DESKJABAR – Sebagai bentuk perlawanan atas ketidakadilan yang dilakukan Facebook yang dituduh telah membungkam suara rakyat Palestina, para pengguna medsos Palestina dan Arab telah menghidupkan kembali huruf Arab kuno dalam penulisan mereka di medsos.
Cara ini digunakan untuk melawan algoritma yang digunakan grup Facebook yang selama ini memblokir suara-suara yang mengekpresikan pendapat serta dukungan kepada rakyat Palestina.
Twitter, TikTok, dan Instagram, yang dimiliki oleh Facebook, semuanya telah dituduh melarang, memblokir, atau membatasi akun yang menerbitkan foto-foto pemboman Israel terhadap warga sipil di Jalur Gaza, atau postingan yang menyertakan kata-kata dan tagar seperti "Palestina," "perlawanan", "Israel", "Hamas", dan "al-Aqsa" antara lain.
Baca Juga: Setelah Menunggu 1 Dekade Lille Rebut Gelar Liga Prancis
Algoritme yang digunakan oleh perusahaan media sosial tersebut adalah sekumpulan instruksi yang ditulis dalam bahasa pemrograman dan dimasukkan ke dalam mesin komputasi untuk menyelesaikan suatu tugas.
Mereka digunakan di hampir setiap tugas komputasi, dari mesin pencari, platform media sosial dan belanja online, hingga aplikasi navigasi dan kencan, untuk mendapatkan hasil terbaik dalam waktu singkat.
Perusahaan media sosial dapat menginstruksikan algoritme mereka untuk menyaring basis data penggunanya dan menandai pos atau gambar apa pun yang berisi kata-kata yang mereka anggap melanggar standar komunitas mereka atau yang memicu kebencian atau kekerasan.
Baca Juga: Polres Indramayu Ungkap Penjualan Rp 1 Miliar Uang Palsu Seharga Rp 5 juta
Namun, bentuk teknologi yang sangat modern ini terbukti tidak berdaya melawan font Arab kuno yang ditulis tanpa titik.