KONFLIK Palestina –Israel, Walikota New York Diprotes karena Tuduh Unjuk Rasa Pro Palestina Sebagai Ekstrimis

10 Oktober 2023, 14:02 WIB
1000 warga New York unjuk rasa pro Palestina pada Minggu 8 Oktober 2023. Warga Muslim dan Yahudi merespon keras Walikota New York Aric Adams uang menilai pengunjuk rasa sebagai ektrimis. /Twitter/

DESKJABAR – Walikota New York Eric Adams mendapatkan reaksi keras dari warga Muslim, Palestina, dan Yahudi karena telah menuduh pengunjuk rasa pro Palestina sebagai ekstrimis. Hal itu terjadi di tengah unjuk rasa 1000 pengunjuk rasa pendukung Palestina  di Manhattan pada Minggu 8 Oktober 2023.

Mereka menilai  komentar Adams mempromosikan kekerasan dan Islamofobia terhadap “anggota konstituennya, ketika dia menyerah pada pengaruh kekuatan politik Zionis pada pegawai kantor (pemerintah) AS untuk memajukan pesan anti-Palestina mereka.

Baca Juga: DAMPAK Perang Palestina –Israel, Investor Emas Siap-Siap Banjir Cuan di Minggu Ini, Simak Penjelasannya

Yang menarik bahwa unjuk rasa pro Palestina yang berlangsung pada Hari Minggu tersebut, juga diikuti sejumlah warga Yahudi Amerika.

Unjuk rasa pro Palestina terjadi karena akar permasalahan konflik berkepanjangan Palestina-Israel adalah pendudukan illegal oleh zionis Israel terhadap tanah hak milik warga Palestina.

Unjuk rasa terjadi sehari setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan ke wilayah Israel yang terjadi pada Sabtu 7 Oktober 2023. Akibat serangan tersebut, pertahanan Israel kebobolan. Serangan tersebut memicu serangan balasan yang dilakukan tentara zionis Israel.

Dalam serangan balasannya, tentara zionis Israel mengepung dan menghancurkan Gaza dengan menyasar sarana-sarana sipil seperti masjid, sekolah, dan rumah sakit.

Respon keras warga Muslim, Palestina, dan Yahudi di New York tersebut, karena  Eric Adams memposting di Twitter atas terjadinya unjuk rasa pro Palestina yang berlangsung hari Minggu lalu.

Dalam tweet yang diposting pada hari Minggu, ia menulis : “Sepanjang hari, saya telah memantau protes yang dimulai di Times Square dan bergerak melalui jalan-jalan hingga ke luar Kantor Konsulat Jenderal Israel di New York.”

“Pada saat orang-orang tak berdosa dibantai dan anak-anak diculik di Israel, sungguh menjijikkan bahwa kelompok ekstremis ini menunjukkan dukungan terhadap terorisme. Saya menolak ini. Kota New York menolak hal ini.

“Jangan gunakan jalan kami untuk menyebarkan kebencianmu.”

Saat tweet tersebut ditanyakan kepada Adams, dia tak berkomentar atas munculnya reaksi keras yang ditujukan kepada dirinya. Kantor Walikota New York hanya mengeluarkan komentar “Walikota menepati janjinya.”

Baca Juga: PENJABAT Gubernur Jabar Pastikan Pembangunan Kontruksi Tol Getaci Dimulai Awal Tahun 2024

Unjuk rasa hari Minggu di Manhattan dihadiri lebih dari 1.000 pengunjuk rasa yang mendukung Palestina, sehari setelah serangan mendadak Hamas terhadap Israel yang menewaskan sedikitnya 700 warga Palestina dan 900 warga Israel.

Ibrahim Mossallam adalah seorang aktivis dan mantan ketua dewan di Dewan Hubungan Amerika-Islam (Cair) - New York memaparkan bahwa  pada hari Minggu, ikut demonstrasi di Manhattan bersama dua anaknya yang masih remaja.

Ketika unjuk rasa dimulai di Times Square, mereka datang terlambat dan mengejar akhir unjuk rasa hingga ke konsulat Israel.

Mossallam bersama kedua anaknya melakukan demonstrasi secara damai.

“Saya ingin putra saya yang berusia 15 tahun dan putri saya yang berusia 13 tahun hadir dan melihat sendiri apa yang terjadi saat mereka membangun pemahaman tentang apa itu pendudukan dan bagaimana hal ini mengakibatkan dehumanisasi terhadap warga Palestina di Barat,” tutur  Mossallam seperti dikutip dari laman Middle East Eye.

“Mereka mendapatkan pengalaman langsung setelah pulang ke rumah dan melihat walikota dari kota terbesar di Amerika mencap mereka sebagai ekstremis dan teroris,” ujarnya.

Mossallam memaparkan bahwa warga Palestina ingin semua korban jiwa diakhiri. Namun untuk melakukan hal tersebut, akar permasalahannya adalah soal pendudukan ilegal Israel atas tanah Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun dan penolakan terhadap hak asasi manusia Palestina, harus diakhiri.

Israel Tanah Curian

Meski unjuk rasa tersebut dikutuk oleh banyak pejabat terpilih, termasuk Gubernur New York Kathy Hochul, namun banyak warga New York justru mendukung unjuk rasa tersebut. Bahkan ada sejumlah warga keturunan Yahudi yang hadir di unjuk rasa.

Rebecca, yang tidak ingin nama belakangnya disebutkan, merupakan seorang mahasiswa Yahudi di New York. Dia menghadiri unjuk rasa tersebut bersama dua temannya, dengan bangga mengenakan keffiyeh dan meneriakkan, “Dari sungai hingga laut, Palestina akan merdeka”.

Rebecca mengatakan bahwa dia akan melakukan perjalanan ke Israel bersama keluarganya setiap musim panas dan tumbuh dengan keyakinan bahwa Israel adalah milik orang Yahudi. Namun begitu dia kuliah, dia mengetahui tentang pembersihan etnis di Palestina.

“Israel bukan milik orang Yahudi. Ini benar-benar tanah curian. Pencurian tanah dilakukan dengan pembersihan etnis ratusan ribu orang Arab,” katanya.

Baca Juga: Ketua PGRI Jabar Didorong Para Guru di Tasikmalaya Jadi Anggota DPD RI Pada Pemilu 2024 

“Saya dan semua orang yang ikut pawai kemarin mendukung perlawanan Palestina. Menyebut kami ekstremis adalah hal yang sangat menjijikkan,” ujarnya menegaskan.

Bukan sekali ini saja Eric Adams memperlihatkan dukungannya kepada zionis Israel. Pada bulan Agustus 2023, dia perjalanan tiga hari ke Israel, termasuk pertemuan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan seorang "pemimpin pemukim senior."

Kunjungan tersebut justru  menimbulkan reaksi balik di antara para pemimpin New York, Yahudi Amerika, dan Amerika Palestina. Para pengkritiknya mengatakan bahwa Adams telah berpihak kepada penindas.

Ini merupakan perjalanan resmi pertama Adams ke Israel sejak menjabat tahun lalu. Dia telah mengunjungi Israel dua kali di masa lalu dan pernah mengatakan bahwa dia ingin pensiun di Dataran Tinggi Golan yang diduduki. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Midle East Eye

Tags

Terkini

Terpopuler