Gempa Bumi Berkekuatan 7 Skala Richter Mengguncang Filipina, Gedung Perkantoran Bergoyang, Warga Panik

- 27 Juli 2022, 17:28 WIB
Ilustrasi gempa bumi berkekuatan 7 skala richter mengguncang Filipina, gedung-gedung perkantoran, warga berlarian.
Ilustrasi gempa bumi berkekuatan 7 skala richter mengguncang Filipina, gedung-gedung perkantoran, warga berlarian. /Pixabay/Angelo_Giordano/

DESKJABAR –Gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter mengguncang Filipina yang membuat gedung-gedung perkantoran dan pemerintahan bergoyang dan para penghuninya berlarian ke luar.

Gempa berkekuatan 7 Skala Richter yang terjadi pada Rabu, 27 Juli 2022 pagi yang memicu puluhan tanah longsor dan menyebabkan kerusakan besar pada lebih dari 170 bangunan.

Sedikitnya 4 tewas, 60 terluka saat gempa kuat terjadi.

Baca Juga: GEMPA TERKINI: Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa 3,7 Magnitudo, Begini Informasi dari BMKG

Dilansir deskJabar.com dari straittimes.com, Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina mengatakan, gempa terjadi pada pukul 8.43 pagi.

Adapun pusat gempa terlacak di sekitar 11 km tenggara kota Dolores di provinsi pegunungan Abra yang berpenduduk sedikit.

Pusat gempa berada sekitar 300 km dari ibu kota Manila, namun getarannya bisa dirasakan ke kota tersebut.

Getaran gempa bumi pada hari Rabu itu membawa kembali ingatan akan gempa bumi lain pada tahun 1990, yang menewaskan lebih dari 1.600 orang, karena menyebabkan sebuah sekolah yang dikelola negara dan sebuah hotel runtuh.

Laporan awal menunjukkan jumlah korban kali ini mungkin tidak setinggi itu, tetapi kerusakan properti mungkin sama besarnya seperti pada tahun 1990.

"Karena kuatnya gempa, kami menganggapnya sebagai peristiwa besar. Kami tidakk mengharapkan efek yang signifikan," kata direktur institut Renato Solidum kepada wartawan.

Dia mengatakan, gempa itu diukur pada kedalaman 17 km. "Itu tidak terlalu dalam. Itu dangkal," katanya.

Karena ini adalah gempa bumi yang dangkal dan dalam, efeknya terasa di ibu kota Manila, 300 km jauhnya.

Getaran kuat juga menyebabkan gedung-gedung bertingkat di Metro Mania, berguncang.

Gedung-gedung perkantoran dan pemerintahan dievakuasi. Layanan kereta api ditutup, dan sekolah-sekolah diliburkan.

Baca Juga: BHARADA E Diperiksa di Waktu dan Ruang Berbeda, Komnas HAM Siap Periksa HP Brigadir J dan Ferdy Sambo

Presiden Ferdinand Marcos Jr mengatakan dalam sebuah jumpa pers, dia berada di kantornya untuk mengadakan pertemuan ketika gempa terjadi.

"Saya berada di kantor saya ketika saya mulai mendengar suara dentingan dari lampu gantung. Jadi, kami tahu itu gempa," katanya.

Tetapi yang paling parah terkena dampak adalah Abra dan sebagian besar bagian utara pulau utama Filipina, Luzon, termasuk provinsi asal Marcos, Ilocos Norte.

Menteri Dalam Negeri, Benjamin Abalos mengatakan kepada wartawan, gempa tersebut menyebabkan kerusakan di 15 provinsi, 15 kota dan 280 kota kecil.

Sebagian besar wilayah ini saat ini tidak dapat dijangkau melalui darat, karena ratusan jalan telah ditutup karena kerusakan dan ancaman tanah longsor.

Setidaknya ada tiga jembatan yang tidak bisa dilewati. Ada 58 tanah longsor yang dilaporkan di provinsi Abra saja.

Baca Juga: SIDANG OTT Anggota BPK Provinsi Jawa Barat Digelar, TERUNGKAP Uang Disimpan di Tempat Sampah

Smentara itu, sebuah rumah sakit di Abra dievakuasi setelah sebagian runtuh.

"Saya pikir rumah saya akan jatuh," kata Perwakilan Eric Singson kepada stasiun radio DZMM.

Senator Imee Marcos, saudara perempuan presiden, mengatakan bahwa beberapa gereja di kota Vigan di Provinsi Ilocos Sur, sebuah situs warisan dunia Unesco, rusak.

Sebuah menara lonceng berusia berabad-abad di kota itu dilaporkan telah runtuh.

Gempa hari Rabu adalah yang terkuat yang tercatat di Filipina dalam beberapa tahun terakhir.

Filipina rentan terhadap bencana alam dan terletak di 'Cincin Api' Pasifik yang aktif secara seismik, sekelompok gunung berapi dan garis patahan yang melingkari tepi Samudra Pasifik.

Baca Juga: Denni Puspa Purbasari: 69 Persen Peserta Kartu Prakerja Gunakan Insentif untuk Modal Usaha

Pada bulan Oktober 2013, gempa berkekuatan 7,1 melanda Pulau Bohol di Filipina tengah, menewaskan lebih dari 200 orang.

Hampir 400.000 orang mengungsi dan puluhan ribu rumah rusak.

Gempa kuat mengubah lanskap pulau dan pecahan tanah mendorong hamparan tanah hingga setinggi 3 meter, menciptakan dinding batu di atas pusat gempa.

Pada tahun 1990, gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter di Filipina utara menciptakan retakan tanah yang membentang lebih dari seratus kilometer.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Straits Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah