Masker itu Keren: Mengapa Kita Harus Peduli tentang ISPA?

- 10 September 2023, 07:37 WIB
 Ilustrasi. Penggunaan masker itu keren, mengapa kita harus peduli tentang ISPA?.
Ilustrasi. Penggunaan masker itu keren, mengapa kita harus peduli tentang ISPA?. /Foto/Ilustrasi/Pixabay/Tumisu

 

 

 

DESKJABAR – Mengapa kesadaran masyarakat masih rendah dalam memakai masker dan mengapa kita semua harus peduli tentang ISPA.

ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) telah menjadi sorotan utama di seluruh dunia sejak pandemi Covid-19 melanda. Meskipun demikian, ada pertanyaan besar yang perlu kita jawab. Mengapa masih ada orang yang enggan memakai masker ketika kasus ISPA sedang tinggi?

ISPA adalah salah satu penyakit yang sangat menular, terutama di musim flu dan saat ada wabah penyakit seperti Covid-19. Ketika kasus ISPA melonjak, sangat penting untuk kita semua memahami bahwa memakai masker bukan hanya tindakan perlindungan diri, tetapi juga tindakan solidaritas kepada sesama.

Baca Juga: Mantan Wakil Wali Kota Tasikmalaya Jatuh Hati Gabung PKS, Ada Misi Khusus di Pilpres 2024

Ini adalah cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk melindungi orang lain dan memperlambat penyebaran penyakit.

Jadi, mengapa masih ada orang yang enggan memakai masker? Salah satu alasan utamanya adalah kurangnya pemahaman tentang ISPA dan betapa seriusnya penyakit ini. Banyak dari kita mungkin tidak tahu bahwa ISPA dapat menyebar dengan cepat dan dapat berakibat fatal, terutama pada orang yang rentan seperti anak-anak, lansia, dan orang dengan penyakit kronis.

Mitos dan Fakta Tentang Masker

Sekarang, mari kita bahas beberapa mitos umum yang mungkin membuat orang ragu-ragu untuk memakai masker:

Baca Juga: SENAM 1.000 Payung Geulis Tasikmalaya siap Ramaikan Haornas Ke-40/2023, Minggu Besok

1. Mitos: Masker Tidak Efektif

Fakta: Penelitian telah menunjukkan bahwa masker dapat mengurangi risiko penularan ISPA sebesar 70% atau lebih. Ini adalah alat yang efektif untuk melindungi diri sendiri dan orang lain.

2. Mitos: Masker Menyulitkan Bernapas

Fakta: Masker yang benar-benar sesuai dengan wajah Anda seharusnya tidak menyulitkan bernapas. Ada berbagai jenis masker yang nyaman dan efektif.

3. Mitos: Hanya Orang Sakit yang Perlu Memakai Masker

Fakta: Meskipun orang yang sakit membutuhkan masker untuk melindungi orang lain, memakai masker juga penting bagi orang sehat untuk mencegah penularan ISPA.

Baca Juga: UPDATE KODE REDEEM FF Hari Ini, 1 Menit yang Lalu, Buruan Klaim, Ada Hadiah Tak Terduga dari Garena, GRATIS

4. Mitos: Pandemi Sudah Berakhir

Fakta: Meskipun vaksinasi telah dilakukan, ISPA masih merupakan ancaman serius. Kita harus tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan.

Jadi, apa yang harus kita lakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memakai masker ketika kasus ISPA sedang tinggi? Pertama-tama, edukasi adalah kuncinya.

Kita semua memiliki peran untuk berbagi informasi yang benar dan meyakinkan orang-orang di sekitar kita tentang pentingnya memakai masker.

Selain itu, pemimpin masyarakat, selebriti, dan influencer dapat memainkan peran penting dalam mengedukasi publik. Mereka memiliki pengaruh besar terutama di kalangan remaja milenial, sehingga pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan dengan lebih efektif.

Baca Juga: Sendang Geulis Kahuripan di Cikalong Wetan, KBB Ini Jadi Wisata Penyegar di Musim Kemarau

Kesadaran masyarakat tentang pentingnya memakai masker saat kasus ISPA sedang tinggi masih rendah, tetapi kita semua memiliki peran untuk mengubahnya. Dengan membagikan informasi yang benar, melawan mitos, dan mendukung penggunaan masker sebagai tindakan solidaritas, kita dapat melindungi diri sendiri dan orang lain dari penyebaran ISPA.

Ingat, masker itu keren, dan kita semua harus peduli tentang ISPA. Mari bersama-sama menjaga kesehatan kita dan komunitas kita dengan memakai masker.

Seperti dikutip DeskJabar.com dari antaranews.com, Kemenkes melaporkan peningkatan kasus ISPA di Jabodetabek sebagai akibat dari polusi yang tinggi.

Menurut Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Jabodetabek meningkat seiring dengan peningkatan tingkat polusi udara.

Berdasarkan data yang disampaikan Imran, kasus ISPA non-pneumonia (menyerang saluran pernafasan dari tenggorokan hingga ke atas, seperti batuk) paling banyak terjadi di Jakarta Timur pada Selasa (5/9), mencapai 3.115 kasus, peningkatan dari 2.419 kasus pada Rabu (30/8).***

Editor: Ferry Indra Permana

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x