Baca Juga: Papua Nugini Hormati Kedaulatan NKRI, Berjanji Investigasi Video Dukungan pada KKB Papua
Ketua Komite Keadilan dan Kebebasan untuk Semua, Yasser Louati menilai larangan pemerintah Prancis atas rencana unjuk rasa atau demo pro-Palestina dinilai sebagai kelanjutan kebijakan rasis Prancis.
Larangan yang dikeluarkan Prancis tersebut karena adanya tekanan dari lembaga-lembaga Yahudi, termasuk Dewan Perwakilan Lembaga Yahudi di Prancis, dan Prancis takut dicap sebagai anti-Semit.
Seperti diketahui, Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin meminta polisi untuk melarang protes pro-Palestina di Paris pada hari Kamis 13 Mei 2021 setelah ketegangan meningkat di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki.
Baca Juga: Misi Luar Angkasa China ke Mars Sukses, Wahana Tak Berawak Berhasil Mendarat di Planet Merah
Louati mengatakan, keputusan Darmanin adalah hasil tekanan dari lobi Zionis di Prancis.
"Keputusan Darmanin, pernyataan Macron yang mendukung pembantaian sipil Israel di Gaza sekaligus merendahkan perlawanan Palestina menjadi 'rudal Hamas' merupakan persiapan melawan potensi kemarahan Zionis," katanya kepada Anadolu Agency, Jumat 14 mei 2021 waktu setempat.
“Ini juga merupakan komitmen penuh terhadap kebijakan Israel,” ujarnya.
Louati menuduh Prancis sekali lagi berada di sisi sejarah yang salah.***