Melalui wisata, Belanda ingin menunjukkan pada dunia kemajuan yang dibuat mereka pada negeri jajahannya, sekaligus menambah pemasukan baru.
Mereka memberi julukan pada beberapa kota di Indonesia dengan nama-nama populer di Eropa.
Hindia Belanda juga mengikuti pameran pariwisata di sejumlah negara, sehingga julukan-julukan tersebut semakin dikenal dunia, termasuk istilah Paris van Java yang disematkan untuk Bandung.
Beberapa pameran wisata yang diikuti yakni di London (tahun 1851, 1862), di Paris (tahun 1855, 1867, 1878, 1889, 1900), dan di Wina (1873).
Baca Juga: Lesti Kejora Alami KDRT, Dugaan Selingkuhan Rizky Billar Lawan Main di FTV
Pameran pariwisata yang paling utama yakni di Exposition Universelle di Paris (1889) yang menampilkan Le Village Javanais (Kampung Jawa) dengan pertunjukkan kesenian Sunda.
Bandung sendiri menjadi Paris-nya Pulau Jawa atau Paris van Java karena kota ini menjadi pusat fashion dan trend busana kala itu.
Gaya fashion dan berpakaian orang-orang Kota Kembang saat itu sangat berkiblat pada Paris.
Memasuki era 1900-an,ada sebuah toko di Jalan Braga bernama “Aug”, yang merupakan destinasi wisata belanja fesyen bagi mereka yang ingin tampil kekinian saat itu.
Pada 1913, “Aug” berubah nama menjadi “Au Bon Marche Modemagazijn” yang merupakan Bahasa Perancis.