PERANG RUSIA vs UKRAINA, Uni Eropa Siapkan Kebijakan Ramah Pengungsi Ukraina

5 Maret 2022, 21:35 WIB
Ilustrasi, warga Ukraina memperhatikan gedung yang hancur akibat perang Rusia vs Ukraina /washingtonpost/

DESKJABAR – Perang atau invasi Rusia ke Ukraina ternyata membawa dampak sekitar 1,4 juta warga Ukraina melarikan diri ke negara-negara di perbatasan.

Bahkan, Organisasi PBB yang mengurusi pengungsi yakni UNHCR melaporkan bahwa jutaan warga Ukraina akan terus melarikan diri ke negara-negara perbatasan untuk menghindari perang lawan Rusia.

Untuk menghadapi dampak pengungsi, Uni Eropa telah menyiapkan kebijakan yang dinilai ramah kepada warga atau pengungsi dari Ukraina, untuk menghindar dari perang melawan Rusia.

Baca Juga: PERANG RUSIA vs UKRAINA, 1,4 Juta Warga Melarikan Diri ke Luar Negeri, Separuhnya ke Polandia

Di antara kebijakan ramah pengungsi Ukraina itu adalah, Uni Eropa sedang mempersiapkan untuk memberikan Ukraina hak untuk tinggal dan bekerja di blok 27 negara hingga tiga tahun.

Kebijakan tersebut, untuk menghidupkan kembali undang-undang yang telah tidak digunakan sejak setelah runtuhnya Yugoslavia.

"Adalah tugas kita untuk menerima mereka yang melarikan diri dari perang," kata Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin, seperti dikutip dari laman thenationalnews.com.

Sementara itu, Pemerintah Jerman mengatakan bahwa lebih dari 5.000 telah memasuki negara itu tetapi angkanya bisa jauh lebih tinggi.

Di pantai paling barat Uni Eropa, Irlandia telah mengkonfirmasi lebih dari 100 kedatangan pengungsi Ukraina.

“Kami berada dalam situasi yang sangat, sangat berbahaya dengan perkembangan di Ukraina. Kita harus mempersiapkan jutaan pengungsi untuk datang ke Uni Eropa,” Ylva Johansson, Komisaris Uni Eropa untuk Urusan Dalam Negeri.

Baca Juga: KASUS SUBANG, Inilah 3 Petunjuk yang Diperlihatkan Sosok Almarhumah Ibu Tuti, Sudah Dilaporkan ke Polisi

Kebijakan ramah terhadap pengungsi Ukraina juga ditunjukkan oleh kalangan bisnis swasta.

Jaringan hotel telah menawarkan kamar gratis, perusahaan kereta api telah menawarkan tumpangan gratis, dan raksasa ponsel menghapus biaya roaming untuk pengungsi Ukraina.

Bagi mereka yang tiba di Moldova, Belarusia, dan Rusia yang bersekutu dengan Moskow, pilihannya tampak lebih terbatas.

Sementara itu, sebelum aksi militer dimulai, 96.000 pindah ke Federasi Rusia dari Donetsk dan Luhansk, dua wilayah pro-Rusia yang telah memerangi pemerintahan Ukraina dan yang diakui Rusia sebagai "kemerdekaan" beberapa hari sebelum perang.

1,4 Juta Warga Melarikan Diri

Laporan UNHCR mengatakan bahwa sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022 hingga Jumat 4 Maret 2022, 14 juta warga Ukraina telah melarikan diri ke luar negeri.

Baca Juga: Im Siwan Anggota Boyband ZE:A dan Aktor Korea Selatan Berikan Donasi untuk Ukraina

Mereka melarikan diri untuk menghindari perang Rusia yang mengepung sejumlah kota di Ukraina, di antaranya lari ke negara-negara perbatasan seperti Rumania, Polandia.

Dari sekitar 1,4 juta warga Ukraina yang melarikan dari invsi Rusia tersebut, sekitar separuhnya melarikan diri ke Polandia.

Organisasi PBB yang mengurus masalah pengungsi yakni UNHCR melaporkan, hingga Jumat 4 Maret 2022, jumlah warga Ukraina yang melarikan diri dari perang sekitar Rp 1,4 juta warga, atau tepatnya sebanyak 1.369.000 warga.

UNHCR melaporkan, dari update jumlah warga Ukraina yang melarikan diri pada hari Jumat 4 Maret 2022 saja, jumlah pengungsi mencapai lebih dari 170.000 warga.

Baca Juga: Amalkan 1 Do'a Ini, HUTANG Sebesar Gunung LUNAS dan Rezeki Mengalir Deras, Kata Ustadz Adi Hidayat

Pada satu hari itu, jumlah warga Ukraina yang melintasi perbatasan sebanyak 170.000 warga, dan menurut UNHCR, merupakan pergerakan pengungsi tercepat di abad ini.

Menurut laporan UNHCR, dari total 1.369.000 pengungsi yang tercatat pada tengah hari Waktu Eropa Tengah pada hari Sabtu, 5 Maret 2022 lebih dari setengahnya, sekitar 756.000 , telah menyeberang ke Polandia.

Sementara itu, lebih dari 100.000 telah tiba di masing-masing Hongaria, Moldova dan Slovakia. Sementara yang lain telah mencapai Rumania dan jumlah yang lebih kecil pergi ke Rusia atau Belarus.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: thenationalnews.com

Tags

Terkini

Terpopuler