Raja Salman Mengutuk Agresi Militer Israel ke Palestina di Jalur Gaza

- 22 Mei 2021, 10:23 WIB
Raja Salman
Raja Salman /Antara

DESKJABAR - Raja Arab Saudi, yaitu Raja Salman mengutuk apa yang disebutnya sebagai agresi Israel di Yerusalem dan Jalur Gaza selama percakapan telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Jumat,  21 Mei 2021.

Raja Salman juga mengatakan bahwa kerajaan akan terus merangkul semua pihak untuk menekan pemerintah pendudukan Israel.

Dilansir Antara dari Reuters,, Sabtu, 22 Mei 2021, Arab Saudi pada Jumat pagi menyambut deklarasi gencatan senjata di Jalur Gaza sekaligus mengapresiasi upaya mediasi oleh Mesir dan internasional, demikian Kantor Berita SPA, mengutip pernyataan Kementerian Luar Negeri.

Baca Juga: Inilah Analisis Gempa Bumi Di Perairan Barat Provinsi Bengkulu, Tanggal 22 Mei 2021

Pernyataan itu menegaskan lagi upaya berkelanjutan kerajaan dengan para sekutu untuk mencapai sebuah resolusi.

Upaya Mesir untuk menengahi gencatan senjata antara Israel dan Palestina berlaku pada Jumat dini hari.

Palestina menguat

Sementara itu di Jakarta,  Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menilai gencatan senjata antara Palestina dan Israel menunjukkan bahwa kekuatan militer Palestina telah meningkat.

Anis Matta menilai Palestina telah memenangi pertempuran selama 11 hari yang berakhir dengan gencatan senjata dari pihak Isarel.

Baca Juga: 68 Personil Patriot Desa di Wilayah DAS Citarum Bantu Pemulihan SUngai Citarum

"Meskipun jatuhnya korban sipil di Gaza banyak, secara militer Palestina memenangi pertempuran. Untuk pertama kalinya instalasi objek vital Israel kena serangan," kata Anis Matta dalam keterangannya di Jakarta, dilansir Antara, Jumat, 21 Mei 2021 malam.

Anis Matta mengatakan hal itu dalam acara Halalbihalal dan Dialog tentang Palestina di Gelora Media Centre, Jakarta, Jumat.

Instalasi objek vital Israel yang kena serangan, kata dia, tidak hanya fasilitas bandara, tetapi juga kilang minyak dan beberapa fasilitas objek vital lainnya.

Hal itu, menurut Anis Matta, membuat para pemimpin Israel tidak cukup memiliki keberanian untuk melakukan serangan darat.

Baca Juga: China Dua Kali Diguncang Gempa, Setelah Yunnan dengan 6,1 Magnitudo KalI ini di Qinghai dengan 7,4 Magnitudo

"Awalnya saya menduga akan ada serangan darat. Akan tetapi, ternyata tidak ada. Secara mental Israel tidak punya keberanian yang cukup untuk melakukan serangan darat," katanya.

Ia mengutarakan bahwa sasaran rudal Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza terkesan hanya untuk menghentikan serangan roket pejuang Hamas ke Israel.

Hal itu, kata dia, terbukti ketika Kabinet Israel menyetujui keputusan gencatan senjata dengan Palestina yang mulai berlaku pada hari Jumat (21/5) pukul 02.00 waktu setempat.

"Ketakutan Israel ini menjadi catatan penting sejak penjajahan Israel terhadap Palestina. Rakyat Palestina punya kesiapan penuh untuk merdeka. Jika sewaktu-waktu merdeka, bukan merupakan hadiah dari Israel," katanya.

Baca Juga: China Dua Kali Diguncang Gempa, Setelah Yunnan dengan 6,1 Magnitudo KalI ini di Qinghai dengan 7,4 Magnitudo

Selain itu, Anis menyambut baik terjadinya gencatan senjata antara Israel dan Palestina karena korban terbesar tewas dan luka-luka adalah masyarakat sipil, terutama warga Palestina.

Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Jenderal Partai Gelora Mahfuz Sidik berpendapat bahwa gencatan senjata bukan berarti menyelesaikan persoalan konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel selama ini.

Namun, menurut dia, yang perlu dipikirkan adalah bagaimana proyeksi ke depannya dan apa yang menjadi skenario penyelesaian bersama terkait dengan konflik Palestina dan Israel. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: REUTERS ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x