menceritakan Orang INI

“Sekarang mengetahui bahwa kita akan terisolasi dan benar-benar terputus dari dunia adalah hal yang mengerikan. Dibom dalam keadaan mati total sementara terputus dari dunia dan satu sama lain adalah sesuatu yang tidak dapat saya bayangkan dalam mimpi buruk terburuk saya,” lanjutnya.

Akibat isolasi total, warga jalur Gaza juga khawatir tidak bisa menerima pemberitahuan dari tentara Israel untuk mengevakuasi bangunan mereka sebelum mereka mengebom daerah tersebut.

“Ketakutan terbesar saya adalah bahwa setiap saat saya dan keluarga saya bisa terjebak di bawah reruntuhan dan tidak dapat meminta bantuan. Kami bahkan tidak bisa mendapatkan informasi mengenai lokasi daerah yang dibom atau menerima pemberitahuan evakuasi karena baterai ponsel kami habis dan tidak ada layanan telepon,” kata Mustafa Banna, seorang warga Kota Gaza. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: middleeasteye.net


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x