Selain itu, atas inisiatif KJRI SF, para perwakilan negara-negara ASEAN di San Francisco sepakat untuk bersama-sama menyampaikan keprihatinan dan meminta perhatian pemerintah dan aparat keamanan setempat untuk menangani peningkatan aksi kekerasan anti Asia secara serius.
Baca Juga: Total Covid-19 di Dunia Tembus 133 Juta Kasus, Indonesia Masih Termasuk Daftar 20 Besar
KJRI San Francisco juga telah mendapat beberapa laporan insiden bermotif rasial yang dialami oleh warga Indonesia, antara lain aksi vandalisme bermotif rasial yang terjadi di salah satu gereja Indonesia di Seattle, serta insiden pelecehan kekerasan verbal yang dialami mahasiswa Indonesia di Davis, California.
Konsul Jenderal RI menghimbau masyarakat dan diaspora Indonesia untuk tetap tenang namun juga meningkatkan kewaspadaan, tidak bepergian seorang diri serta mengajak masyarakat untuk tidak ragu melaporkan ke aparat setempat maupun KJRI atau Perwakilan RI terdekat jika menghadapi situasi gangguan atau kekerasan bermotif rasial.
Untuk mendapatkan pelindungan, WNI yang sedang berada di luar Indonesia diimbau untuk melakukan lapor diri yang dapat dilakukan secara daring melalui portal peduli WNI. Dengan lapor diri maka pemerintah dapat mengetahui keberadaan WNI di suatu wilayah dan memberikan pelindungan sekiranya terjadi situasi darurat atau bencana lainnya.
Baca Juga: Kabar Baru, Facebook Mulai Uji Publik Aplikasi Tanya Jawab Baru Bernama Hotline
Di samping itu, Kementerian Luar Negeri juga memiliki aplikasi safe travel yang dapat digunakan oleh WNI yang sedang bepergian untuk dapat mengetahui situasi keamanan terkini di suatu wilayah sekaligus juga fitur tombol darurat yang dapat digunakan untuk menghubungkan WNI dengan perwakilan terdekat ketika menghadapi situasi darurat.
Waspadai
Dalam situasi peningkatan aksi kekerasan terhadap komunitas Asia, masyarakat Indonesia diimbau untuk memahami hukum Amerika Serikat dan tidak diam ketika mendapat perlakuan kekerasan bermotif rasial. Keberanian untuk melaporkan kepada aparat setempat akan membantu untuk mencegah terjadinya kejahatan serupa di masa mendatang.
Atase Polisi KBRI Washington DC, Ary L. Widjaja dalam paparannya menyampaikan bahwa semakin meningkatnya aksi kekerasan bermotif rasial terhadap komunitas Asia di AS antara lain disebabkan tekanan ekonomi sebagai dampak dari pandemi Covid-19 serta juga residu politik dari pemilihan presiden AS yang baru saja selesai pada akhir 2020.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI, Pemerintah Izinkan Daerah Terbitkan Mata Uang Daerah Akibat Penghadangan Belanda