Menuju Puncak Gunung Ciremai Bisa Diakses Melalui Lima Jalur Pendakian, Jalur Sadarehe Yang Terbaru

- 7 Februari 2023, 19:34 WIB
Panorama puncak Gunung Ciremai terlihat cerah  dengan latar belakang Gunung Slamet yang berdiri kokoh, Foto diambil Minggu. 5 Februari 2023
Panorama puncak Gunung Ciremai terlihat cerah dengan latar belakang Gunung Slamet yang berdiri kokoh, Foto diambil Minggu. 5 Februari 2023 /Dicky Harisman DeskJabar/

DESKJABAR – Gunung Ciremai merupakan gunung favorit di kalangan pendaki di Jawa Barat. Setiap akhir pekannya banyak pendaki yang melakukan pendakian ke Gunung tertinggi di Jawa Barat ini.

 

Gunung yang memiliki ketinggian 3078 meter dari permukaan air laut ini bisa didaki melalui kabupaten Kuningan dan kabupaten Majalengka Jawa Barat.

Banyak pendaki yang datang ke gunung Ciremai tak hanya dari Jawa Barat saja, beberapa  pendaki dari Jawa Tengah, Jawa Timur hingga ke luar Jawa kerap terlihat melakukan pendakian ke puncak Ciremai.

Baca Juga: Terasering Panyaweuyan, Tempat Wisata Hits dan Viral di Majalengka: Pesona Kebun Sayur di Kaki Gunung Ciremai

Baca Juga: Gunung Ciremai, Majalengka dan Kuningan, Gunung Tertinggi di Jawa Barat, Bertambah Jalur Pendakian

Jika dulu mencapai puncak Ciremai bisa diakses dari tiga jalur pendakian, masing-masing jalur Linggarjati yang dikenal sebagai jalur pendakian tergalak dengan kemiringan trek pendakian mencapai 70 derajat.

 Berikutnya adalah jalur pendakian Palutungan yang meskipun tidak mudah, masih lebih ringan dibandingkan jalur pendakian Palutungan.

Jalur pendakian terakhir menuju puncak Ciremai bisa diakses dari kawasan Maja kabupaten Majalengka melalui jalur Apuy. Jalur ini biasanya direkomendasikan untuk pendaki pemula yang ingin mencapai puncak Ciremai.

Lima Jalur Pendakian

 

Kini mencapai puncak Ciremai bisa diakses melalui lima jalur setelah jalur Linggasana dan jalur Sadarehe dibuka sebagai jalur alternatif yang telah resmi menjadi jalur pendakian ke puncak Ciremai.

Jalur pendakian Linggasana Berada tidak jauh dari pintu masuk jalur pendakian Linggarjati, masih di kabupaten Kuningan, sedangkan jalur pendakian Sadarehe berada di kecamatan Rajagaluh kabupaten Majalengka.

Masing-masing jalur pendakian di Ciremai memiliki karakter trek pendakian yang berbeda, kebanyakan pendaki memilih jalur yang lebih landai terutama bagi pendaki pemula dan pendaki yang berusia lanjut.

Jalur Apuy hingga saat ini menjadi jalur primadona bagi pendaki karena jalur pendakiannya yang tidak terlalu terjal, banyak jalanan mendatar atau bagi pendaki dikenal dengan istilah “bonus” pendakian.

Mencapai jalur Apuy dari Bandung biasanya dilakukan dengan angkutan umum sejenis Elf dengan pemberhentian akhir di terminal Maja, kabupaten Majalengka. 

Dari terminal ini sudah banyak angkutan mobil bak terbuka yang akan mengantarkan pendaki menuju basecamp pendakian Berod.

Booking Pendakian

 

Untuk melakukan pendakian ke gunung Ciremai tidak bisa dilakukan secara on the spot, pendaki harus melakukan booking pendakian terlebih dulu melalui web www.tngciremai.menlhk.go.id.

Sebelum melakukan booking ada baiknya memastikan bahwa pendaki harus berusia minimal 17 tahun. Langkah berikutnya adalah menyiapkan identitas KTP/SIM kemudian isi data yang disediakan dengan jujur.

Jangan lupa untuk mempersiapkan perlengkapan dan logistik pendakian yang mencukupi. Mengingat kondisi alam di  kawasan Ciremai tidak pernah bisa diterka.

Kemudian pastikan kondisi seluruh rombongan pendaki dalam kondisi sehat. Saat ini pendaki akan diminta cek kesehatan terlebih dahulu sebelum melakukan pendakian.

Jumlah rombongan pendaki dalam setiap bookingan minimal empat orang dan maksimal delapan orang. Apabila rombongan melebihi delapan orang maka harus melakukan booking lebih dari satu kali.

Batas waktu yang ditetapkan oleh pengelola adalah  2 hari 1 malam (2D1N). Bila melebihi durasi tersebut dikenakan tarif tambahan.

Untuk menghindari penumpukkan pendaki di setiap pos peristirahatan telah disediakan area camp. 

Pendaki akan diberikan no kavling seperti yang diberlakukan penomoran pada tempat duduk kereta api atau pesawat. Hal ini dilakukan agar pendaki mendapatkan area camp yang memadai.

Pendaki diharapkan koperatif dengan kebijakan yang diberlakukan pengelola untuk keselamatan dan keamanan para pendaki selama melakukan pendakian. 

Selamat melakukan pendakian.*** 

Editor: Sanny Abraham

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x